saranginews.com, JAKARTA – Menteri Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman menghadapi tantangan besar dalam memajukan sekitar 65 juta pelaku UMKM.
Pengamat UMKM Faransyah Agung Jaya mengatakan saat ini baru sekitar 15 persen UMKM yang berhasil naik kelas.
BACA JUGA: Mendukung produk lokal melalui ekspor, bea dan cukai memudahkan usaha kecil dan menengah untuk terhubung dengan pembeli Amerika
“Kementerian UKM sebaiknya menyusun kebijakan yang khusus ditujukan untuk meningkatkan kualitas usahanya, terutama di era digital yang semakin kompetitif,” kata Coach Faran dalam keterangannya, Rabu (23/10).
Faran mengatakan, mayoritas UKM di Indonesia masih masuk kategori mikro yang kesulitan mengakses pembiayaan, teknologi, dan pelatihan. Menurutnya, kunci sukses transformasi UMKM adalah kolaborasi antar sektor.
BACA JUGA: Peruri dan Big Alpha berkolaborasi mendorong UKM agar lebih tangguh di era digital
“Kementerian UKM tidak bisa bekerja sendiri. Kolaborasi dengan dunia pendidikan, swasta, dan masyarakat luas sangat penting,” lanjutnya.
Contoh kolaborasi yang sukses adalah Yayasan Wiranesia, yang membantu UKM melakukan digitalisasi dan menyediakan program inkubasi bisnis.
BACA JUGA: Pertamina SMEXPO 2024 dorong UKM lokal angkat bicara
“Program digitalisasi Wiranesia meningkatkan penjualan UMKM hingga 30 persen dalam satu tahun,” kata Coach Faran.
Dengan adanya kerja sama lintas sektor ini, Faran Coach optimis transformasi UKM dapat terlaksana lebih cepat dan dapat memberikan dampak nyata bagi perekonomian nasional.
Berdasarkan data Bank Indonesia, penguatan usaha kecil dan menengah dapat meningkatkan kontribusinya terhadap PDB hingga 75 persen pada tahun 2030, jika didukung oleh kebijakan dan kerja sama yang tepat, ujarnya.