saranginews.com – Jakarta – Penelitian menunjukkan bahwa perokok yang beralih ke produk tembakau alternatif mengalami peningkatan kualitas kesehatan gusi dan jaringan gigi.
Produk tembakau alternatif yang bermasalah antara lain rokok elektrik dan produk tembakau yang dipanaskan. dan kantong nikotin
Baca selengkapnya: Para peneliti dan ahli sepakat bahwa pajak cukai rokok perlu ditingkatkan untuk mengurangi jumlah perokok.
Penelitian yang dilakukan bernama Smile Study, hasil kerja sama Unped dengan Center of Excellence for the Acceleration of Harm Reduction (CoEHAR) di University of Catania Italia.
Hal tersebut diungkapkan guru besar Fakultas Kedokteran Gigi tersebut. Universitas Pacjaran (FKG Unped) Guru Besar Dr. Amalia Dr. M.Sc.
Baca selengkapnya: Ceramah Sains Tak Berbayar: 80 Tahun Profesor Romley Atmasmita
Ia mengatakan produk tembakau alternatif seperti rokok elektrik dan produk tembakau yang dipanaskan Tetap menghantarkan nikotin tanpa sistem penghantaran nikotin bebas pembakaran.
“Tidak adanya produk pembakaran seperti TAR dan racun mengurangi risiko produksi sekitar 90 persen,” Profesor Amalia berbicara tentang penelitian tersebut dan merilis podcast Universitas Padjadjaran (HARD Talk). Topik ‘Mendukung Jaringan Gusi dan Kesehatan Gigi’ di Halaman YouTube Perokok VS Pengguna Vape Selasa (8/10)
Baca selengkapnya: Universitas Padjadjaran dan Universitas Catania mempelajari pengurangan dampak buruk dari tembakau alternatif
Menurut Profesor Amalia, subjek penelitian studi SMILE, dia adalah seorang perokok. Pengguna produk tembakau alternatif yang berhenti merokok dan bukan perokok berusia 18-45 tahun.
Penelitian tersebut diujikan pada 15 partisipan dalam uji coba yang berlangsung selama 18 bulan.
Tujuannya adalah untuk membandingkan efek oral antar kelompok eksperimen.
Variabel pertama dalam penelitian ini mengamati kesehatan gusi. Hal ini disebabkan gusi perokok menjadi hitam akibat penyempitan pembuluh darah.
Kedua, penumpukan plak memperburuk kesehatan gigi. Plak merupakan koloni bakteri yang menempel pada permukaan gigi.
Ketiga, kadar antioksidan Yang keempat adalah penanda pengeroposan tulang.
Profesor Amalia menjelaskan, orang yang merokok lebih berisiko mengalami kerusakan gigi.
Variabel kelima merupakan penanda adanya peradangan di seluruh tubuh yang juga menjadi faktor risiko penyakit jantung. “Satu hal lagi tentang warna gigi. Sepertinya orang yang merokok memiliki gigi berwarna hitam atau kuning. “Kalau digerakkan, giginya jadi lebih putih,” ujarnya.
Profesor Amalia juga mengatakan penelitian menunjukkan bahwa produk tembakau alternatif mengurangi risiko yang terkait dengan merokok. Pengguna produk tembakau alternatif yang mengubah kebiasaannya mengalami penurunan tingkat penanda kerusakan tulang pada gigi secara signifikan. Artinya peradangan di seluruh tubuh juga berkurang.
“Di antara pengguna vape, penumpukan plak di gigi juga berkurang dibandingkan mereka yang terus merokok. Gigi mereka juga tetap bersih, tidak seperti perokok yang memiliki gigi hitam atau kuning. Selain itu, penanda penyakit jantung pada perokok akan hilang dalam tiga bulan pertama merokok. Uji coba produk tembakau juga menurun,” ujarnya.
Antioksidan akan habis ketika tubuh terkena radikal bebas. Profesor Amalia mengatakan, rokok mengandung radikal bebas yang tinggi sehingga antioksidan pada perokok menjadi berkurang.
Sedangkan mereka yang beralih ke produk tembakau alternatif justru mengalami peningkatan antioksidan.
Menurut Studi Senyum Prof. Amalia, hal terbaik bagi perokok adalah berhenti merokok.
“Namun Kita harus menyadari bahwa banyak perokok tidak mampu berhenti sepenuhnya. Sehingga mereka bisa diberikan pilihan untuk beralih dari rokok ke produk tembakau alternatif,” ujarnya.
Kedepannya, Profesor Amalia berharap pemerintah dan pengambil kebijakan mempertimbangkan hasil penelitian lokal untuk dijadikan masukan dalam mengambil kebijakan. Khususnya mengenai penggunaan produk tembakau alternatif untuk mengurangi risiko merokok.
Selain untuk tujuan kesehatan masyarakat Temuan penelitian juga dapat digunakan untuk merumuskan kebijakan berbasis fakta atau kebijakan berbasis bukti.
“Produk tembakau alternatif tidak bisa dibandingkan dengan rokok. Risiko lebih rendah Jadi jangan disamakan dengan rokok karena risikonya berkurang sekitar 90%,” kata Profesor Amalia (gir/jpnn).
Baca artikel lainnya… APHRF 2024: Perokok mempunyai hak untuk mengakses produk tembakau alternatif yang berisiko rendah.