saranginews.com, JAKARTA – Kabid Kesehatan, Penasihat Partai Kebangkitan Bangsa (PKN), Dr. Ainjar Setya Vidarti, MARS, mengatakan pihaknya sangat serius dalam meredam resesi di Indonesia.
Berdasarkan data yang ditemukannya, banyak kendala yang harus diatasi dan pihaknya siap mengendalikannya.
BACA JUGA: Pemerintah Kota Palembang mencanangkan Dapur Sehat untuk mengentaskan kemiskinan
“Ada beberapa kendala yang muncul akibat masalah stunting. “Saya ingin mencoba mengambil contoh, ternyata banyak daerah yang menyembunyikan situasi keterbelakangan,” kata Ainjar saat diskusi Nusantara dalam rangka Hari Kesehatan Nasional di Markas PKN, Selasa (12/11/2024).
Peserta lain dalam diskusi ini adalah Dr. Lucy Vidasari.
BACA JUGA: Bekerja sama dengan UNSIKA, Peruri memperluas program stunt di Karawang
Ainjar menjelaskan, salah satu kendalanya datang dari zona-zona yang membentang pada sasaran-sasaran kecil agar jumlahnya tidak berpindah-pindah.
“Saat ini untuk melakukan hal tersebut harus melalui beberapa kabupaten terlebih dahulu untuk melaksanakan program yang tepat dan tidak berbasis riset,” kata Ainjar.
BACA JUGA: Tersenyum Ropia, Khoiri tetap tertinggal berkat program Ketapang Kuning
Ainjar berpendapat bahwa jika langkah-langkah yang bertujuan untuk mengurangi pertumbuhan semak tidak dilakukan secara serius, maka tujuan pengurangan pertumbuhan semak dalam waktu 3 tahun tidak akan berhasil.
Oleh karena itu, kita harus memiliki komitmen bersama untuk bekerja keras dan fokus pada penurunan stunting, kata Ainjar.
Menurut Ainjar, dr Lucy Vidasari menekankan pentingnya transformasi kesehatan sebagai salah satu landasan pencapaian visi Indonesia Emas 2045.
“Fokusnya adalah menciptakan generasi yang sehat, cerdas, dan produktif,” tegas Dr. Lucy.
Untuk alasan ini Dr. Lucy mencatat, Program Percepatan Stunting (PPS) merupakan salah satu faktor kunci yang diharapkan dapat menjadi langkah awal penurunan target prevalensi stunting sebesar 14 persen pada tahun 2024.
“Kondisi upaya penurunan stunting saat ini belum optimal, karena penurunan prevalensi stunting dalam setahun terakhir hanya sebesar 0,1 persen,” ujarnya.
Oleh karena itu, ia pun mendorong cara mendapatkan sumber daya manusia (SDM) berkualitas di masa depan dengan menjamin 1000 hari pertama kehidupan.
“Pencegahan stunting tidak bisa ditunda lagi dan harus difokuskan pada 1000 hari pertama kehidupan anak (HPK) yang merupakan tahapan paling kritis. Pada tahap ini perlu dilakukan upaya yang konsisten untuk memberikan nutrisi, imunisasi, dan lingkungan yang bersih agar anak tumbuh sehat,” kata Dr. Lucy (fr/JPNN)