saranginews.com, Jakarta – Wakil Ketua MPR Eddy Baskoro Yudoyono mengatakan kehadiran perempuan berdaya dan pemberdayaan perempuan Indonesia sangat penting untuk dioptimalkan.
Hal itu diungkapkan Ibas pada Webinar Kongres Perempuan Indonesia (Kowani) dengan topik “Peran Parlemen dalam Mewujudkan Generasi Perempuan Bertanggung Jawab”.
Baca juga: Ibass Demokrat Himbau Generasi Muda Berhenti Suka Flashing, Kreatif dan Produktif.
Dalam kesempatan itu, Ibas mengajak seluruh peserta untuk melihat perempuan Indonesia dulu, sekarang, dan masa depan. Dimulai dari sejarah dan cita-cita bangsa
Ibas mengatakan perempuan Indonesia menghadapi banyak tantangan, mulai dari keterbelakangan, melawan ketidaktahuan, hingga mencapai kesetaraan gender dalam pembangunan negara.
Baca juga: Ibas Bicara Komitmen RI Terhadap Pembangunan Berkelanjutan, Pimpin Delegasi GKSB DPR ke Uzbekistan
Menyebutkan banyak pahlawan, mulai dari Nike Dion yang berdiri teguh melawan pasukan Belanda.
Reden Aseng Kartini yang memperjuangkan persamaan hak perempuan dalam mengenyam pendidikan. Hingga Devi Sartika mengajari mereka membaca, menulis, berhitung, menjahit dan mengajarkan ajaran agama.
Makanya pertanyaannya, maukah kita memberdayakan perempuan? Bagi saya, perempuan yang berdaya adalah mereka yang paham dan tahu (nilainya),” ujar Ketua Fraksi DRP RI Partai Demokrat itu.
Menurut Ibas, perempuan berdaya adalah perempuan yang benar-benar sadar akan potensi dirinya dan tidak ragu untuk menjadi apa yang diinginkannya, apa pun profesinya, apa pun bidangnya.
“Berkembang, berdaya bukan berarti bisa melakukan semuanya sendiri. Bukan berarti bisa sombong dan menang serta tidak membutuhkan dukungan orang lain,” ujarnya.
Lanjut Ibas, mereka yang mensyukuri pemberdayaan bisa saja berpendapat dan mengakui bahwa dirinya berdaya karena adanya dukungan lingkungan yang memungkinkan perempuan berdaya bisa berjalan dengan lancar, sukses, dan bahagia.
Setelah itu, Ibas bertanya: ‘Apakah kita perlu lebih memberdayakan perempuan?’
Kuncinya adalah pendidikan dan kasih sayang. Perempuan mempunyai peran penting sebagai pendidik keluarga yang pertama dan utama.
“Perempuan juga berperan dalam pendidikan formal dan nonformal yang mengajarkan keimanan, ibadah, etika, akal sehat, dan kasih sayang,” ujarnya.
Oleh karena itu, menurut Ibas, mudah bagi perempuan dalam konteks parlemen dan pemerintahan untuk membantu mengawasi 20 persen anggaran pendidikan dari APBN.
Perempuan berperan aktif dalam mengawal program Kartu Indonesia Pintar, UKT Uang Kuliah Tunggal, dan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP Pendidikan).
Ibas (mcr10/jpnn) menyimpulkan bahwa “agar kita bisa memberantas buta huruf dan kejadian anak putus sekolah.”