saranginews.com, JAKARTA – Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) berencana mencalonkan dua kadernya, Pramono Anung dan Rano Karno, pada Pilgub Jakarta.
Satio Purwanto, Direktur Eksekutif Indonesia Demokrasi Policy Watch, menduga PDIP saat ini sedang dibajak oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
BACA JUGA: Berikut analisis Pengamat apakah PDIP mendukung Pramono di Jakarta.
Sebab, partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu tak bisa mendukung Anies Basvedani.
“Buta huruf, mereka jatuh ke dalam perangkap lagi. Karena calonnya adalah wakil DPR dan saat ini masih nyaman menjadi staf Jokowi, kata Satyo dalam keterangannya, Rabu (28/8).
BACA JUGA: PDIP Usung Anies atau Pramono Anung-Rano Karno di Pilkada Jakarta? Ini Informasi Terbaru dari Chico
Satyo mengatakan, Pramono Anung merupakan pejabat di pemerintahan Jokowi yang menjabat sebagai Menteri Luar Negeri.
Satyo menilai PDIP harus bisa membaca situasi dan kondisi saat ini.
BACA JUGA: PDIP sudah memutuskan apakah peluang Ani sudah lewat.
Pasalnya, mahasiswa dan sebagian masyarakat turun ke jalan untuk berdemonstrasi menjaga demokrasi.
Mulai dari penculikan dinasti Jokowi hingga revisi undang-undang pilkada yang akhirnya dilandasi oleh gempuran demonstrasi massa hampir di seluruh Indonesia, ujarnya.
Menurut Satyo, momentum tersebut akan maksimal jika PDIP mencalonkan Anies Baswedan.
Pasalnya, aktivis buruh itu menilai citra Anies adalah simbol demokrasi dan perubahan.
Momentum tiket emas bersama Anies, berdasarkan survei internal yang memiliki kekuatan 57 persen, seharusnya bisa memberikan multiplier effect untuk mengangkat suara PDIP secara nasional, kata Satyo.
Di sisi lain, PDIP akan meraih simpati dan dukungan puluhan juta suara pendukung Anies Baswedan di seluruh Indonesia dan luar negeri.
“Jika momentum dan peluang rebound PDIP tidak dimanfaatkan dengan baik, apakah patut diduga PDIP sedang tertekan atau malah tersandera ancaman sprindik?” (mcr10/jpnn) Jangan lewatkan video terbarunya.