saranginews.com, NUSA DUA – Negara-negara di benua Afrika, seperti halnya Indonesia, memiliki sumber daya mineral yang beragam.
Peluang kerja sama nyata kedua belah pihak terbuka.
BACA JUGA: Di IAF 2024, Pertamina perkuat komitmen peningkatan ketahanan energi dan ekspansi internasional
Hal tersebut disampaikan Direktur Pertamina Nicke Widyawati saat diskusi panel bertema “Implementasi Efektif Diversifikasi Energi” yang digelar pada hari kedua acara Indonesia Africa Forum (IAF) 2024 di Nusa Dua, Bali. , Selasa (3/9).
Mengambil semangat “Spirit of Bandung”, Indonesia melalui Pertamina akan bekerja sama dan mendukung Afrika untuk meningkatkan posisi kedua belah pihak di “emerging market”, khususnya di sektor energi.
BACA JUGA: Jokowi Sebut IAF Akan Susun Strategi Pembangunan Baru untuk Negara Berkembang
“Potensi kerja sama Indonesia dan Afrika di bidang energi sangat besar,” kata Nicke.
Menurut Nicke, dengan memanfaatkan kekuatan dan sumber daya yang dimiliki, Indonesia dan Afrika harus mampu membangun model kemitraan yang kuat untuk memenuhi kebutuhan energi kedua belah pihak yang terus meningkat dan berkontribusi terhadap tujuan pembangunan berkelanjutan internasional.
BACA JUGA: Dihadapan Peserta IAF, Jokowi Perkenalkan Prabowo Sebagai Presiden Terpilih RI
Nicke menambahkan, Pertamina sudah melakukan ekspansi ke Afrika sejak 2013, sebelas tahun lalu.
Dari sisi migas, Pertamina berpengalaman di banyak negara Afrika, yakni Aljazair, Gabon, Nigeria, Angola, Namibia, dan Tanzania.
Dari sisi pelayaran, Pertamina memiliki 3 pelabuhan unggulan di Aljazair, Nigeria, dan Angola yang meliputi pelabuhan di Mesir, Aljazair, Nigeria, Afrika Selatan, Tanzania, Djibouti, dan Gibraltar.
Saat ini, kata Nicke, Pertamina terus memperluas bisnisnya di Kenya dengan mengembangkan blok bawah tanah.
“Kami tumbuh dari atas ke bawah, mulai dari pengeboran hingga pembangkit listrik tenaga panas bumi,” jelas Nicke.
Tak hanya itu, lanjut Nicke, Pertamina dengan kepiawaiannya juga memberikan solusi energi terbarukan di Afrika Selatan melalui proyek Gas to Power.
“Pada dasarnya, Pertamina selalu membuka peluang kerja sama dalam ekosistem yang terintegrasi dari atas hingga bawah,” tegas Nicke.
Sebagai bagian dari kerja sama yang berkelanjutan, Nicke juga menyampaikan apresiasi atas dukungan positif yang diberikan pemerintah Indonesia dan Afrika.
Selain itu, Pertamina terus mencari blok baru di Afrika.
“Baik Afrika maupun Indonesia memiliki sumber daya mineral yang banyak sehingga masih banyak peluang kerja sama untuk mengembangkan perekonomian negara dengan menciptakan lapangan kerja,” pungkas Nicke.
Pertamina, perusahaan terdepan di bidang transisi energi, berkomitmen mendukung tujuan net zero emisi pada tahun 2060 dengan terus menggalakkan program-program yang berdampak langsung pada pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG).
Seluruh upaya tersebut merupakan bagian dari penerapan prinsip-prinsip lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG) di seluruh unit bisnis dan operasi Pertamina. (mrk/jpnn)