Peningkatan Kesejahteraan dan Kompetensi Guru Menjadi Pilar Penting Merdeka Belajar

saranginews.com, Jakarta – Guru berperan penting dalam membangun kualitas pendidikan di Indonesia.

Sebagai salah satu pilar utama pendidikan, peran guru tidak hanya sekedar mengajar, namun juga membimbing dan memotivasi siswa untuk mencapai jenjang tertingginya.

Baca Juga: Kemendikbud akselerasi digitalisasi pendidikan lewat platform teknologi

Tanpa dukungan dan peningkatan taraf hidup dan tenaga para guru, akan sulit mewujudkan impian besar pendidikan berkualitas di Indonesia.

Untuk itu, pemerintah terus melakukan berbagai langkah strategis untuk meningkatkan kesejahteraan guru dan membangun kapasitas guna menjawab tantangan pendidikan saat ini.

Baca juga: Promosi Guru TIK Daerah 3T Kemendikbud dan Kemenkominfo. 

Salah satu capaian terpentingnya adalah diangkatnya lebih dari 700.000 guru honorer untuk diangkat menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN) melalui Program Kontrak Pelayanan Publik (PPPK).

Kepindahan ini bukan merupakan jaminan pekerjaan bagi para guru, setelah bertahun-tahun tanpa jabatan sejak 2018.

Baca juga: Dirjen Nunak: Masuk PPPK 2024, Lulusan PPG Tak Akan Ganti Jabatan Honorer Guru

Ini akan sangat meningkatkan kualitas hidup mereka.

Sebagai ASN PPPK, guru mempunyai akses terhadap berbagai fasilitas dan tunjangan yang sebelumnya sulit diakses demi menjaga kestabilan kehidupan dirinya dan keluarganya.

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Agustus 2024, pada tahun 2020 saat pertama kali PPPK ASN diluncurkan, terdapat lebih dari 1,2 juta guru non-ASN.

Sebanyak 774.999 guru ASN PPPK telah dilantik pada periode 2021 hingga 2023.

Jumlah guru ASN meningkat dalam tiga tahun terakhir sebesar 61%.

Saat ini, masih terdapat 496.174 guru non-ASN di sekolah negeri yang berada di bawah yurisdiksi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Saat ini, pada tahun 2024, pemerintah daerah telah mengusulkan 241.853 struktur ASN PPPK yang diharapkan dapat membantu mengurangi jumlah guru non-ASN.

“Guru yang mencintai pekerjaannya harus sukses. Kita berharap semua guru terhormat menjadi ASN,” kata Direktur Jenderal GTK Kemendikbudristek Nunuk Suryani di Jakarta beberapa waktu lalu.

Komitmen pemerintah tidak berhenti sampai di situ.

Memberikan dukungan profesional dan dukungan motivasi kepada guru non-ASN merupakan faktor kunci dalam meningkatkan taraf hidup guru.

Berbeda dengan tahun lalu yang seluruhnya disalurkan selama satu tahun, pada tahun 2024 pemberian insentif guru non-ASN akan disalurkan setiap semester.

Insentifnya maksimal Rp300 ribu per bulan untuk guru formal dan Rp200 ribu per bulan untuk guru informal.

Selain perbaikan taraf hidup, pemerintah juga fokus pada peningkatan kualitas guru sebagai bagian dari upaya membangun pendidikan berkualitas.

Mempromosikan Pendidikan Guru (PGP) adalah salah satu tujuan utama program ini.

PGP adalah program pengembangan profesional berkelanjutan yang berfokus pada pembelajaran kepemimpinan melalui pembinaan dan pendampingan.

Melalui program ini, guru diharapkan dapat menggerakkan komunitas belajar di wilayahnya untuk menciptakan mata pelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa.

Dalam empat tahun sejak 2020, sudah lebih dari 90.000 guru profesional (CGP) yang mengikuti program ini, jumlah lulusannya mencapai 61.256 guru.

PGP kini telah memasuki kelas kesebelas dengan jumlah guru peserta sebanyak 32.279 orang yang akan mengikuti pendidikan selama 6 bulan terhitung tanggal 13 Juni hingga 23 Desember 2024.

“Melalui PGP, kami berupaya melahirkan generasi baru pemimpin pendidikan Indonesia, yaitu guru yang memperlakukan siswa dengan penuh rasa hormat, guru yang mengutamakan siswa dalam segala pengambilan keputusan, baik itu kepala sekolah, pengawas sekolah, atau jenis pendidikan lainnya. , pimpinan pendidikan lainnya,” kata Dirjen Nunak.

Program ini, lanjut Dirjen Nunak, penting untuk meningkatkan kapasitas guru secara besar-besaran dan menjadi agen perubahan di sekolahnya.

Ia juga mengatakan, lebih dari dua belas ribu guru yang termotivasi telah diangkat menjadi kepala sekolah.

Ia mengatakan, saat ini sudah ada 12.400 guru mengemudi yang menjadi kepala sekolah, dan diperkirakan jumlah tersebut akan terus meningkat di masa mendatang.

Selain itu, Kemendikbud juga menawarkan Platform Merdeka Mengajar (PMM) yang hadir sebagai solusi peningkatan kompetensi guru.

PMM memberikan akses terhadap berbagai sumber belajar, pelatihan dan pengajaran yang dapat disampaikan kapan saja dan dimana saja.

PMM juga berfungsi sebagai cara bagi guru untuk berbagi praktik terbaik dan memberikan umpan balik untuk menciptakan komunitas belajar yang dinamis dan kolaboratif.

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nadim Makaram mengatakan melalui PMM, guru tidak hanya akan meningkatkan keterampilan individunya tetapi juga membantu meningkatkan potensi rekan-rekannya di Indonesia.

“Ini adalah permintaan untuk menggunakan Kurikulum Merdeka dan belajar menjadi guru yang lebih baik,” ujarnya.

Dengan kegiatan seperti ini, kata Menteri Nadim, pemerintah berupaya menjadikan guru sebagai pilar utama peningkatan mutu pendidikan di Indonesia.

Terus meningkatkan taraf hidup dan kemampuan guru menjadi prioritas Merdeka Belger dan akan melahirkan bangsa yang bijaksana, kreatif dan siap menghadapi tantangan dunia. (mrk/jpnn)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *