saranginews.com, BAKU – Turut serta menjadi anggota delegasi Indonesia pada Konferensi Para Pihak (COP) PBB tentang Perubahan Iklim ke-29 di Azerbaijan, PT Pupuk Indonesia (Persero) menegaskan posisi Indonesia dalam transisi energi hijau global melalui Initiative for amonia hijau. Proyek Aceh (GAIA) yang akan menjadi fasilitas hibrida amonia hijau pertama di dunia.
Proyek tersebut menggunakan pabrik amoniak milik Pupuk Iskandar Muda (PIM), anak perusahaan di Aceh, Pupuk Indonesia.
Baca Juga: Kejuaraan Nasional Angkat Besi Junior Indonesia 2024 Atlet Asal Aceh Hingga Dataran Tinggi Papua Berburu
Selain memproduksi amonia dari bahan baku gas alam, pabrik tersebut juga akan memproduksi amonia hijau dari hidrogen yang dihasilkan melalui proses elektrolisis air.
“Proyek GAIA tidak hanya merupakan upaya peningkatan efisiensi penggunaan aset yang ada, tetapi juga inovasi kami untuk menciptakan solusi berkelanjutan yang berdampak positif terhadap lingkungan, perekonomian, dan mendukung ketahanan pangan dan energi,” kata Pupuk Indonesia. Ketua Direktur Rahmad Pribadi.
Baca juga: Pupuk Indonesia Tegaskan Kembali Dukungan Swasembada Pangan di Bawah Pemerintahan Prabowo-Gibran
Jika amonia hijau ini dapat diproduksi secara terus menerus, Indonesia berpotensi menjadi komoditas strategis yang bernilai ekonomi tinggi seiring meningkatnya permintaan global, tambah Rahmad. Tentunya mendukung pencapaian tujuan net zero emisi Indonesia pada tahun 2060.
Untuk mewujudkan hal tersebut, Pupuk Indonesia telah bermitra dengan dua perusahaan di Jepang, Toyo Engineering Corporation dan ITOCHU Corporation, yang mendukung rantai nilai produksi dan distribusi amonia ramah lingkungan.
Baca juga: Pupuk Indonesia Berkontribusi di Angkat Besi, Raih Medali Emas Olimpiade
Kerja sama ini tidak hanya mempercepat implementasi teknologi rendah karbon di Indonesia, namun juga mencerminkan komitmen Pupuk Indonesia dalam melawan perubahan iklim melalui kerja sama internasional.
Dengan menggabungkan keahlian dari berbagai negara, Proyek GAIA diharapkan dapat menjadi solusi energi ramah lingkungan yang memberikan dampak positif secara global dan memperkuat posisi Indonesia dalam peta transisi energi ramah lingkungan dunia.
Dalam ekosistem Project GAIA, listrik untuk produksi hidrogen hijau berasal dari sumber energi terbarukan yang disediakan oleh PLN, teknologi desain dan konstruksi atau EPC dari Toyo, dan dukungan rantai pasokan bahan bakar kapal (marine bunkering) dari ITOCHU.
Proyek GAIA bertujuan untuk mempercepat hilirisasi industri kimia Indonesia, yang mendukung keberlanjutan melalui energi terbarukan.
Proyek ini akan menjadikan Indonesia pemimpin dalam produksi hibrida amonia ramah lingkungan, yang tidak hanya berguna untuk keperluan dalam negeri, namun juga sebagai komoditas bernilai tinggi untuk ekspor.
Kedepannya, model bisnis ini dapat direplikasi di fasilitas produksi amonia lainnya di Indonesia, bahkan internasional, sehingga mendukung hilirisasi berkelanjutan dengan menggunakan energi ramah lingkungan.
Manfaat ekonomi dan lingkungan dari proyek GAIA
Proyek GAIA diharapkan dapat memberikan kontribusi positif terhadap perekonomian Indonesia. Selain mendatangkan investasi, proyek ini tentunya akan menciptakan lapangan kerja baru di sektor energi ramah lingkungan.
Selain itu, dalam jangka panjang, proyek GAIA dapat diperluas ke fasilitas produksi amonia lainnya di Indonesia bahkan luar negeri.
Perluasan model bisnis proyek GAIA ke fasilitas produksi amoniak Pupuk Indonesia Group diharapkan dapat menjamin pasokan bahan baku pupuk ramah lingkungan di masa depan.
Hal ini penting mengingat pupuk berkontribusi terhadap peningkatan produktivitas pertanian, sehingga memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri dan daerah.
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Arun, Lokseumave yang menjadi lokasi proyek GAIA menyediakan infrastruktur yang mendukung investasi hijau dan mempercepat realisasi potensi ekonomi proyek.
Dengan lebih dari 50 tahun keahlian dan pengalaman dalam produksi, penyimpanan dan distribusi amonia, Pupuk Indonesia memiliki posisi strategis untuk menjadikan Indonesia pemain utama amonia ramah lingkungan secara global.
Karena selain pupuk dan pangan, pengembangan amonia hijau juga dapat membantu sektor maritim global yang diprediksi akan mengadopsi amonia hijau sebagai bahan bakar ramah lingkungan pada tahun 2050.
“Melalui proyek GAIA, Pupuk Indonesia menjadi yang terdepan dalam inovasi teknologi rendah karbon. “Inisiatif ini tidak hanya menjadi tonggak dekarbonisasi industri pupuk nasional, namun berpotensi menjadi model bagi negara lain yang ingin mengembangkan amonia hijau,” tutup Rahmad. (Dil/JPNN)