saranginews.com JAKARTA – Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Muhamed Yusuf Ateh membeberkan modus penipuan keuangan yang kerap terlihat di daerah.
Ia menjelaskan, cara utama mereka menghadapi hal tersebut adalah melalui perencanaan dan penganggaran.
Baca Juga: Kasus Timah, MRP Tak Pernah Terima Hasil Pemeriksaan BPKP
“Bentuk penipuan utama yang masih kita jumpai adalah manipulasi perencanaan dan penganggaran,” kata Sentul. kata Yusuf Ateh dalam rapat koordinasi nasional pemerintah pusat dan daerah, Kamis (7/11) di Sentul.
Cara kedua yang paling banyak dilakukan adalah praktik suap dan gratifikasi yang masih banyak terjadi di berbagai daerah.
Baca Juga: Raden Mas Aris Santosa: Waspadai Penipuan Seleksi CPNS BPKP
Kemudian perizinan melibatkan pengakuan dan kronisme, dan cara keempat adalah dengan menyalahgunakan diskresi politik.
“Suatu keputusan kebijakan selalu dijadikan alasan untuk melakukan tindakan curang,” jelasnya.
Baca juga: BPKP Kerahkan Auditor untuk Lindungi PON Aceh-Sumut
Lalu ada modus inflasi harga dalam proses Pengadaan Barang dan Jasa (PBJ), serta pungutan liar saat izin diterbitkan.
Cara lain adalah dengan mengatur laporan keuangan yang melaporkan proyek yang telah selesai.
“Metodenya sama. berulang kali Berkali-kali. proyek penganggaran; BANTALAN Masalah penipuan sudah lama terjadi,” ujarnya dengan nada tegas.
Yusuf Ateh mengatakan pola penipuan seperti ini sudah berulang selama 10-20 tahun terakhir tanpa ada perubahan berarti.
Menyadari hal tersebut, BPKP telah menyatakan kesediaannya untuk membantu dan mendampingi pemerintah daerah dalam memberantas pelanggaran.
Partainya juga menawarkan untuk membangun sistem untuk memberantas korupsi dan penipuan di wilayah tersebut.
“Ini adalah pertanyaan apakah kita menginginkannya atau tidak.” Sekaranglah waktu yang kita inginkan, menurutku. Karena jaksa penuntut negara sangat kejam, tambahnya. (mcr31/jpnn)
Baca artikel lainnya… BPKP tinjau berkas yang disita polisi dari ruang kerja Bang Uon.