saranginews.com, JAKARTA – Perusahaan biofarmasi lokal, PT Etana Biotechnologies Indonesia (Etana) menggandeng Celltrion untuk mendistribusikan obat terapi Herzuma dan Truxima.
Kedua obat tersebut merupakan terapi target lini pertama untuk kanker payudara dan limfoma non-Hodgkin dan terdaftar dalam Formularium Nasional (Fornas) dan e-katalog.
BACA JUGA: Etana dan PrimaQu berkolaborasi untuk meningkatkan cakupan vaksinasi anak di Indonesia
CEO Etana Nathan Tirtana mengatakan kerjasama ini diharapkan dapat memberikan kemudahan akses terhadap pasien kanker yang membutuhkan.
“Kami sangat bersyukur dapat berkolaborasi dengan salah satu perusahaan biofarmasi terbesar di Korea Selatan untuk mengembangkan produk terapi kanker baru ini,” kata Nathan dalam keterangannya, Jumat (15/11).
BACA JUGA: Kunjungi Pabrik Vaksin mRNA, BPOM Apresiasi Pengembangan Etana
Sebagai perusahaan biofarmasi Indonesia, Etana berkomitmen melayani pasien dengan menyediakan produk-produk berkualitas tinggi, terjangkau dan inovatif untuk mendukung pemerintah dalam meningkatkan kesehatan di Indonesia.
Sementara itu, Regional General Manager Celltrion Southeast Asia Ji Tae Kim mengatakan pihaknya berharap kerja sama ini dapat memberikan dampak positif bagi kehidupan pasien yang membutuhkan.
BACA JUGA: Dukung riset dan inovasi di bidang kesehatan, Etana perkuat kerja sama dengan BRIN dan UNSW
“Kemitraan strategis ini memanfaatkan kekuatan dan keahlian kita bersama dan kami berharap ini akan memberikan dampak positif pada kehidupan pasien yang membutuhkan,” kata Ji Tae Kim.
Herzuma adalah terapi bertarget untuk kanker payudara dan perut yang efektif pada kanker yang mengekspresi protein spesifik secara berlebihan yang dikenal sebagai faktor pertumbuhan epidermal manusia 2 (HER-2).
Truxima (rituximab) adalah terapi bertarget anti-CD20 yang digunakan untuk mengobati leukemia limfositik kronis, limfoma folikular, dan limfoma non-Hodgkin.
Selain itu, obat ini juga dapat digunakan untuk mengatasi peradangan pada sendi (rheumatoid arthritis) ketika terapi lain tidak efektif.
Herzuma dan Truxima mendapat persetujuan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) pada tahun 2017 dan 2018, serta Badan Obat Eropa (EMA).
Kedua obat ini dijual di lebih dari 110 negara di dunia, kata Ji Tae Kim. (jlo/jpnn)