Soal Kemungkinan Pembongkaran Makam Dokter Aulia Risma, Kombes Artanto Bilang Begini

saranginews.com, Semarang – Polda Jawa Tengah masih menyelidiki penyebab meninggalnya dokter Aulia Risma Lestari berusia 30 tahun itu.

Tak menutup kemungkinan pula polisi akan membongkar makam dokter anestesi PPDS Universitas Diponegoro (Undip).

Baca Juga: Bongkar Dugaan Terorisme PPDS, DPR: Itu Kriminal dan Harus Berujung Reformasi Sistematis

Kabid Humas Polda Jateng Kompol Artento mengatakan, penghancuran makam korban ditentukan oleh perkembangan penyidikan.

“Ini potensi, nanti kita lihat perkembangannya lebih lanjut,” kata Kompol Artento usai menerima Nuzmatun Malinah, ibu mendiang Aulia Risma, melaporkan meninggalnya putrinya di SPKT Polda Jateng, Kamis (4/9).

Baca juga: Kemenkes Bungkam Mahasiswa PPDS Aulia Risma Lestari, Dekan FK Undip: Silakan dibuka

Dia mengatakan, proses otopsi otak masih berlangsung. Hal itu dilakukan sebagai langkah mengungkap penyebab meninggalnya dr Aulia Risma.

Ia mengatakan, ibu dokter Aulia Risma bersama pengacaranya dan tim Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengeluhkan meninggalnya putrinya.

Baca juga: Kemenkes: Mahasiswa PPDS Undip Aulia Risma Lestari Dikenakan Biaya Hingga Rp 40 Juta per Bulan

Di sisi lain, polisi juga mendapat informasi dan banyak kesaksian dari hasil pemeriksaan Kementerian Kesehatan dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Ini termasuk surat, informasi korban di ponsel dan rekaman suara korban. Barang bukti tersebut akan diperiksa polisi di rumah sakit, dan dipastikan suara korban sama.

Dengan tuntutan banding yang diajukan dr Aulia Risma yaitu Rp 20 juta hingga Rp 40 juta. Pun dugaan penyerangan seksual yang dialami Aulia Risma saat menjalani PPDS undip anestesi.

“Ini data awal, menjadi pedoman bagi kami, segala informasi yang kami berikan menjadi dasar untuk melakukan kajian lebih dalam,” ujarnya.

Pada 12 Agustus 2024, Aulia Risma Lestari ditemukan tewas di ruang ganti rumahnya di Desa Lempongsari, Kecamatan Gajahmungkur, Kota Semarang.

Diduga ia bunuh diri akibat diancam dan menerima uang jutaan dolar saat menerima anestesi PPDS tanpa anestesi di RSUP Dr. Jantung (MCR5/JPNN).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *