saranginews.com, JAKARTA – Pakar hukum tata negara Margarito, Kamis, menyoroti pentingnya kepemimpinan dalam penegakan hukum.
“Tidak ada sejarah penegakan hukum yang tidak ada hubungannya dengan kepemimpinan. Hakikat penegakan hukum adalah kepemimpinan,” kata Margarito, Kamis, saat debat Dialektika Demokrasi bertajuk Mendukung Upaya Pemerintah dalam Penegakan Hukum di Media Center DPR, Kamis (11/1). 14/2024).
BACA JUGA: Raja Juli bertemu Kapolri bahas penegakan hukum kehutanan
Debat yang digelar Koordinator Jurnalis Parlemen (KWP) bekerja sama dengan Kantor Berita DPR RI ini menghadirkan empat narasumber yakni Anggota Komite III DPR RI Nasir Djamil, Anggota DPR III RPD Rudianto Lallo, Guru Besar Hukum Tata Negara, Profesor Dr. Andi Muhammad Asrun dan pengacara Nicholas J KiliKily.
Dalam kesempatan itu, Margarito pada Kamis ini menaruh harapannya kepada Presiden Prabowo Subianto terkait upayanya dalam melindungi rakyat.
BACA JUGA: Bea Cukai Berkomitmen Tingkatkan Pengawasan dan Kepatuhan di Perairan Indonesia
“Jujur saya sampaikan apa yang diutarakan Presiden Prabowo adalah melindungi rakyat. Pidato pertamanya disampaikan saat menjadi presiden,” kata Margarito.
Namun Margarito mempertanyakan seberapa baik struktur yang akan dibangun agar kasus mafia tanah Bali, kasus guru, dan kasus lainnya tidak terulang kembali.
BACA JUGA: BPIP: Cegah melemahnya budaya hukum melalui kepatuhan terhadap etika berbangsa dan bernegara
Kamis ini, Margarito mengapresiasi langkah Komisi III DPR RI yang mulai mengedepankan keadilan dan melakukan konsolidasi dalam pemajuan kemanusiaan.
Salah satunya Komisi III DPR yang mengundang Kapolda NTT dan Kapolda Sulsel.
“Kami juga menaruh harapan kepada Komisi III DPR tentang pengawasan penegakan hukum,” kata Margarito, Kamis.
Sementara itu, Nicholas J. KiliKily meminta Komisi III DPR memanggil Kapolda Bali karena ada petugas polisi yang diduga tidak mengikuti prosedur dalam menjalankan tugasnya (ven/jpnn).