saranginews.com, JAKARTA – Dewan Energi Mahasiswa Indonesia (DEM Indonesia) terus berupaya dan berkontribusi dalam menghidupkan ruang diskusi di kalangan mahasiswa.
Sebagai langkah awal kepengurusan tahun 2024-2026, DEM Indonesia menyelenggarakan kick off session energi nasional dan diskusi tentang Peran Mahasiswa dalam Menjawab Masa Depan Kedaulatan Energi Nasional Pada Masa Transisi Kepemimpinan.
BACA JUGA: DEM Indonesia: Alihkan subsidi bahan bakar ke sumber energi baru dan terbarukan
Ketua Umum DEM Indonesia Jenderal Febrian Satria Hidayat mengatakan Presiden Prabowo Subianto dalam pidato pengukuhannya pada 20 Oktober 2024 menegaskan, penting bagi Indonesia untuk mencapai swasembada energi.
“Melalui kegiatan diskusi publik ini, DEM Indonesia mencoba menerjemahkan ide-ide tersebut melalui forum diskusi mahasiswa,” kata Febrian Satria Hidayat dalam keterangan resminya, Kamis (24/10).
BACA JUGA: DEM Indonesia mendesak subsidi bahan bakar dialihkan ke energi baru terbarukan
Ditambahkannya, langkah awal dalam periode kegiatan ini adalah berupaya mewujudkan tujuan DEM Indonesia yaitu terwujudnya kedaulatan energi nasional melalui gerakan kolektif mahasiswa lintas disiplin.
Lebih lanjut, energi masa depan merupakan akumulasi dari seberapa besar kepedulian kaum terpelajar saat ini untuk secara kolektif melestarikan dan memperhatikan kondisi yang ada saat ini sehingga dapat menjamin kondisi tersebut di masa depan.
BACA JUGA: Sumber daya alam yang kaya akan membuat Indonesia mandiri energi dan petrokimia
“Sejak berdiri pada tahun 2019, DEM Indonesia yang didirikan oleh 19 DEM daerah dan universitas terus berupaya untuk merevitalisasi wacana dan minat generasi muda dan mahasiswa untuk menjamin masa depan kita,” ujarnya.
Dalam diskusi tersebut, Guru Besar Institut Teknologi Sepuluh Nopember (IT’S) Prof. Mukhtasor yang pernah menjadi anggota Dewan Energi Nasional mengutarakan sejumlah pemikirannya.
Disusul kemudian oleh Ketua Komite Investasi Gabungan Perusahaan Migas Nasional Moshe Rizal yang berbicara mengenai kondisi sektor ekstraksi migas di Indonesia.
Direktur Eksekutif Pusat Kajian Ketahanan Energi Ali Ahmudi Achyak membahas perkembangan energi baru dan sumber energi terbarukan nasional dan menyimpulkan Dr. Rasminto dari Institut Energi Anak Bangsa yang menjadi perantara peran mahasiswa dalam mewujudkan kedaulatan energi nasional.
Di akhir kegiatan, Presiden DEM Indonesia menyampaikan bahwa swasembada energi merupakan sebuah gagasan yang patut didukung dengan berbagai catatan dan rekomendasi.
Beberapa rekomendasi yang disampaikan menilai kondisi produksi migas yang menjadi tulang punggung bauran energi belum pernah mencapai tujuan penyelesaian perombakan undang-undang migas sebagai landasan utama.
Dibutuhkan keseriusan yang lebih besar di sektor EBET untuk mempercepat pembangunan infrastruktur dan peraturan untuk mencapai tujuan bauran energi.
Dari sisi infrastruktur, elektrifikasi nasional juga memerlukan percepatan pembangunan untuk mencapai target 100%.
Distribusi subsidi energi di hilir memerlukan kejelasan mengenai berbagai permasalahan, termasuk kriteria, akuntabilitas, dan pendekatan supply-demand, yang menyebabkan banyak penyalahgunaan subsidi.
“Swasembada energi menjadi hal penting selain swasembada pangan. Melalui forum ini, kami ingin menyampaikan beberapa rekomendasi dalam upaya mencapai hal tersebut,” ujarnya.
Mulai dari regulasi, penyelesaian review UU Migas dan UU EBET, keseriusan dalam pengembangan infrastruktur EBET dan elektrifikasi, lalu memastikan penyalurannya tepat sasaran, lanjutnya.
Ia menambahkan, mewujudkan swasembada diawali dengan kemandirian dengan pendekatan konstitusional, bahwa industri-industri yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara.
Tanah dan air serta kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. (esy/jpnn) Sudahkah Anda menonton video terbaru di bawah ini?
BACA ARTIKEL LAGI… Jadwal makan siang tidak bisa segera, Prabowo: Kami tidak punya staf Sulaiman