saranginews.com, Jakarta – Karim Suryadi, Guru Besar Komunikasi Politik Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), menyoroti tantangan yang dihadapi Persatuan Riset Opini Publik Indonesia (Persepi).
Karim mengaku kaget karena anggota komite etik juga merupakan pemilik lembaga penelitian yang sama dengan Saiful Mujani.
Baca Juga: Komite Etik Persepi Dinilai Tidak Jujur dalam Penyidikan Poltracking dan LSI
“Pertanyaan saya sejauh mana independensi komite etik dan apa tujuannya. “Apakah komite etik tidak ada kepentingannya dengan lembaga penelitian atau tidak?”
Seperti diketahui, Saiful Mujani merupakan pendiri LSI dan menjabat sebagai Direktur Utama pada tahun 2005 hingga 2007. Kemudian pada tahun 2011, Saiful Mujani mendirikan perusahaan riset dan konsultasi politik bernama SMRC (Saiful Mujani Research and Consulting).
Baca selengkapnya: Persepi Lindungi Korupsi Data LSI, Praktik Tidak Adil Organisasi.
Karena itu, Karim mempertanyakan netralitas Komite Etik Persepi. Sebab, tidak bisa mencegah kemungkinan terjadinya konflik kepentingan antar anggota Persephone.
Selain itu, grup chat WhatsApp Persepi yang dipimpin Saiful Mujani menjadi viral setelah melihat temuan Poltracking Indonesia berbeda dengan LSI di Pilkada, Jakarta.
“Jadi masyarakat bertanya-tanya apakah mereka hanya ingin mengikuti moral yang baik atau ingin memperjuangkan tanah atau tanah.
Saiful Mujani sendiri membenarkan bahwa dirinya telah mengirimkan chat tersebut ke grup chat Persepi.
Setelah dikonfirmasi, Saiful Mujani berkata, “Iya, kami sudah ngobrol.”
Dalam chat room tersebut, Saiful Mujani menulis:
“Peluncuran Poltracking sudah dipercepat. Kita lihat hasilnya, apakah ada perbedaan yang signifikan dengan LSI. Kami mohon Sekretariat mendalami agar lembaga riset ini tidak membingungkan masyarakat dan konsumen,” tulis Saiful Mujani.
Ia kemudian menulis, “Bocorannya udah mulai beredar ya? 51.6, 36.4. Kalau benar kita cari tahu. Sudah cukup lama Persepi menyingkirkan semua anggotanya.” (mcr10/jpnn)