saranginews.com, Jakarta – LRT Jabo de Beg akan melakukan simulasi tanggap darurat di Stasiun Bank BJB Pancoran mulai pukul 23.00 WIB tanggal 25 Oktober 2024 setelah berakhirnya layanan.
Kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen LRT Jabodebek untuk memberikan pelayanan yang aman dan terpercaya kepada seluruh penggunanya.
Artikel Terkait: KAI Gandeng BPH Migas Tingkatkan Efisiensi Bahan Bakar Penolong Kereta Api dan Penerapan GCG
Simulasi ini menyimulasikan skenario kecelakaan dimana kereta LRT Jabodebek tergelincir dan beberapa penumpang mengalami luka-luka.
Secara terpisah, simulasi juga melibatkan penanganan penumpang yang mengalami luka serius, seperti patah tulang, dan ibu hamil yang mengalami keguguran.
Artikel terkait: Tingkatkan Daya Saing UMKM di Wilayah Gresik, SIG Terapkan Strategi Pemasaran Digital
LRT Jabodebek bekerja sama dengan berbagai instansi terkait seperti Kementerian Perhubungan, DJKA, Pemprov DKI Jakarta, BPBD DKI Jakarta, Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan, Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Badan SAR Nasional, dan Kepolisian untuk memastikan seluruh protokol darurat dijalankan. Kami memastikan hal itu dilaksanakan. Prosedur akan diikuti untuk meminimalkan risiko bagi penumpang dan memastikan proses evakuasi yang cepat dan aman.
Machamad Pournamoshidi, Executive Vice President LRT Jabodebek, mengatakan simulasi ini sangat penting bagi LRT Jabodebek untuk menguji dan menyempurnakan SOP dalam menghadapi keadaan darurat.
Artikel Terkait: Penumpang LRT Jabodebek meningkat menjadi 61.166 di R1
“Kolaborasi dengan lembaga seperti BPBD, layanan kesehatan masyarakat, dan aparat keamanan membantu memastikan semua pihak dapat bertindak cepat dan efektif dalam situasi darurat. Keselamatan penumpang adalah prioritas utama kami,” kata Purnamoshidi.
Poornamosidhi juga menekankan bahwa simulasi ini juga harus meningkatkan kesiapan seluruh gugus tugas dan memastikan komunikasi yang lancar antar unit selama keadaan darurat.
Simulasi ini menguji respons masing-masing unit, mulai dari komandan hingga pusat kendali, saat merespons tergelincirnya kereta api dan mengevakuasi penumpang.
Tim LRT Jabodebec juga diuji kecepatan dan keakuratan pelaporan kecelakaan, koordinasi dengan pihak eksternal dan pertolongan pertama pada penumpang luka, termasuk tanggap terhadap penumpang luka berat dan ibu hamil yang mengalami keguguran.
Selama simulasi, seluruh personel operasional menjalankan perannya sesuai prosedur operasi standar.
Selama evakuasi, keselamatan penumpang diutamakan, dan tim medis memberikan pertolongan pertama kepada penumpang luka ringan, penumpang luka berat, dan ibu hamil yang memerlukan perawatan khusus.
Selain itu, personel pendamping kereta juga memastikan penumpang tidak terjebak saat evakuasi.
“Hasil simulasi ini akan terus kami evaluasi untuk mendapatkan pemahaman lebih lanjut dan melakukan perbaikan. “Pada akhirnya, keselamatan dan kenyamanan penumpang adalah prioritas utama kami, dan Jabodebeck Kami ingin memastikan bahwa setiap perjalanan dengan LRT memberikan ketenangan pikiran bagi pengguna,” tambah Pournamosidhi. .
Dengan dilakukannya simulasi ini, LRT Jabodebek berharap dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap layanan yang diberikan dan menunjukkan komitmen nyata dalam menjaga keselamatan operasional (chi/jpnn).