saranginews.com – JAKARTA – Kritikus Media Sosial Agustin Edy Kristianto menegaskan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir.
Ia memperkirakan Erick tidak bisa menerapkan UU BUMN lengkap dengan UU Cipta Kerja (penerima).
Baca juga: Timnas Indonesia Dihancurkan di Kandang Tiongkok, Erick Thohir Bersiap untuk Tahapan Penting
Menurut dia, dalam pasal 2 undang-undang tersebut, terdapat lima atau enam tujuan pokok yang harus dipenuhi BUMN, namun tampaknya hal tersebut tidak dapat dicapai.
Salah satu tujuan yang paling ditekankan oleh Agustinus adalah agar BUMN bekerja untuk mendukung masyarakat miskin dan koperasi dari kelompok ekonomi lemah.
BACA JUGA: Erick Thohir Pekerja Keras dan Setia, Layak Disandingkan dengan Prabowo.
“Beliau (Menteri BUMN) tidak membantu pengusaha dengan menghilangkan utang-utang yang melemahkan,” kata Agustin dalam diskusi media bertemakan “Penyempurnaan Evaluasi Menteri BUMN Jokowi-Ma’ruf” di Synergi Kawal BUMN di Batavia, Kamis. 17/10).
Oleh karena itu, Agustinus menguraikan bagian-bagian tertentu dari Bumni, yang menurutnya penuh dengan ketidakadilan. Dia mengaku telah memperoleh keterangan Ketua Panitia Operasi 6 forum Komisi DPR tentang dugaan penyimpangan tersebut.
DAN BACA: Dikenal sebagai Prabowo, Erick Thohir mengatakan kepercayaan ini harus dijaga dengan hati-hati
“Saya sudah bicara dengan Komisi 6 DPR soal dugaan kejanggalan. Usai rapat saya minta semua bukti dibuka. Namun, menurut saya tidak etis kalau membahas yang tertutup,” ujarnya.
Agustinus menilai Erick tidak hanya melanggar nilai moral, tapi juga undang-undang yang mengatur maksud dan tujuan konstitusi BUMN.
“Bisa dibicarakan menambah atau mengurangi utang. Tapi menteri BUMN harus dilihat dari penerapan prinsip-prinsip BUMN,” ujarnya.
Dia mengatakan, seluruh emiten BUMN yang tercatat di bursa mengalami penurunan.
“Dari 27 bursa BUMN semuanya anjlok. Kalau kita tunjukkan, masyarakat bisa saja berpendapat tidak bisa melihat dari sisi itu, tapi informasi itu tidak bisa diabaikan,” ujarnya.
Agustinus pun mengaku tak khawatir soal siapa yang akan memimpin Kementerian BUMN.
“Tapi menurut saya kita harus tetap berpegang pada nilai dan aturan yang saya sebutkan tadi,” ujarnya.
Pengamat ekonomi Yanuar Rizky mengutarakan pendapat serupa. Ia memperingatkan pemerintah untuk tidak terlibat dalam permainan kekuasaan, namun fokus pada peningkatan kesehatan masyarakat.
Menurut dia, salah satu bukti Erick Thohir gagal mengelola BUMN adalah kondisi keuangan perseroan akibat meningkatnya utang melalui pinjaman online (pinjol).
Yanur menilai BUMN berperan penting dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat agar masyarakat tidak terjerumus dalam permasalahan keuangan.
“Kabelnya tumbuh besar sekali. Coba dipikir-pikir kawan, tahun lalu kreditnya Rp 54 triliun, kemarin yang keluar dari OJK Rp 74 triliun. Gila kan? Enam bulan cuma Rp 27 triliun. Orang-orang bilang daya belinya bagus, pendidikannya ditingkatkan, tapi pinjamannya banyak,” kata mantan Komisaris PT Pupuk Indonesia ini.
Contoh lainnya, Yanuar mengatakan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) juga akan menurunkan nilai tabungan bagi nasabah yang memiliki uang lebih dari Rp 100 juta.
“Ini fenomena yang bisa ‘memakan anggaran’ yang menunjukkan betapa mendesaknya kondisi keuangan,” ujarnya.
Yanuar merujuk pada pemerintah yang tekun menyikapi kondisi yang ada agar kesehatan masyarakat tetap terjaga.
“Bisa sibuk dengan kekuasaan tertinggi, tapi lihat ke bawah. Kelas menengah awal menabung, kelas bawah ketergantungan pada kredit, padahal bansos hanya pada saat pembayaran,” tuturnya.
Sementara itu, Peneliti Monitoring Sinergi BUMN Willy Kurniawan mencatat, banyak BUMN kecil yang masih mampu menggaji karyawannya di era sebelum Erick Thohir.
“Tapi di zaman sekarang (Erick Thohir) mereka tidak bisa lagi digaji, lalu tiba-tiba muncul di berita kalau mereka sakit dan sebagainya. Eh, mereka tidak lama-lama dengan infus yang mematikan. Nah, ini berbahaya menurut saya. pendapat,” kata Yanuar. (gir/jpnn)
BACA PASAL LAINNYA… 5 Berita Terpopuler: P1 Tak Diprioritaskan di Pemilu PPPK 2024, Dianggap Tak Berguna? Rahasianya