saranginews.com – CIANJUR – Calon Calon Yurisdiksi Kerajaan dan Calon Wakil Yurisdiksi Cianjur Deden Nasihin – Neneng Efa Fatimah resmi terdaftar di Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Cianjur pada Rabu (28/8).
Pasangan yang diusung Partai Golkar, Perindo, dan PKS ini berkomitmen mewujudkan Cianjur Berkah (kompetitif, andal, dan terpercaya).
Baca juga: Deden Nasihin-Neneng Efa Didukung Golkar Maju Pilkada di Cianjur
Calon Deden-Neneng datang ke KPU Kabupaten Cianjur didampingi pimpinan partai seperti DPD Partai Golkar Kabupaten Cianjur TB Mulyana Syahrudin, Ketua DPD PKS Cianjur Dadan Suryanegara dan DPC Perindo Cianjur Mu Tenaly An, serta para relawan dan dermawan.
Hadir pula pengurus DPD Partai Golkar Jabar yang diwakili Bendahara Metty Triantika yang memberikan dukungan dan menyemangati lingkungan pendaftaran.
Baca juga: 1.330 Kontrak PPPK di Kabupaten Cianjur Diperpanjang 1 Tahun
Usai registrasi resmi, Bacabup Cianjur Deden Nasihin menyampaikan sambutan visi, misi dan komitmennya seiring terpilihnya penerus Cianjur kelak.
Deden Nasihin atau lebih dikenal dengan Kang Denas mengatakan fakta menunjukkan banyak permasalahan pembangunan di Kabupaten Cianjur yang belum terselesaikan.
Baca juga: Pakar Hukum Tinjau Status Jokowi di Pilkada 2024, Apa Katanya?
Alhasil, Kabupaten Cianjur masih tertinggal dibandingkan daerah lain di Jawa Barat, bahkan Indonesia.
Persoalan pertama, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Cianjur yang menjadi parameter kesejahteraan masyarakat berada di urutan terakhir di Jawa Barat, yakni hanya mencapai 68,18, kata Kang Denas. Bahkan masih lebih rendah dibandingkan kabupaten-kabupaten di pulau-pulau terluar Indonesia, seperti Kabupaten Natuna dengan IPM 78,23 dan Kabupaten Kepulauan Talaud dengan IPM 71,14.
“Lebih rendah dibandingkan dua kabupaten di Papua Barat, seperti Kabupaten Yapen dengan IPM 68,41 dan Kabupaten Biak Numpor dengan IPM 72,85,” kata Kang Denas.
Lalu ada persoalan indeks pendidikan Kabupaten Cianjur yang juga rendah yakni mencapai 7,2 tahun atau setara dengan tingkat kelas tujuh dan indeks kesehatan 74,61.
Fakta ini sangat mengkhawatirkan dan mencerminkan ketidakmampuan pemerintah daerah dalam memberikan layanan pendidikan dan kesehatan, serta kehidupan perekonomian, ujarnya.
Kang Denas mengatakan permasalahan besar kedua adalah perekonomian di Kabupaten Cianjur yang semakin kompleks dengan rendahnya realisasi biaya per orang yang hanya mencapai Rp 8,6 juta per tahun, terendah di Jawa Barat.
Hal ini berdampak pada tingginya persentase penduduk miskin yang mencapai 10,23% atau 240.100 di Cianjur yang masuk kategori miskin, kata pria yang merupakan Wakil Ketua DPD Golkar Jawa Barat itu.
Ia mengatakan permasalahan ketiga yang mendera Kabupaten Cianjur adalah tingginya angka pengangguran. Berdasarkan data, tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Kabupaten Cianjur sebesar 7,71 persen.
Hal ini sangat berbanding terbalik dengan potensi kawasan yang merupakan kawasan pertanian yang berpotensi menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar.
Selain itu, permasalahan keempat adalah ketimpangan antar wilayah dan terbatasnya konektivitas.
Perbedaan yang signifikan antara wilayah utara, tengah, dan selatan menunjukkan ketimpangan pembangunan yang sistemik. Wilayah utara cenderung lebih maju, sedangkan wilayah tengah dan selatan lebih jauh.
Situasi ini diperparah dengan buruknya kualitas infrastruktur jalan. Saat ini, 41,6 km jalan dalam kondisi rusak dan 3,04,2 km lainnya rusak berat. Hal ini mencerminkan kegagalan pembangunan infrastruktur yang menghambat mobilitas kendaraan. Kegiatan masyarakat dan ekonomi.
Permasalahan kelima adalah rendahnya Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Cianjur.
Pada tahun 2023, Kabupaten Cianjur hanya memiliki PAD sebesar Rp 436,5 miliar dari total pendapatan daerah sebesar Rp 4,2 triliun. Tingginya ketergantungan terhadap transfer pemerintah pusat menunjukkan lemahnya basis ekonomi lokal dan ketidakmampuan daerah untuk mengembangkan potensi ekonominya, meskipun potensi dan peluang investasi di Cianjur tinggi. Selain itu, potensi PAD yang timbul dari pajak dan retribusi juga sangat tinggi.
Permasalahan keenam adalah maraknya kasus perdagangan manusia di Cianjur. Fakta ini menjadikan Kabupaten Cianjur sebagai salah satu daerah yang paling banyak diperdagangkan di Indonesia.
“Hal ini tidak hanya mencerminkan rendahnya tingkat pendidikan, kemiskinan dan tingginya pengangguran, tetapi juga kesenjangan yang sangat besar dalam perlindungan sosial dan penegakan hukum,” ujarnya. Ia juga mengangkat persoalan sampah yang tidak dikelola dengan baik.
Pada tahun 2023, sampah yang dikelola hanya 18,87 persen. Fakta ini mencerminkan kelemahan mendasar dalam pengelolaan sampah, baik pada sumber sampah maupun pada dasar fasilitas pengolahan dan pembuangannya.
“Tanpa upaya pengelolaan sampah yang signifikan, Kabupaten Cianjur akan menghadapi situasi persampahan yang berdampak pada kesehatan masyarakat, investasi, dan daya tarik wisata,” ujarnya.
Dia mengatakan, sistem keunggulan ASN belum berjalan di Kabupaten Cianjur. Dalam penerapan birokrasi pemerintahan di Kabupaten Cianjur, rekrutmen dan pengembangan karir ASN masih belum menerapkan sistem merit.
Hal ini terlihat dari Indeks Sistem Merit Kabupaten Cianjur yang masih masuk dalam kategori buruk.
Fakta ini menunjukkan bahwa penempatan ASN pada suatu jabatan seringkali mengabaikan pendidikan dan keterampilan, namun ditengarai memiliki suka dan tidak suka. Akibatnya birokrasi menjadi lamban dan berdampak pada proses pembangunan.
“Saat ini Kabupaten Cianjur berada di persimpangan jalan, oleh karena itu perlu adanya perubahan cara pandang kepemimpinan dengan strategi mobile dan organisasi yang terlibat dalam kerjasama Pentahelix antara lain: akademisi, dunia usaha, pemerintah, media,” tuturnya ini. Membutuhkan pengorbanan.
Deden dan Neneng akan mulai mundur dari kursi DPRD Jabar, begitu pula Neneng yang sudah melepas status ASN.
“Demi kesejahteraan warga dengan pergantian label Cianjur, buruan lari mengejar. Untuk itu, saya Deden Nasihin calon bupati Cianjur dan Neneng Efa Fatimah calon wakil bupati Cianjur akan melaksanakan. bersama-sama wujudkan Cianjur Berkah (kompetisi yang tenang dan amanah)” ucapnya (mcr27/jpnn) Jangan lewatkan video pilihan redaksi ini: