saranginews.com, JAKARTA – Belakangan muncul cerita yang menyentuh unsur religi di Gundukan Jakarta.
Poster foto pasangan Pramono-Rano dengan tulisan “Rebut kembali Jakarta! Setelah 5 tahun sebelumnya dipimpin oleh Anies dan kelompok intoleran.” Disebar pula poster bertuliskan “Ahok siap berdiri di belakang Pramono-Rano. Ahok: Saya bertanggung jawab atas kemenangan Mas Pram dan Bang Rano.
BACA JUGA: Budi Ary Ditelepon Prabowo Subianto, Jadi Menkominfo Lagi?
Menanggapi tersebarnya cerita tersebut, politikus PDIP yang juga perwakilan tim pemenangan Pramono-Rano, Chiko Hakim, menyatakan ada upaya sengaja untuk memusuhi pihak lain yang tidak menyukai Pramono-Rano tersebut. won.
“Mereka bingung melihat Ahoker dan Anak Abah lebih condong mendukung Pramono-Rano. Bahkan simpul dukungan kedua mantan gubernur tersebut sangat aktif memenangkan Pramono-Rano, kata Chiko saat dihubungi di Jakarta, Selasa (15/10).
BACA JUGA: Bavaslu Sebut Pramono-Rano Paling Aktif Kampanye, Hasto: Tunjukkan Energi
Ahmad Fadli, peneliti senior di Trust Indonesia Research and Consulting, berpendapat bahwa masuk akal jika cerita seperti itu muncul dan berkaitan dengan pertarungan Pilkada 2017.
Padahal, kata Fadhli, tidak bisa dipungkiri perselisihan atau konflik yang muncul antara PDIP pendukung Pramono-Rano dengan Gerakan Nasional Perlindungan Fatwa Ulama (GNPF) dan Presidensi Alumni (PA) 212 dimana terdapat adalah.
“Pertama, konflik PDIP dan GNPF atau PA 212 bukan sekedar dongeng. Peristiwa ini terjadi saat PDIP menjadi bagian dari koalisi politik yang menggulingkan Ahok-Djarot, kader asli PDIP pada Pilgub Jakarta 2017. ujar Fadhli.
Peristiwa ini, kata dia, sangat berkesan, misalnya pada masa kampanye Ahok-Djarot yang ditolak di beberapa tempat di Jakarta. Menurut Fadhli, bentrok kader PDIP saat memantau kampanye Ahok-Djarot.
“Akibatnya, perasaan tidak enak ini akan tetap membekas dan tidak mudah untuk pulih. Kader PDIP di Jakarta tidak akan mudah memaafkan dan melupakan konflik Pilkada DKI 2017 yang melibatkan PA 212,” ujarnya.
Sebaliknya. Fadhli mengatakan PA 212 dan FPI pasti tidak akan serta merta menerima calon gubernur yang diusung PDIP.
“Bagi mereka, PDIP adalah musuh ideologis yang mungkin sulit didamaikan dengan sikap politik ulama PA212,” kata Fadhli (mcr10/jpnn). Ayo tonton juga video ini!