saranginews.com, JAKARTA – Guru Besar Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Iswandi Syahputra atas pandangannya atas tuduhan plagiarisme skripsi dan percepatan Menteri Energi dan Sumber Daya Alam Bahlil Lahadalia untuk meraih gelar doktor di Universitas Indonesia (UI).
Menurut Profesor Iswandi, semua disertasi di perguruan tinggi harus melewati paralel dengan tingkat penyajian yang berbeda-beda. Beberapa – dari 20 hingga 35 persen.
BACA JUGA: Profesor Tegu Dartanto: Jabatan Doktor Bahlil Cocok dengan Politik
“Dan Anda harus mengikuti prosesnya melalui semua tahapan ujian hingga Anda mencapai ujian terbuka. Dalam hal ini, saya harus percaya dan menghormati prosedur sekolah menengah di semua sekolah – perguruan tinggi,” kata Iswandi. Senin (21.10).
Doktor lulusan Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta ini juga menegaskan, tidak mungkin kampus besar seperti UI bisa menghasilkan buku ajar untuk ujian umum dengan tingkat plagiarisme yang tinggi, misalnya 40 persen atau lebih.
BACA JUGA: AIMRI: Tesis Bahlil penting selesaikan permasalahan pengolahan nikel
Soal lama studi doktor Bahlil yang hanya 2 tahun, Iswandi mengatakan, sesuai aturan UI, mahasiswa program doktor bisa memperoleh maksimal 24 SKS dalam tiga semester, sehingga totalnya mencapai 72 SKS.
Namun, mahasiswa juga dapat mengambil semester pendek atau semester gap untuk menambah beban SKS yang dituangkan dalam Bab 18 Bab 3 Kurikulum UI.
BACA JUGA: Bahlil Lahadalia Resmi Jadi Doktor Ilmu Pengetahuan, Sarmuji: Berdampak Positif Bagi Kepemimpinan di Golkar
Dengan demikian, batas maksimum perhitungannya adalah 90 SKS selama dua tahun studi, melebihi persyaratan minimal 88 SKS yang diperlukan untuk menyelesaikan program doktor.
“Kalau studi doktor, masa studi di Universitas hanya 2 tahun, ini takdir. Waktu tercepat saya mendapat gelar doktor di UGM hanya 19 bulan, bahkan tidak sampai dua tahun. “Tapi takdirnya bukan jadi menteri,” canda Iswandi.
Terlepas dari dua argumen tersebut, Iswandi memuji kegigihan Bahlil meraih gelar doktor melalui studi pasca doktoral di tengah kesibukannya sebagai menteri.
“Kalau mau, mungkin bisa mendapatkan gelar magister dari universitas ternama di dalam atau di luar negeri tanpa harus mengikuti perkuliahan atau mengerjakan tugas seperti mahasiswa pada umumnya, atau mengikuti ujian terbuka yang persiapannya tidak terlalu mudah,” jelas mantan wakil presiden tersebut. -rektor UIN Sunan Kalijaga.
Hal ini, kata dia, menunjukkan Bahlil serius kuliah di UI, seperti seniornya Akbar Tanjung yang meraih gelar doktor dari UGM atau SBY yang meraih gelar doktor dari IPB.
“Saya harus menghormati Bahlil di sini, karena beliau sebenarnya memilih ‘jalan lambat’ untuk mendapatkan gelar magisternya, dan beliau serius menimba ilmu dan ilmu di universitas hingga mencapai akhir pemahaman ujian magister,” kata Iswandi.
“Kalau tidak percaya sama Bahlil, itu urusan pribadi semua orang. Tentu saja sebagai wakil yang sikapnya terbuka dan spontan, tidak semua orang bisa dipaksa menikah dengan Bahlil,” pungkas Profesor Iswandi. Jepang)