saranginews.com, JAKARTA – Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Abdul Kadir Karding ingin meningkatkan keterampilan dan menghentikan eksploitasi Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga.
Pihaknya juga berencana mengurangi PMI yang beroperasi di sektor domestik.
BACA JUGA: Bank Mandiri perluas kemandirian finansial PMI melalui Mandiri Temanku ke Jepang
Hasilnya, kita mulai mengurangi jumlah seluruh pekerja, khususnya pekerja rumah tangga, kata Karding usai bertemu Menteri Koordinator Masyarakat (PM) Muhaimin Iskandar di Kantor Menko, Jakarta Pusat, Selasa (5/11).
Politisi Kebangkitan Nasional (PKB) itu mengatakan, penurunan PMI sektor rumah tangga seperti pekerja rumah tangga akan terjadi secara perlahan.
BACA JUGA: Pengumuman PMI Korea Selatan 429, Kepala BP2MI: Saya Percaya Keamanan Negara Ini
“Kami hanya akan melakukannya secara bertahap, tidak langsung. Kita tahu selama ini migran yang banyak mengalami eksploitasi adalah migran dalam negeri Indonesia, kami tidak ingin hal seperti itu terjadi lagi,” ujarnya.
Karding menjelaskan Kementerian P2MI ingin memperbanyak PMI yang mempunyai kemampuan di luar sektor dalam negeri.
“Jumlah pekerja terampil atau berketerampilan tinggi akan kita tingkatkan. Jumlahnya akan kita kurangi sedikit, pelan-pelan,” ujarnya.
Menurut Karding, Indonesia perlu belajar dari Filipina yang bisa menerima hingga 20 persen devisa negara dari pekerja migran.
Karding pun yakin Indonesia bisa bersaing dengan Filipina dengan sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki Indonesia.
Hal ini dibuktikan dengan banyaknya PMI di negara tuan rumah yang mampu bersaing dengan negara lain.
“Yah, kita negara besar, kita punya sumber daya yang bagus, jadi kita tidak bisa mengimbangi Filipina,” kata Karding.
Selain itu, Karding juga menyampaikan instruksi Presiden Prabow Subiant untuk memperkuat perlindungan PMI.
“Pak Prabowo selalu memberikan instruksi untuk melindungi pekerja kita di luar negeri seiring dengan perbaikan sistem secara bertahap untuk memperkuat perlindungan terhadap pekerja kita,” kata Karding.
Sementara itu, Menteri Koordinator Pemberdayaan Sosial RI, Muhaimin Iskandar mengatakan, jumlah pekerja rumah tangga PMI lebih banyak dibandingkan PMI yang memiliki keterampilan lebih tinggi.
Pria yang akrab disapa Cak Imin ini ingin PMI dalam negeri dan PMI kinerja memiliki angka yang sama. Hal itu menjadi salah satu pembahasan dalam pertemuannya dengan Menteri P2MI.
“Tentunya kerja sama di kantor kementerian ini akan melibatkan banyak pihak, banyak kementerian, termasuk kegiatan profesi yang fokus di Kementerian Pendidikan,” tutup Muhaimin (mcr10/jpnn).