saranginews.com, JAKARTA – Prabowo Subianto menyampaikan pidato pertamanya sebagai Presiden Republik Indonesia masa jabatan 2029-2029.
Pidato ini disampaikan usai pelantikan Prabowo dan wakilnya Gibran Rakabuming Raka di Gedung Parlemen Jakarta, Minggu (20/10).
UPDATE: Terakhir, Prabowo Subianto di Istana
Prabowo mengawali pidatonya dengan menyampaikan pidato kepada 19 kepala negara dan 19 perdana menteri serta 15 utusan khusus negara sahabat lainnya yang hadir pada pelantikannya sebagai presiden ke-8 RI.
Mantan Menteri Pertahanan itu kemudian menutup pidatonya dengan mengucapkan terima kasih kepada para mantan Presiden RI, mulai dari Soekarno atau Bung Karno hingga Joko Widodo atau Jokowi.
UPDATE: Pidato pertama Prabow sebagai presiden tentang kebebasan Palestina Ikuti pidato lengkap Prabow:
“Hari ini kita merasa sangat tersanjung pada acara pelantikan Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia. Hari ini kami dihadiri oleh 19 presiden negara bagian dan 19 perdana menteri, serta 15 utusan khusus dari negara sahabat lainnya.
Tokoh-tokoh negara sahabat ini terbang dari tempat yang jauh, di tengah kepenuhan hidup mereka, di tengah banyaknya kesulitan yang mereka hadapi. Mereka datang ke sini untuk menghormati bangsa dan masyarakat Indonesia.
UPDATE: Saudara sekalian, pidato Prabowo bukan tentang perkembangan IKN
Oleh karena itu, atas nama seluruh bangsa dan rakyat Indonesia, saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh kepala pemerintahan, kepala negara, dan perwakilan negara sahabat yang hadir di sini.
Saudaraku, beberapa menit yang lalu, sebelum pertemuan yang terhormat ini, di hadapan seluruh rakyat Indonesia, yang terpenting di hadapan Tuhan Yang Maha Esa Allah SWT, saya, Prabowo Subianto dan saudara saya Gibran Rakabuming Raka, bersumpah untuk menjaga konstitusi. Konstitusi kita) untuk menggunakan semua hukum yang berlaku untuk melayani negara dan bangsa.
Sumpah ini akan kami penuhi dengan segenap kemampuan kami, dengan penuh tanggung jawab dan segenap kekuatan yang ada pada jiwa dan raga kami.
Kami akan menjalankan kepemimpinan pemerintahan Indonesia, negara dan bangsa Indonesia dengan penuh keikhlasan, dengan mengedepankan kepentingan seluruh rakyat Indonesia, termasuk mereka yang tidak memilih kami.
Kita akan mengutamakan kepentingan bangsa dan rakyat Indonesia di atas semua golongan, apalagi kepentingan pribadi.
Tantangan, rintangan, hambatan dan ancaman yang dihadapi bangsa Indonesia di tengah perubahan dan perjuangan global bukanlah hal yang mudah. Kami memahami, kami memahami, bahwa anugerah yang diberikan oleh Yang Maha Kuasa kepada kami memang sangat besar dan beragam.
Kita mempunyai wilayah daratan dan lautan yang sangat luas, kekayaan alam yang banyak. Kami menyadari bahwa sumber daya alam tersebut termasuk sumber daya alam yang paling penting bagi kesehatan manusia di abad ke-21 dan seterusnya.
Namun diantara semua anugerah tersebut, diantara kelebihan yang kita miliki, memang kita harus menghadapi masa depan dengan penuh harapan, namun kita juga harus berani melihat tantangan, hambatan, ancaman dan kesulitan. yang ada di depan kita.
Saya selalu mengajak masyarakat kita menjadi bangsa yang berani, bangsa yang tidak takut dengan tantangan, bangsa yang tidak takut terjatuh, bangsa yang tidak takut akan ancaman.
Padahal, sejarah kita adalah sejarah yang penuh kepahlawanan, penuh pengorbanan, penuh keberanian. Bukan hanya pemimpin, tapi juga keberanian masyarakat kita dalam menghadapi segala tantangan, termasuk serangan dari negara lain.
Kami memahami dan memahami bahwa kemerdekaan yang kami miliki bukanlah sebuah anugerah. Kita memperoleh kemerdekaan dengan pengorbanan yang besar. Dan kita harus memahami dan selalu mengingat bahwa pengorbanan terbesar dari semuanya adalah pengorbanan rakyat kita yang miskin, rakyat kecil yang berjuang untuk memberi makan mereka yang berjuang.
Jangan lupa bahwa pada masa Perang Kemerdekaan kita tidak mempunyai anggaran negara, tentara kita tidak dibayar. Siapa yang memberi makan? Pencari nafkahnya adalah petani di desa, nelayan, pekerja. Selanjutnya mereka yang mendirikan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Namun kini saya mengajak Anda semua, terutama para pemimpin dari berbagai kalangan, mulai dari intelektual, ulama, pengusaha, pemimpin politik, pemuda dan pelajar, untuk berani menghadapi tantangan tersebut.
Tantangan terbesar yang kita hadapi berasal dari luar. Namun kita harus berani mengakui bahwa banyak tantangan, kesulitan dan hambatan yang datang dari kita.
Ada tantangan dan permasalahan yang muncul karena kita kurang berhati-hati, karena terkadang kita tidak jujur dan tidak mempunyai keterampilan dalam mengelola aset yang kita miliki.
Mari kita berusaha untuk reflektif diri, yuk tatap wajah kita dan berani memperbaiki diri, berani membenahi diri.
Kita harus menghadapi kenyataan bahwa masih banyak korupsi di negara kita.
Hal ini membahayakan masa depan kita dan masa depan anak cucu kita. Kita harus berani mengakui bahwa banyak kebocoran anggaran kita yang tidak beres, keterlibatan pejabat politik, pejabat pemerintah di semua tingkatan dan pengusaha korup, pengusaha tanpa negara. Jangan takut untuk melihat kebenaran ini.
Kita masih melihat saudara-saudari kita yang belum menikmati hasil dari pemerintahan sendiri. Terlalu banyak saudara-saudari kita yang berada di bawah garis kemiskinan. Terlalu banyak anak yang pergi ke sekolah tanpa sarapan. Terlalu banyak anak kita yang tidak memiliki pakaian untuk sekolah.
Sebagai pemimpin politik, kita tidak boleh berpuas diri dengan statistik yang membuat kita bahagia, kita harus cepat merasa puas. Meskipun kita belum melihat gambaran keseluruhannya. Kami bangga diterima di G20, kami bangga disebut sebagai negara dengan perekonomian terbesar ke-16 di dunia. Namun apakah kita benar-benar memahami dan melihat gambaran keseluruhan dari situasi kita?
Tahukah kita kalau kemiskinan di Indonesia masih sangat tinggi? Tahukah kita bahwa banyak rakyat kita dan anak-anak kita yang tidak diberi makan, banyak orang tidak dapat memperoleh pekerjaan yang baik? Banyak sekolah kita yang terbengkalai. Saudaraku, kita harus berani melihat semua ini dan berani menyelesaikan semua permasalahan ini.
Saya mengajak kita semua untuk berani melihat yang sebenarnya. Kita boleh berbangga dengan apa yang telah kita capai, namun jangan sampai kita kaget, jangan sampai kita cepat puas dan bahagia dengan menutup mata dan hati serta tidak melihat tantangan dan penderitaan saudara-saudara kita.
Kita tidak boleh bersikap seperti burung unta, ketika kita melihat sesuatu yang tidak menyenangkan, kita membenamkan kepala kita ke dalam tanah. Kami dengan berani menghadapi ancaman dan bahaya. Kita menghadapi kesulitan dengan keberanian. Mari kita bertemu, bersatu dan mencari solusi, jalan keluar dari ancaman dan bahaya tersebut.
Saudara-saudara, saya sudah sampaikan bahwa Indonesia harus swasembada pangan dalam jangka waktu yang sangat singkat. Kita tidak boleh bergantung pada sumber makanan dari luar. Dalam situasi kritis, dalam keadaan darurat, tidak ada yang mengizinkan kita membeli barangnya. Oleh karena itu, tidak ada cara lain untuk mencapai ketahanan pangan dalam waktu yang sangat singkat.
Kita harus mampu memproduksi dan memenuhi kebutuhan pangan seluruh masyarakat Indonesia. Saya belajar dengan para ahli yang membantu saya. Saya yakin kita akan bisa swasembada pangan paling lambat dalam 4-5 tahun. Faktanya, kita siap menjadi keranjang makanan dunia.
Kita juga harus mampu menghidupi diri kita sendiri. Dalam situasi ketegangan, dalam situasi kemungkinan terjadinya perang dimana-mana, kita harus bersiap menghadapi kemungkinan terburuk yang bisa terjadi. Negara lain harus memikirkan kepentingannya sendiri, jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan maka kita akan sulit mencari sumber energi di negara lain.
Oleh karena itu, kita harus bisa mencukupi energi dan mampu memberi makan diri kita sendiri.
Tuhan memberi kita hadiah. Tumbuhan yang membuat kita bisa mandiri dari bangsa lain. Tanaman seperti kelapa sawit dapat menghasilkan solar dan bensin. Kami juga memiliki singkong, tebu, sagu, jagung dan banyak lagi.
Kita juga mempunyai cukup energi panas bumi bawah tanah. Kami punya banyak batu bara. Kami memiliki kekuatan besar dalam air.
Pemerintahan yang saya pimpin akan fokus pada pencapaian swasembada.
Kita juga harus menangani air dengan baik. Alhamdulillah kita mempunyai sumber daya air yang cukup dan kita sudah mempunyai teknologi untuk menghasilkan air yang murah dan dapat memenuhi kebutuhan kita.
Kita juga harus berhati-hati untuk memastikan bahwa semua bantuan kepada masyarakat kita yang berada dalam situasi sulit sampai kepada mereka yang membutuhkan. Kita harus berani menyelidiki dan, jika perlu, mengalihkan subsidi langsung ke keluarga yang membutuhkan.
Dengan teknologi digital, kita akan bisa mendapatkan dukungan bagi setiap keluarga yang membutuhkannya. Tidak dapat diterima jika aliran bantuan tidak menjangkau mereka yang membutuhkan.
Semua anak kita harus makan makanan bergizi setidaknya sekali sehari. Dan kami akan melakukannya dan kami bisa melakukannya.
Selain itu memberikan perlindungan kepada pihak yang lemah agar dapat mencapai kesejahteraan yang hakiki, kesejahteraan yang hakiki. Kami harus membawa semua barang yang kami miliki ke sungai. Nilai tambah dari seluruh barang tersebut harus meningkatkan kekuatan perekonomian kita sehingga masyarakat kita dapat menikmati taraf hidup yang lebih baik. Seluruh masyarakat Indonesia harus dapat menikmati segala fasilitas yang kami miliki.
Saya sampaikan, kita harus berani memberantas korupsi dan memberantasnya dengan memperbaiki sistem, menegakkan hukum secara tegas, secara digital. Insya Allah korupsi akan kita kurangi secara signifikan.
Tapi kami harus melakukan semua aspek. Pemimpin harus memimpin dengan memberi contoh, ing ngarso sung tulodo. Ada pepatah yang mengatakan kalau ikannya busuk, maka pembusukannya dimulai dari kepala. Seluruh pejabat dari semua lembaga di semua tingkatan harus memberikan contoh dalam menjalankan pemerintahan yang paling bersih. Dari contoh di atas dan sesudahnya mempertegas supremasi hukum.
Kita semua yakin dan percaya bahwa kita mempunyai kekuatan untuk mengentaskan kemiskinan di Indonesia. Ini adalah tujuan yang sulit, bahkan banyak yang bilang mustahil. Pemimpin yang berani dan saleh harus menghadapi hal yang mustahil dan menemukan cara untuk mengatasi hal yang tidak mungkin. Bangsa yang berani mampu membuat hal yang tidak mungkin menjadi mungkin.
Di tengah gagasan-gagasan besar dan ambisius tersebut, kita memerlukan suasana persatuan, persatuan, kerja sama, bukan cekcok berkepanjangan. Kita membutuhkan pemimpin yang tidak melakukan kekerasan, cerdas, bijaksana, memahami dan mencintai budaya dan sejarah bangsanya, yang bangga dengan budaya dan adat istiadat bangsa kita.
Kami memikirkan keinginan para pendiri bangsa kita, yang ingin menjadi bangsa yang sesuai dengan kemauan rakyat. Kami menempatkan kedaulatan rakyat pada tingkat setinggi-tingginya. Dalam dasar negara kita, Pancasila, demokrasi merupakan pilar dari lima prinsip yang kita junjung. Sebuah demokrasi yang dipimpin oleh para intelektual dalam debat independen.
Kami menginginkan kehidupan yang demokratis. Namun mari kita sadari bahwa demokrasi kita harus berbeda dengan demokrasi Indonesia, cocok untuk bangsa kita, demokrasi yang bersumber dari sejarah dan budaya kita. Demokrasi kita haruslah demokrasi yang layak, demokrasi yang harus ada perbedaan pendapat tanpa kebencian. Demokrasi dimana koreksi harus dilakukan tanpa hinaan, pertarungan tanpa kebencian, kompetisi tanpa kecurangan. Demokrasi kita harus menjadi demokrasi yang menghindari kekerasan, konflik internal, dan hasutan kebencian. Demokrasi harus tenang dan damai, demokrasi yang menghindari kemunafikan.
Hanya dengan persatuan dan kerja sama kita bisa mewujudkan prinsip leluhur bangsa yang gemah ripah loh jinawi toto tenteram kerto raharjo, bangsa yang baldatun toyyibatun warobbun ghofur. Sebuah negara di mana masyarakatnya memiliki cukup pakaian, makanan, dan tempat tinggal. Impian kami adalah melihat orang-orang kecil yang bahagia, orang-orang kecil yang tahu cara tersenyum, yang tahu cara tertawa.
Kita tidak boleh lupa bahwa kekuasaan adalah milik rakyat. Kedaulatan ini adalah kedaulatan rakyat. Kami memerintah dengan persetujuan rakyat. Kita harus menggunakan kekuasaan untuk kepentingan rakyat. Kita harus selalu sadar bahwa setiap pemimpin di semua tingkatan harus selalu sadar bahwa pekerjaan kita adalah untuk rakyat.
Tidak, tidak, kami tidak bekerja untuk diri kami sendiri. Kami tidak bekerja untuk sanak saudara kami, kami tidak bekerja untuk para pemimpin kami. Pemimpin yang harus bekerja untuk rakyat.
Kita harus selalu memahami dan memperhatikan kenyataan bahwa bangsa yang merdeka adalah bangsa yang rakyatnya sudah merdeka. Masyarakat harus bebas dari rasa takut, tanpa kemiskinan, tanpa kelaparan, tanpa kebodohan, tanpa penindasan, tanpa penderitaan.
Adik-adik, masih ada saudara-saudara yang berusia di atas 70 tahun yang masih menarik becak. Ini bukanlah karakter negara yang berdaulat. Hanya jika kita dapat menciptakan lingkungan di mana masyarakat benar-benar merasakan dan menikmati kemerdekaan, kita dapat benar-benar puas dan bangga atas pencapaian Indonesia merdeka.
Mari bekerja keras dan berjuang tanpa menyerah. Mari kumpulkan dan lindungi semua kekayaan kita. Kita tidak ingin kekayaan kita dianggap enteng oleh kelompok lain.
Semua kekayaan kita harus dimaksimalkan untuk kepentingan rakyat kita. Dalam sejarah politik, hal ini mudah untuk dikatakan, namun tidak mudah untuk dicapai. Namun hal ini bisa kita capai jika kita bersatu dan bekerja sama. Kami membangun masa depan bersama. Walaupun mitra kami adalah orang-orang yang berbeda kebangsaan, golongan, agama, golongan, namun kami semua adalah anak Indonesia. Bersaing dengan semangat. Kita akan bertemu lagi setelah pertandingan.
Presiden Joko Widodo mengalahkan saya, saya lupa berapa kali, tapi begitu dia menang, dia mengundang saya ke pertemuan dan saya menerima undangan itu. Sekarang saya sudah menang dan saya mengajak semua pelanggan untuk bergabung.
Dalam menghadapi dunia internasional, Indonesia memilih pendekatan yang bebas, aktif, dan tidak langsung. Kami tidak ingin bergabung dengan perjanjian perang apa pun. Kami memilih jalur persahabatan dengan semua negara. Saya sudah beberapa kali mengumumkan bahwa Indonesia akan menjalankan politik luar negerinya sebagai negara yang ingin menjadi tetangga yang baik, kita ingin menjadi tetangga yang baik. Kami ingin berpegang pada filosofi kuno: seribu teman tidak cukup, satu musuh terlalu banyak.
Dengan cara ini, kami ingin berteman dengan semua negara. Tapi kami punya prinsip, yaitu melawan kolonialisme. Karena kita mengalami kolonialisme. Kami menentang penindasan karena kami tertindas. Kami menentang rasisme, kami melawan apartheid karena kami menghadapi kolonialisme.
Peringkat kita bahkan lebih rendah dari anjing, banyak prasasti dan tablet marmer disebut hhonden en inlander verboden. Saya masih bisa melihat tulisan di kolam Manggarai tahun 78. Itu sebabnya kita punya prinsip bahwa kita harus bersatu untuk melindungi rakyat tertindas di dunia ini.
Itu sebabnya kami mendukung kemerdekaan rakyat Palestina.
Pemerintahan Presiden Joko Widodo banyak mengirimkan bantuan. Saat ini kami memiliki tim medis yang bekerja di Gaza, Rafah, yang sangat rentan. Dokter kami, perawat kami bekerja sama dengan saudara dan saudari kami di Uni Emirat Arab (UEA).
Kami siap mengirimkan lebih banyak bantuan dan kami siap mengevakuasi anak-anak yang terluka dan trauma. Dan sebagai korban, kita mempersiapkan seluruh rumah sakit, baik rumah sakit militer maupun rumah sakit lainnya, untuk membantu saudara-saudara kita yang menjadi korban perang yang tidak adil.
Sebagai bangsa, kita patut berterima kasih kepada generasi pembebas. Bung Karno, Bung Hatta, pahlawan lainnya, I Gusti Ngurah Rai, Kapten Pattimura, Sultan Hasanuddin, Teuku Umar, Cut Nyak Dien dan lain-lain. Mereka membayar kemerdekaan dengan darah dan air mata.
Kami berterima kasih kepada Presiden pertama Bung Karn yang telah memberikan kami visi kerajaan Pancasila. Mereka yang keluar dari penjara sejak kecil dibuang kemana-mana karena memperjuangkan Indonesia merdeka. Indonesia tidak ingin menjadi darah bangsa lain. Soekarno-Hatta, Syahrir, seluruh founding fathers bangsa berkorban dan berpenghasilan baik.
Kami juga berterima kasih kepada Presiden Soeharto yang telah banyak berkarya dalam menyelamatkan dan melindungi gagasan Pancasila itu sendiri. Siapa yang meletakkan dasar Indonesia modern.
Terima kasih kepada Presiden B.J. Habibie menciptakan landasan prestasi dan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Kami berterima kasih kepada Presiden Abdurrahman Wahid yang telah memberikan contoh toleransi antaragama dan etnis serta mendukung Indonesia yang inklusif dan toleran.
Kami berterima kasih kepada Presiden Megawati yang telah menyelesaikan permasalahan perekonomian akibat keruntuhan tahun 1998. Harus diakui bahwa di bawah pemerintahan Megawati permasalahan perusahaan-perusahaan yang rusak dapat diperbaiki dan diselesaikan.
Kita patut berterima kasih kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyon yang memimpin Indonesia dalam menghadapi bencana terburuk, menangani tsunami, dan bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla menyelesaikan konflik berkepanjangan di Aceh. Ini merupakan prestasi yang patut dirayakan.
Semuanya menyumbang dengan caranya masing-masing terhadap apa yang kita nikmati, kesempurnaan, kemandirian dan kemandirian, yang terus mereka pelihara dan perjuangkan demi kebebasan dan keadilan.
Kini kami juga mengucapkan terima kasih kepada Presiden ke-7 RI. Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin. Terima kasih atas bimbingannya, terima kasih atas bimbingannya. Dia memimpin bangsa ini melalui situasi yang sangat sulit.
Jangan lupakan COVID-19, kita bahkan takut keluar rumah. Saya seorang saksi, saya gurunya. Semua kelompok di dalam dan luar negeri menelpon, terus menekannya, terus meminta penutupan. Dia menolak. Bagaimana menurut anda, kalau kita tutup, bagaimana (nasib) rakyat kecil, wartega, ojola, orang yang makan dari upah sehari-hari.
Jangan lupakan kesuksesan para pemimpin kita. Terima kasih, Anda telah berkontribusi dan kami akan mengenang Anda sebagai salah satu putra terbaik Indonesia.
Akhir kata, saya mohon restu saudara-saudara sekalian. Mari kita membangun Indonesia di atas landasan yang telah dimulai oleh para pendahulu kita.
Mari kita pelajari semua kekurangannya. Kami setuju dan memperbaikinya. Hentikan balas dendam, hentikan kebencian, bangun kerukunan, bangun kerjasama. Inilah kemanusiaan orang Indonesia yang merupakan ajaran Bung Karn.
Kami siap melanjutkan transfer kepemimpinan. Kami siap bekerja keras demi Indonesia Emas menjadi bangsa yang kuat, mandiri, mandiri, adil dan makmur.
Kami tidak ingin mengganggu siapa pun. Kami tidak ingin mencampuri urusan negara lain, namun kami juga tidak membiarkan negara mana pun mencampuri urusan kami.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa Allah swt. dia melindungi kita semua, menemani kita dalam perjalanan.
Kami juga berdoa kepada Yang Maha Kuasa agar tamu-tamu baik kami kembali dengan selamat dan baik hati ke rumah mereka kepada kami.
Wassalamu’alaikum wr.wr. wb.
Mandiri! (antara/jpnn) Jangan lewatkan video terbarunya: