saranginews.com, BEKASI – PT Bank Tabungan Negara (BTN) menggalakkan pembelian rumah rendah emisi untuk mendukung komitmen pemerintah dalam percepatan penyediaan rumah layak huni, sehat, dan ramah lingkungan.
Pada tahun 2029, BTN menargetkan pembiayaan 150.000 rumah rendah emisi.
BACA JUGA: BTN pastikan akuisisi bank dagang syariah selesai tahun ini
Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu mengatakan bangunan rumah dan aktivitas di dalamnya termasuk penghasil emisi karbon terbesar, termasuk penggunaan energi, konstruksi, pemeliharaan, dan pemeliharaan.
Guna menciptakan lingkungan yang lebih baik bagi generasi mendatang, BTN berinisiatif mendorong ketersediaan rumah rendah emisi.
BACA JUGA: BATIK 2024 Hari Pertama: Penjelasan CEO Telekomunikasi
Menurut Nixon, langkah ini juga merupakan bagian dari komitmen FTA untuk mengatasi tantangan perubahan iklim dan mendorong ekosistem perumahan nasional yang berkelanjutan.
“Tahun ini akan ada 1.000 rumah rendah emisi yang menggunakan minimal 10% material ramah lingkungan. “Secara bertahap hingga tahun 2029 akan ada 150.000 rumah dengan 30% material ramah lingkungan,” jelas Nixon.
BACA JUGA: Perusahaan Terbaik Dianugerahi, Pupuk Kaltim Raih 3 Naker Awards 2024
Dalam pilot project tersebut, BTN menggunakan material ramah lingkungan, yaitu penutup lantai yang mengandung 3,6 kilogram (kg) sampah plastik.
Proyek ini juga akan menggunakan paver yang mampu menampung 2 kg sampah plastik per meter persegi.
Nixon menjelaskan tujuan tambahannya pada tahun 2029 akan berkontribusi pada pengurangan lebih dari 1,7 juta kilogram sampah plastik.
Selain itu, emisi karbon dioksida akan berkurang sebesar 2,42 ton CO2. Dampaknya setara dengan menanam 110.000 pohon dan menyerap 323 hektare emisi, tambahnya.
Selain menggunakan bahan bangunan ramah lingkungan, BTN juga mendorong pengembang kategori rumah rendah emisi untuk memastikan beberapa standar.
Hal ini mencakup efisiensi penggunaan energi, air, pengelolaan limbah, dan pengurangan polusi.
Untuk efisiensi energi, rumah kaca sebaiknya memiliki banyak ventilasi, langit-langit tinggi, sehingga rasio jendela-dinding mencapai 15%-30%.
Standar-standar ini ditetapkan untuk memastikan sirkulasi udara yang baik. Efisiensi air dicapai melalui penggunaan keran kecil, sanitasi yang baik, sumur resapan dan air bersih dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).
Untuk pengolahan sampah, rumah dengan polusi rendah harus memiliki kotak pemilahan sampah. Sedangkan untuk mengurangi polusi, pengembang diharuskan menanam 1 tanaman penyerap karbon di setiap rumah. Selain itu, polusi dikurangi dengan penggunaan minimal 10% material ekologi untuk dinding dan lantai, sehingga 10% dari total ruang hidup merupakan ruang terbuka hijau.
“Kami percaya perumahan yang layak, sehat, dan ramah lingkungan akan meningkatkan kualitas hidup masyarakat yang tinggal di dalamnya,” kata Nixon.
Gita Sabharwal, Kepala Perwakilan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Indonesia, mengapresiasi komitmen BTN dalam menerapkan prinsip keberlanjutan melalui rumah rendah emisi.
“Kami terbuka untuk bekerja sama dengan BTN ke level selanjutnya untuk masa depan yang lebih baik karena hidup bukan hanya untuk hari ini,” kata Gita (chi/jpnn).