saranginews.com – Pendiri CiGMark Research Setia Dharma mengingatkan para calon pada Pilkada 2024 untuk berhati-hati terhadap isu narkoba, psikoaktif, dan obat-obatan terlarang atau narkotika.
Dia menilai persoalan narkoba yang dikaitkan dengan kandidat di pilkada berpotensi melemahkan kemampuan kandidat untuk terpilih, apalagi jika diketahui mayoritas pemilih termasuk Jambi.
Baca juga: Pemecatan Kapolri Ipada Rudy Soike Melanggar Hak, Harap Dipertimbangkan
Analisa tersebut disampaikan Setia Darma kepada wartawan di Jakarta, Rabu (16/10/2024).
Darma dimintai pendapatnya tentang faktor-faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan elektabilitas seorang calon, khususnya pada Pilgub Jambi 2024.
Baca Baca Juga: Bakso, Kambing Dijual, dan Guru Lecehkan Siswa
Berdasarkan pengalamannya melakukan kajian lanjutan di beberapa daerah, Derma menemukan banyak kasus kandidat yang seleksinya tiba-tiba naik dan tiba-tiba turun.
Meningkatnya elektabilitas calon, selain dipengaruhi oleh besarnya sosialisasi program dan popularitas masyarakat, juga karena banyaknya berkah dari kekalahan lawannya.
Baca Juga: Polda NTT Ungkap Dosa Ipda Rudy Soik, Mafia BBM Terungkap
Secara umum, tsunami politik dapat mengakibatkan diskualifikasi seorang kandidat. Misalnya, para kandidat terlibat dalam banyak aktivitas tidak bermoral dan bahkan kriminal, seperti perjudian, korupsi, dan narkoba.
Berbicara pada Pilgub Jambi, Darma mengatakan para calon harus mewaspadai banyak persoalan ini.
Sebab, jika isu tersebut nyata dan diketahui banyak orang, dampaknya berpotensi melemahkan kemampuan untuk terpilih.
“Jika seorang calon kalah karena terlibat dalam kasus-kasus tersebut di atas, maka secara langsung yang mendapat restu darinya akan menjadi pesaingnya, apalagi jika kontestasi hanya melibatkan dua pasangan calon,” kata Darma.
Kemudian menyinggung teori tentang isu negatif pilkada, rumusan seberapa banyak masyarakat tahu dan seberapa banyak masyarakat percaya.
Jika isu-isu negatif tersebut hanya beredar di kalangan elit, tentu tidak akan terlalu berdampak buruk terhadap pemilu.
“Makanya formulanya banyak yang tahu. Dan begitu tahu, maka masyarakat akan percaya. Kalau kondisi ini diterapkan, maka dipastikan calon yang terkena kasus ini akan menang pemilu, kalah,” ujarnya.
Saat ditanya apakah ada calon peserta Pilgub Jambi yang terdampak isu buruk tersebut, Darma mengaku belum mengetahuinya.
Ia pun mengajak warga Jambi untuk mengetahui siapa saja calon Gubernur Jambi yang terlibat kasus narkoba, misalnya.
Darma berpendapat, masyarakat yang berpengetahuan harusnya dituntut untuk mengetahui keburukan masing-masing calon, agar pemimpin masa depan yang dipilihnya memiliki kualitas yang nyata.
“Pastikan keburukan calon calon diketahui masyarakat sejak lama, jangan sampaikan kepada masyarakat setelah pemilu bahwa pemimpin yang dipilihnya adalah seorang pecandu narkoba atau suka berjudi dan sebagainya. kata Darma.
Baru-baru ini beredar video singkat tentang pengakuan salah satu calon gubernur Jambi tentang masa lalunya yang buruk.
Sang kandidat juga menyebut kehidupan masa lalunya sebagai dunia hitam. Termasuk, yang bersangkutan mengaku kecanduan narkoba (gemuk/jpnn).