saranginews.com, Jakarta – Gabungan Pengusaha Pariwisata Haji (Bersathu) dan PT Trans Digital Cemerlang (TDC) meyakini pembayaran digital dengan sistem keuangan nontunai atau nontunai dengan menggunakan kode standar model pembayaran Indonesia (QRIS) akan membantu dunia usaha merespons dengan cepat. dan konsumen melakukan transaksi.
Menurut Ketua Haji Bersatu Sultan, sejumlah operator tur haji dan umroh di seluruh Indonesia saat ini sudah menggunakan QRIS untuk bertransaksi dengan calon jamaah.
Baca juga: Pengusaha Batik dan PT TDC Anggap Keamanan Digital Kunci Peningkatan QRIS
Saat dihubungi wartawan, Sultan mengatakan, “Biasanya untuk uang muka atau prabayar (PP) pemesanan perjalanan umrah, banyak jamaah yang memilih QRIS karena nilai nominalnya mencapai 10 juta dolar.
Sementara itu, transfer bank masih digunakan untuk pembayaran massal pemesanan tiket pesawat, biaya perjalanan, dan hotel di Makkah dan Madinah, Arab Saudi karena terbatasnya jumlah transfer QRIS.
Baca juga: Pengusaha digital berikan alasan kuat gunakan QRIS untuk UKM
Meski demikian, Sultan mengungkapkan ada kabar baik dari Bank Indonesia (BI) bagi pelaku usaha wisata haji umrah dan jemaah haji Indonesia.
Saat itulah Indonesia resmi menjalin kerja sama dengan Arab Saudi terkait penggunaan QRIS atau pembayaran lintas negara.
Baca juga: Arganda dan Pengusaha Digital Dorong Penggunaan QRIS di Angkutan Umum Jakarta
Penggunaan QRIS cashless diharapkan dapat diterapkan di kedua tempat suci tersebut dan memudahkan digitalisasi keuangan jemaah haji dan umroh dengan sistem cashless.
Menurut BI, kerja sama dengan pemerintah Arab Saudi akan optimal mulai tahun 2025.
Sultan mengatakan: “Jemaah Indonesia tidak perlu menukarkan uang tahun depan. Kami sangat menyambut baik penggunaan QRIS di Arab Saudi. Ini akan membuat segalanya lebih mudah karena Anda dapat membeli kebutuhan pokok dan membeli oleh-oleh hanya dengan memindai.”
Sultan yang merupakan salah satu pemilik Abna Tour berharap kesadaran literasi masyarakat akan kebutuhan saluran dan alat pembayaran yang efisien serta sarana nontunai seperti QRIS semakin meningkat.
Karena bersifat crossborder atau antar negara, Sultan berharap keamanan terkait QRIS juga ditingkatkan oleh perbankan dan pemerintah Indonesia.
Indra, seorang dokter sekaligus Direktur Utama PT TDC, perusahaan keuangan digital, membenarkan efektivitas dan manfaat yang dirasakan pengguna QRIS.
Misalnya saja produk perusahaannya adalah Poskulite yang menawarkan sistem point-of-sale (POS).
Ia mengatakan, keunggulan sistem Poskulite adalah berbasis Android yang mengedepankan kecepatan dan kenyamanan pengguna.
Lanjutnya, Poskulite dapat diunduh gratis, transaksi selesai dengan cepat dan akurat dalam waktu kurang dari 1 menit, dan Poskulite menggunakan QRIS dinamis dengan waktu penyelesaian 2 menit.
Indra juga membahas salah satu fitur menarik dari sistem pembayaran digital.
Ia kembali mencontohkan, fitur Kasirku di Poskulit menjadi fitur jualan utama.
Dengan fitur Kasirku, pengguna dapat menerima pembayaran melalui tunai, QRIS, dan transfer bank.
Ia menambahkan: “Fitur ini memudahkan merchant untuk mengubah atau menambahkan informasi harga produk.
Soal kemudahan pelaporan keuangan (cash flow), Indra mengatakan fitur Kasirku menyediakan riwayat transaksi harian, mingguan, bulanan, dan tahunan.
Informasi terkait setiap transaksi dicatat dan disimpan secara berkala, sehingga pengguna dapat dengan mudah meninjau aktivitas penjualannya.
“Proses pembayaran akan selesai dalam waktu 24 jam setelah pembayaran diterima. Ditegaskannya: Dana otomatis terkirim ke rekening yang terdaftar.
Indira mengatakan pihaknya sedang mengembangkan PPOB atau Payment Point Online Bank, yakni sistem pembayaran online dengan menggunakan fasilitas perbankan.
Dalam hal ini pembayaran yang diinginkan bisa bermacam-macam mulai dari PLN, BPJS, PDAM, telepon, pulsa, internet, paket data, asuransi, kartu kredit, multifinance hingga voucher gaming.
“Semakin banyak keistimewaannya, semakin mudah dan gratis penggunaannya, pasti masyarakat akan tertarik. “Transaksi digital menjadi suatu kebutuhan, mau tidak mau siklus perekonomian Indonesia semakin digital,” ujarnya. (hati/jpnn)