Putusan MK Diharapkan Mengangkat Angka Partisipasi Rakyat Mengikuti dan Mengawasi Pilkada

saranginews.com, JAKARTA – Peneliti politik Badan Riset dan Inovasi Negara (BRIN), Vasisto Raharjo Jati, berharap partisipasi masyarakat meningkat pada Pilkada 2024. Ia juga ingin menurunkan jumlah kelompok kulit putih (netral). dengan tujuan untuk mengontrol secara ketat pelaksanaan pilkada.

Peneliti politik Badan Riset dan Inovasi Negara (BRIN) Vasisto Raharjo Jati mengatakan masyarakat diharapkan menunjukkan antusiasme terhadap Pilkada 2024.

BACA JUGA: Gerindra Mundur dari Pencalonan Riza Patria di Pilkada Tangsel, Ternyata Gara-gara Ini

Vasisto Jathi dalam keterangannya, Rabu (28/28/2018), mengatakan, “Tentu masyarakat juga akan tertarik dengan perayaan Pilkada mendatang, karena tadinya masyarakat acuh terhadap pilkada, ya karena tidak mematuhi peraturan. keputusan Mahkamah Konstitusi.” 8).

Ia berharap Pilkada 2024 dapat memperoleh jumlah pemilih yang besar, karena RDK, penyelenggara pemilu, dan pemerintah sudah menerima keputusan Mahkamah Konstitusi.

BACA JUGA: Tokoh terpenting di Indonesia ini dikabarkan telah memberikan restu kepada Pramono untuk maju di Pilkada Jakarta.

Oleh karena itu, diharapkan partisipasi meningkat dan jumlah golput berkurang. Dengan diturunkannya ambang batas pilkada maka dapat mendorong partisipasi politik.

Selain itu, Vasisto meminta masyarakat menghindari kampanye yang berbasis politik identitas.

BACA JUGA: Pakar Hukum Simak Posisi Jokowi di Pilkada 2024, Apa Katanya?

Sebab, berdampak buruk terhadap demokrasi di Indonesia.

“Apa yang kita lihat di pemilu-pemilu sebelumnya sungguh destruktif. Jadi kalau misalnya ada pasangan calon atau parpol yang menggunakan emosi tersebut, sebaiknya dihindari, karena ini bukan hanya soal pemilu, tapi itu akan berdampak jangka panjang pada hal-hal lain juga,” katanya.

Vasisto juga mengimbau masyarakat menolak kebijakan moneter yang tengah marak menjelang pilkada mendatang.

“Masyarakat harus sadar bahwa uang yang mereka terima sama dengan membeli haknya. Kesadaran seperti ini, khususnya penyelenggara pemilu dan penggiat pemilu, harus menegaskan bahwa kebijakan moneter tidak serta merta berarti bahwa suara mereka dan mimpi akan tercapai di pilkada,” ujarnya. (tan/jpnn) Jangan lewatkan video pilihan editor ini.

BACA ARTIKEL LEBIH LANJUT… 2 Tersangka Usai Merusak Mobil Polisi Saat Protes Sepak Bola Anti RUU

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *