saranginews.com, JAKARTA PUSAT – Pusat Pengelolaan Komplek Kemayoran (PPK Kemayoran) mendukung penerapan kebijakan lingkungan inovatif di wilayahnya melalui pengelolaan sampah.
PPK Kemayoran telah mengembangkan sistem pengelolaan sampah terpadu untuk mengurangi pencemaran lingkungan.
BACA JUGA: PPK Kemayoran dorong pertumbuhan bisnis kuliner dengan optimalisasi pemanfaatan lahan
Direktur Utama PPK Kemayoran Medi Cristianto mengatakan strateginya berfokus pada pemilahan sampah, daur ulang, dan penggunaan sumber daya lokal.
“Kami berharap PPK Kemayoran dapat terus membangun sinergi yang lebih besar dengan Pemda DKI dan mitra-mitranya,” kata Medi saat bertemu dengan Kemayoran di Jakarta Pusat, baru-baru ini.
BACA JUGA: HUT ke-39, PPK Kemayoran adakan turnamen golf
Ia berharap pengelolaan sampah ini tidak hanya sekedar sistem yang baik bagi lingkungan.
Namun mampu menghasilkan nilai ekonomi yang menguntungkan bagi kawasan Kemayor.
BACA JUGA: PPK Kemayoran akan menjadi pusat perayaan Waisak Budha di Jakarta
PPK Kemayoran disebut hingga saat ini masih aktif mengelola dan memilah sampah di Komposter Utan Kemayoran.
Selain itu, PPK Kemayoran juga ingin mengembangkan proyek perencanaan lingkungan seperti pejalan kaki, penerangan jalan umum, pembangunan fasilitas pengelolaan air limbah, dan program penghijauan.
Medi optimis kerja sama pemerintah dan masyarakat akan memberikan dampak signifikan terhadap pelestarian lingkungan dan meningkatkan kualitas kawasan Kemayor menjadi smart city.
“Kami berharap ke depan pengelolaan sampah tidak hanya lebih baik, tapi juga menciptakan nilai ekonomi,” ujarnya.
Di sisi lain, Denok Marty Astuti, pendiri Surakarta Tambah Tumbuh Komunitas yang turut hadir menekankan pentingnya praktik pengelolaan sampah rumah tangga yang benar.
Menurut Denok, metode 3R atau Reduce, Reuse, Recycle bukan sekadar slogan.
Mengajarkan pemilahan sampah tidak hanya menyederhanakan pengelolaan sampah, namun memberikan nilai ekonomi.
Terutama melalui Bank Sampah yang memungkinkan sampah didaur ulang menjadi produk yang bermanfaat.
“Sampah adalah uang,” tegas Denock.
Denock percaya bahwa pengelolaan sampah menciptakan kesadaran dan budaya pengelolaan yang lebih cerdas.
“Melalui Bank Sammpak, kami mengajak warga untuk menyetorkan sampah yang telah dipilah agar dapat digunakan untuk kebutuhan sehari-hari,” imbuhnya. (mcr31/jpnn)
BACA ARTIKEL LAGI… Sambut INAPA 2023, PPK Kemayoran Optimis Pasar Otomotif Mulai Kembali Normal