Deep Learning Pengganti Kurikulum Merdeka Belajar? Simak Penjelasan Mendikdasmen

saranginews.com – JAKARTA – Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Muti menjelaskan pentingnya deep learning yang dimaknai masyarakat awam sebagai pengganti program pendidikan mandiri.

Sebelumnya, pada 4 November 2024, Menteri Pendidikan Dasar Abdul Muti menyatakan akan meninjau ulang pelaksanaan program pendidikan mandiri, Sistem Zonasi Pendaftaran Peserta Didik (PPDB) yang baru, dan penghapusan Ujian Nasional (NU). ).

BACA JUGA: Pentingnya mengenalkan literasi keuangan dalam kurikulum Merdeka sejak dini

Jadi soal ujian negara, soal PPDB zonasi, soal kurikulum mandiri, apalagi ya yang masih dibicarakan, nanti semuanya akan kita kaji dengan sangat matang dan kita hati-hati sekali, kata Abdul Muti. di kantor Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta Pusat, Senin (11 April).

Namun, dia menegaskan, pihaknya akan terlebih dahulu mendengarkan pendapat dan keinginan pemerintah kota dan penyelenggara pendidikan, serta pengguna layanan pendidikan.

BACA JUGA: Kurikulum Merdeka mengajak orang tua mendekatkan diri pada anak

Terbaru, Jumat (11/08) malam, Abdul Muti menegaskan bahwa deep learning merupakan pendekatan pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa, bukan program pendidikan.

“Pembelajaran tingkat lanjut bukanlah kurikulum. “Itu pendekatan pembelajaran,” ujarnya saat ditemui, Jumat malam, di halaman kantor Badan Bahasa Jakarta usai acara Pak Menteri Ngariung untuk memenuhi keinginan penulis.

BACA JUGA: Nadiem Makarim Sebut Kurikulum Mandiri Perlu Bagi Sekolah Tertinggal, Guru Diberi Kebebasan

Sebelumnya ramai perbincangan di media sosial mengenai kurikulum lanjutan baru yang seharusnya menggantikan kurikulum Merdeka.

Abdul Muti menegaskan Kementerian Pendidikan Dasar masih mengkaji kurikulum yang akan diterapkan di Indonesia dan belum mengambil keputusan untuk mengganti Kurikulum Mandiri.

“Belum ada keputusan yang diambil mengenai hal itu. Yang saya sampaikan adalah pendekatan pembelajaran,” ujarnya.

Dalam diskusi dengan penulis juga dilakukan upaya pembelajaran sastra Indonesia yang sebaiknya dimasukkan dalam program pendidikan dasar, terutama sejak usia muda.

Muti menjawab, pihaknya akan terus melakukan revisi materi ajar, termasuk urutan dan bobotnya, agar tidak membebani siswa dan guru.

“Nanti kita lihat semuanya, kita lihat lagi bahan pelajarannya, kita lihat juga, karena masukannya banyak, antara lain soal urutan, pembobotan dan lain sebagainya, tapi tidak dalam waktu dekat, karena ini tengah semester,” kata Menteri Pendidikan Dasar Abdul Muti. (antara/ jpnn)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *