saranginews.com, JAKARTA – Menteri Kesehatan Masyarakat (Masyarakat) Budi Gunadi Sadikin menerima Penganugerahan National Neuroscience Institute (INN) Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RS PON) Prof. Dr. Dr. Mahar Mardjono, Selasa (15/10).
Acara ini merupakan langkah penting dalam pengembangan layanan kesehatan mental dan saraf di Indonesia, serta menjadikan RS PON sebagai tempat terbaik untuk layanan dan penelitian di bidang kesehatan mental.
BACA LEBIH LANJUT: Menteri Kesehatan mengatakan dia akan meninjau kembali kebijakan tembakau biasa
Pembangunan INN terdiri dari dua bangunan utama. Gedung pertama akan digunakan untuk layanan mental dan saraf dengan konsep berkelompok.
Di dalamnya terdapat pusat pelayanan prima seperti Pusat Autisme, Pusat Epilepsi, Pusat Rehabilitasi, dan Pusat Stroke.
BACA JUGA: Menkes dorong kebebasan produksi vaksin di dalam negeri
“Kami menambah klinik rawat jalan, ruang operasi, Cathlab, ICU, HCU dan SCU untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat,” kata dr. Adin Nulkhasanah, SpS, MARS, Direktur RS PON, dalam sambutannya.
Gedung kedua INN dirancang sebagai pusat studi dan penelitian. Mulai tahun 2025, RS PON akan memulai program khusus bidang psikiatri dengan pendekatan berbasis rumah sakit, bekerja sama dengan Dewan Akreditasi Pendidikan Kedokteran Pascasarjana (ACGME).
BACA JUGA: Neuro Care Bintaro telah dibuka, mengajak masyarakat untuk merawat otak dan sistem saraf
Selain neurologi, akan ada spesialisasi lain seperti bedah otak untuk memenuhi kebutuhan dokter spesialis di Indonesia.
Penelitian yang akan dilakukan di INN akan fokus pada pengobatan presisi dan pengembangan penelitian translasi. Pusat penelitian ini juga akan dilengkapi dengan Medical Center berkapasitas 18 tempat tidur untuk mendukung uji klinis, yang diharapkan dapat menarik kerjasama nasional dan internasional.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menekankan pentingnya peningkatan pelayanan kesehatan di Indonesia agar mampu bersaing dengan negara tetangga. Selain itu, ia menekankan perlunya lebih banyak kerja sama dan kerja sama dengan pasien di RS PON.
“Saya minta bukan hanya badannya, tapi budayanya harus baru. Kita harus ciptakan budaya kerja, cepat bekerja untuk masyarakat dan fokus pada pelayanan yang baik,” kata Menkes.
Budi juga mengingatkan para tenaga medis RS PON untuk tetap fokus pada tugasnya, menghindari keterlibatan dalam kegiatan di luar yang dapat mengganggu pelayanan, dan mengutamakan komunikasi efektif dengan pimpinan bila muncul masalah.
Dengan dibangunnya INN, diharapkan RS PON semakin memperkuat perannya sebagai pusat neurologi, mendorong penelitian baru, serta meningkatkan kualitas mental dan saraf di Indonesia. (jlo/jpnn)