saranginews.com – PALEMBANG – Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti menilai peran guru honorer masih diperlukan.
Mu’ti menyatakan, pihaknya tidak berencana menghilangkan guru honorer, mengingat perannya dalam ekosistem pendidikan Indonesia dinilai penting.
BACA JUGA: Alasan Utama Gagal Kehormatan di Pilkada PPPK 2024, Oalah
“Kami tidak ada rencana untuk menghilangkan guru besar honorer karena kami masih sangat membutuhkan kedudukan dan peran guru besar honorer,” kata Abdul Mu’ti saat ditemui di gedung Balai Mobilisasi Guru Provinsi Sumsel. , Palembang Jumat (1/11).
Saya yakin kehadiran guru honorer merupakan solusi dari dua persoalan terkait ketersediaan guru di Indonesia. Dua permasalahan tersebut adalah sebaran di berbagai daerah dan ketersediaan dosen pada bidang studi tertentu.
BACA JUGA: Hore Guru Honorer 2025 Diangkat Jadi PNS
“Utamanya terkait ketersediaan guru pada bidang studi tertentu. Secara nasional, jumlah guru kita memang mencukupi. Persoalan kita adalah sebaran guru,” ujarnya.
Muti tidak menutup kemungkinan, dengan dukungan dana yang cukup, pihaknya akan menjaring lebih banyak guru besar honorer untuk menjadi guru besar pada bidang studi yang masih membutuhkannya.
BACA JUGA: Sekjen Muhammadiyah Abdul Muti Menolak Jadi Wakil Menteri, Cek Alasannya
“Tidak menutup kemungkinan juga, misalnya anggaran memungkinkan, kita bisa merekrut guru untuk beberapa bidang studi,” ujarnya.
Menteri Pendidikan Dasar Abdul Mu’ti dikabarkan mencanangkan Bulan Guru Nasional untuk memperingati Hari Guru Nasional (HGN) yang jatuh pada 25 November.
Mu’ti mengatakan, Presiden Prabowo Subianto mempunyai visi sumber daya manusia yang hebat melalui pendidikan, yakni 13 tahun belajar.
“Memang saat ini kami sedang berupaya meningkatkan pelayanan pendidikan bagi semua dan menerapkan wajib belajar 13 tahun,” ujarnya.
Ia mengungkapkan tiga upaya peningkatan kualitas guru di Indonesia untuk menciptakan pendidikan berkualitas dan menghasilkan sumber daya manusia unggul.
Mu’ti menjelaskan upaya pertama mengenai sertifikasi guru, ia menyatakan tidak semua guru di Indonesia memiliki ijazah akademik Diploma 4 (D4) atau Strata 1 (S1).
Oleh karena itu, Kementerian Pendidikan Dasar membantu guru untuk memperoleh gelar D4 atau S1 melalui program beasiswa atau bantuan pendidikan.
Upaya lainnya adalah dengan meningkatkan kompetensi guru. Abdul menyatakan, ada empat keterampilan guru yang ingin dicapai yaitu kompetensi akademik, kompetensi pedagogik, kompetensi sosial, dan kompetensi moral.
Oleh karena itu, pihaknya terus meningkatkan pendidikan profesi guru (PPG), salah satunya dengan penambahan bahan ajar dan pembelajaran nilai bagi calon guru.
Yang ketiga adalah peningkatan kesejahteraan guru, karena kualitas dan mutu guru diyakini ditentukan oleh kesejahteraannya. Oleh karena itu, Mu’ti menyatakan pihaknya berkomitmen untuk meningkatkan kesejahteraan guru Indonesia. (antara/jpnn)Ayo tonton juga video ini!