PLN Indonesia Power Manfaatkan Green Ammonia untuk Energi Primer PLTU

saranginews.com, JAKARTA – PLN Indonesia Power (PLN IP) kembali melakukan inovasi revolusioner dalam mengurangi emisi karbon yang dihasilkan di sektor ketenagalistrikan.

Perusahaan subholding pembangkit listrik terbesar di Asia Tenggara ini akan memanfaatkan amonia hijau sebagai bahan bakar alternatif di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Labuan.

BACA JUGA: Gandeng Arab Saudi, PLN Indonesia Power bangun PLTS terapung

Upaya besar percepatan transisi energi PLN Indonesia Power merupakan salah satu keberhasilan kepemimpinan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Tohir dalam meningkatkan kinerja BUMN Group.

Direktur PLN Indonesia Power Edwin Nugraha Putra menjelaskan penggunaan amonia hijau sebagai energi primer PLTU dapat mengurangi penggunaan batu bara sehingga mengurangi emisi karbon akibat pembakaran batu bara di pembangkit listrik.

BACA JUGA: PT Pegadaian bersama SIG pertahankan layanan BUMN paket VI di Surakarta

Pembangunan ini merupakan upaya PLN Indonesia Power untuk mempercepat transisi energi dan membantu pemerintah mencapai tujuan net zero emisi pada tahun 2060.

“Inisiatif ini merupakan langkah strategis dalam mendukung transisi energi berkelanjutan di Indonesia, sesuai dengan komitmen Pemerintah untuk mencapai netralitas karbon pada tahun 2060,” kata Edwin.

BACA JUGA: Semester I 2024 Jamkrindo Jamin 3,89 Juta UMKM

Menurut Edwin, rencananya pemanfaatan green amoniak dilakukan di Unit Usaha Pembangkitan (UBP) Banten 2 Labuan.

Kedepannya pembangkit ini akan menjadi contoh bagi pembangkit listrik lainnya di seluruh Indonesia.

“PLTU Banten 2 Labuan akan dijadikan pilot project pemanfaatan green amonia di PLTU lainnya. Jika ini dilakukan maka emisi karbon yang dihasilkan sektor ketenagalistrikan akan berkurang,” kata Edwin.

Untuk memanfaatkan amonia hijau sebagai energi primer, PLN Indonesia Power melakukan studi kelayakan bekerja sama dengan PT Pupuk Kujang dan IHI Corporation. Melalui kerja sama ini, PLN IP, IHI dan Pupuk Kujang akan mempelajari aspek teknis dan ekonomi dari keseluruhan rantai nilai mulai dari pengiriman amonia ramah lingkungan hingga aplikasi pembakaran.

IHI terutama akan melakukan kajian teknis terkait demonstrasi pembakaran amonia, IP PLN akan menyediakan pembangkit listrik dan energi operasional, dan Pupuk Kujang akan terlibat dalam produksi dan pasokan amonia ramah lingkungan.

“MoU ini merupakan langkah penting dalam upaya kami melakukan transisi ke sumber energi yang lebih berkelanjutan. Amonia hijau memiliki potensi besar untuk mengurangi jejak karbon dan mendukung masa depan energi yang lebih bersih di Indonesia,” jelas Edwin.

Sementara itu, Direktur PT Pupuk Kujang Maryono menyatakan Pupuk Kujang merupakan perusahaan pupuk terkemuka di Indonesia yang mengkhususkan diri pada produksi amoniak dan urea, dimana amoniak merupakan komponen utama dalam pengurangan emisi karbon pada pembangkit listrik.

“Sebagai produsen amoniak, Pupuk Kujang sangat antusias untuk mengikuti kajian inovatif ini. Kolaborasi ini memungkinkan kami berkontribusi terhadap solusi energi berkelanjutan dengan menggali potensi amonia hijau sesuai dengan komitmen kami terhadap kelestarian lingkungan,” jelas Maryono. .

Asisten Direktur IHI Corporation Shinichi Takano menekankan pentingnya teknologi dalam transisi energi, IHI Corporation bangga dapat bekerja sama dengan PLN Indonesia Power dan Pupuk Kujang dalam inisiatif revolusioner ini.

“Kami merasa terhormat dapat bermitra dengan PLN Indonesia Power dan Pupuk Kujang, teknologi amonia dapat membantu transformasi energi di Indonesia, membuka jalan menuju masa depan yang lebih hijau,” jelas Takano (chi/jpnn).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *