Buntut Kasus Korupsi Timah, Ekonomi Babel Hancur Lebur dan PHK Ribuan Pekerja

saranginews.com, Jakarta – Ketua Umum Gabungan Pengusaha Retail dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) Budihardjo Iduanjah menjelaskan rendahnya daya beli di Bangka Belitung karena masyarakat tidak mempunyai cukup uang untuk berbelanja.

Hal ini disebabkan lemahnya perekonomian Banka Belitung akibat kasus korupsi timah yang menyebabkan Kejaksaan Agung (Kezagung) menyita aset smelter sehingga banyak masyarakat yang tidak bisa bekerja dan menyerahkan hasil tambangnya. 

Baca Juga: Sidang korupsi timah Harvey Moise mengungkap fakta baru tentang Sandra Devi dan Ratih

“Di Banca turun lagi karena daerahnya bergantung pada sumber daya alam, kalau industri turun maka perekonomian turun,” kata Budihardjo, dikutip Jumat (11/10).

Ia mengatakan, pola yang sama juga terjadi di wilayah lain yang mengandalkan sumber daya alam untuk kelangsungan hidupnya, yakni Kalimantan dan wilayah lainnya.

Baca Juga: Sandra Devi Jadi Saksi Sidang Korupsi PT Tima: Suamiku

“Seperti Kalimantan kalau batu baranya bagus, penjualannya bagus, jadi ada daerah Babilonia dengan timah, Kalimantan dengan batu bara,” lanjutnya.

Senada, Ketua Harian Asosiasi Ekspor Timah Indonesia (AETI) Eka Mulya Putra menilai, tata kelola timah harus lebih dikembangkan sehingga perlu ada tindakan nyata agar persoalan tata niaga jelas dan aman bagi para penambang.

“Penurunan kinerja ekspor, selain dampak penyidikan tindak pidana korupsi timah, juga disebabkan rendahnya jumlah RKAB yang disetujui. Akibatnya, realisasi RKAB tidak ideal. Perekonomian Babilonia juga melambat. 80 persen ekspor Babel berasal dari timah, dan 60 persen perekonomian Babel didorong oleh perdagangan timah.

Sementara itu, Kepala Dinas Ketenagakerjaan Babel (Kadisnaker) Elias Gani mengungkapkan, sejumlah perusahaan sawit milik pemilik timah sudah ditutup dan rekeningnya dibekukan.

Akibatnya, beberapa perusahaan kesulitan membayar tunjangan karyawan dan banyak pekerja yang di-PHK.

“Dibanding tahun lalu yang terkena PHK sebanyak 38 orang, saat ini yang terkena PHK sebanyak 1.527 orang. Ada peningkatan yang signifikan seiring dengan tutupnya perusahaan smelter akibat pengelolaan timah,” kata Elias Gani.

Elias mengatakan, lapangan kerja yang tersedia bagi masyarakat belum banyak.

“Sektor timah sudah ditutup, 6 smelter ditutup, termasuk beberapa perusahaan yang terkait dengan smelter tersebut, 8 di luar smelter, total ada 14 usaha. Pekerja yang terkena PHK sebanyak 1.372 orang,” kata Elias (mcr8/). Jepang)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *