saranginews.com – JAKARTA – Ketua Dewan Pimpinan Daerah Pegawai Negeri Sipil dan Kontrak Kerja (DPW ASN PPPK) 2022 Provinsi Riau, Eko Wibowo, mengatakan sudah saatnya PPPK dan pegawai terhormat diangkat menjadi warga. pelayan.
Pelantikan Presiden baru terpilih Prabowo Subianto menjadi dorongan terbaru untuk hal tersebut. Eko Wibowo mengatakan, pemberian tanda kehormatan dan jabatan PPPK sebagai PNS tentu menjadi kado besar bagi Prabowo Subianto.
BACA: Nanik S Deyang menelpon Prabowo, ia mengakhiri kemiskinan bersama Budiman Sudjatmiko
“Dua kali dalam pemilu presiden, Pak Prabowo (sebagai calon presiden) berjanji akan mengangkat pejabat terhormat. Sayangnya dia kalah. Dan kini pada pemilu presiden ketiga (sebagai calon presiden) ia menang telak untuk memenuhi janjinya. masyarakat, termasuk pejabat yang terhormat,” kata Pak Ekowi, sapaan akrab Eko Wibowo, kepada saranginews.com, Rabu (16/10).
Pak Ekowi berharap semangat patriotik yang dimiliki Prabowo mengingatkan janjinya kepada rakyat jelata.
BACA: Pemkab Sorong akan merekrut 1.850 tenaga kerja melalui PPPK dan CPNS
Prabowo Subianto hanya bisa meningkatkan status kehormatan dan PPPK sebagai pejabat pemerintah.
“Pesan kami kepada Bapak Presiden Prabowo Subianto agar segera mengangkat guru dan pekerja, baik honorer maupun PPPK menjadi PNS. Hanya Pak Prabowo yang bisa memastikan kesejahteraan kita terjamin dengan baik,” ujarnya.
BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: PNS dan PPPK Sederajat, Haknya Sama dalam Bekerja, Bagaimana dengan Iuran?
Misalnya, Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mampu merekrut satu juta PNS.
Perbedaan mencolok terjadi pada era Presiden Joko Widodo, ketika PPPK mempekerjakan tenaga honorer yang menyerupai honorer.
Ketua DPW Solidaritas Nasional Indonesia Wiyatabakti (SNWI) Tendik Provinsi Riau menambahkan, masih banyak ketidakadilan yang mereka rasakan sejak dilantiknya PPPK.
Dia misalnya mencontohkan jabatan, termasuk TPP, yang tidak sama dengan PNS.
Kita harus berkompeten secara akademis. Kita harus bekerja dari fungsional hingga struktural di dinas pendidikan, menjalankan fungsi teknis dan lainnya, kata Ekowi yang juga Ketua Aliansi Kehormatan Nasional (AHN) Riau. D.P.W.
Ekowi berharap Prabowo bisa menghilangkan kontrol yang dikenakan terhadap guru sejak penerapan Kurikulum Merdeka, serupa dengan permintaan PMM.
Selanjutnya, persyaratan bahwa Anda harus menjadi instruktur mengemudi untuk menjadi direktur juga akan dihapus.
“Hal ini menimbulkan kecemburuan masyarakat di kalangan guru karena beberapa guru memiliki keterampilan dan pengalaman yang baik dalam berorganisasi,” kata pemuda asal Pendidikan Riau ini. (esy/jpnn) Video terpopuler hari ini: