saranginews.com, JAKARTA – Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto melanjutkan rangkaian kegiatan selama kunjungannya ke Kanada dan bertemu dengan pelaku usaha dan lembaga pendidikan dari provinsi British Columbia pada acara Business Roundtable yang diselenggarakan oleh Asia Pacific Foundation of Canada. (APFC) Ocean Plaza, Vancouver, Kanada, Selasa (3/09).
Menteri Koordinator Airlangga dalam keterangannya mengatakan Indonesia berkomitmen untuk mencapai net zero emisi pada tahun 2060 dengan fokus pada sumber energi terbarukan melalui optimalisasi potensi energi terbarukan yang saat ini menyumbang 0,3% dari total perkiraan 3.689 GW. .
Baca Juga: Menko Airlangga Dukung Pengembangan Ekonomi Bersih dan Teknologi dalam Kemitraan dengan Kanada
“Indonesia juga memiliki strategi hidrogen nasional untuk pengembangan hidrogen sebagai bagian dari transisi. Selain itu, pemerintah juga mendukung produksi kendaraan listrik, mempercepat pengembangan ekosistem semikonduktor dan kecerdasan buatan (AI), serta menjadi hub penangkapan dan penyimpanan karbon (CCS) regional, kata Menko Airlangga. . .
British Columbia menonjol sebagai pemimpin dalam inovasi dan teknologi bersih dengan komitmen kuat terhadap emisi nol bersih pada tahun 2050.
Baca Juga: Bamsoet Sebut Bisnis Kuliner Berperan Penting dalam Meningkatkan Perekonomian Indonesia
Proyek seperti Smart Hydrogen Energy District (SHED) dan perusahaan seperti Ballard Power Systems dan Carbon Engineering menunjukkan komitmen British Columbia untuk memajukan penggunaan hidrogen dan teknologi ramah lingkungan lainnya.
Selain itu, British Columbia memimpin pengembangan teknologi semikonduktor dan kecerdasan buatan (AI) dengan dukungan dari pemerintah, perusahaan teknologi, dan universitas. Perusahaan terkemuka seperti D-Wave Systems dan pusat penelitian seperti CAIDA di Universitas British Columbia memperkuat posisi mereka sebagai pemimpin nasional dan global di bidang ini.
Selain itu, Menko Airlangga menyampaikan untuk menarik minat investor, Indonesia telah menetapkan 20 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang akan bertambah menjadi 26 pada tahun 2024 dengan menawarkan berbagai insentif finansial dan non finansial, termasuk pembebasan pajak dan kemudahan izin keimigrasian.
Untuk mendukung penelitian dan pengembangan serta pelatihan vokasi, pemerintah telah menciptakan kredit pajak super dan kredit pajak, dan pemerintah juga telah memperkenalkan pengurangan pajak hingga 300% untuk pelatihan vokasi.
Kegiatan meja bundar bisnis yang diselenggarakan oleh Presiden dan CEO Asia Pacific Foundation of Canada (APFC) Jeff Nankivell membahas upaya untuk memperkuat kerja sama ekonomi antara kedua negara.
Pada tanggal 27 November 2022, Kanada meluncurkan Strategi Indo-Pasifik untuk meningkatkan perdagangan dan investasi di kawasan dengan beberapa inisiatif utama seperti diversifikasi pasar untuk memperluas hubungan perdagangan dengan negara-negara seperti India, Jepang, Korea Selatan, dan anggota ASEAN.
Investasikan hingga $1,7 miliar selama lima tahun ke depan untuk memperkuat peran ekonominya di kawasan Indo-Pasifik, menyelesaikan negosiasi Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Kanada (ICA-CEPA), serta meningkatkan keamanan siber dan melindungi kepentingan nasionalnya Berjuang melawan campur tangan asing.
Indonesia memainkan peran penting dalam perdagangan dan kerja sama regional, mewakili lebih dari 50% perekonomian dan populasi ASEAN, serta merupakan mitra yang tepat untuk menerapkan strategi Indo-Pasifik Kanada.
“Kita merupakan perekonomian pulau besar dan terletak di jantung jalur perdagangan global dengan bonus demografi yang menjadikan Indonesia sebagai pintu gerbang ASEAN,” kata Menko Airlangga.
Di akhir pertemuan, Menko Airlangga mengajak dunia usaha Kanada, khususnya British Columbia, untuk bekerja sama memanfaatkan berbagai peluang ekonomi, termasuk mengundang lembaga pendidikan seperti Simon Fraser University dan British Columbia Institute of Technology. Universitas Indonesia dan Asia di Luar Negeri (PTLN) Canada Pacific Foundation membuka kantornya di Indonesia.
Meja Bundar Bisnis menampilkan BC Forestry Innovation Investment Ltd., Foresight Clean Tech Accelerator, Damon Motorcycles, Paper Excellence, EDC, Kryton International, Chop Velue, Simon Fraser University, British Columbia Institute of British Columbia dan Western Institute of Technology, BC Forestry Innovation Investment Business aktor yang hadir.
Acara tersebut dihadiri oleh Senator Yuen Pau Woo, Sekretaris Kementerian Koordinator Perekonomian, Deputi Koordinator Kerja Sama Ekonomi Internasional Kementerian Koordinator Perekonomian, Konjen RI Vancouver dan Kepala ITPC Vancouver. (jpnn)