saranginews.com, JAKARTA – Dosen Jurusan Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Padjadjaran Firman Manan mengatakan perilaku pemilih di Jawa Barat sangat berbeda.
Banyak pemilu gubernur di Jawa Barat yang menunjukkan hal ini, para kandidat seringkali tidak populer namun muncul sebagai pemenang.
BACA JUGA: Hampir 36 Juta Lembar, Surat Suara Pilgub Jabar Cetak 4,5 Juta Per Hari
“Di Jabar harus hati-hati membaca data survei. “Pada Pilgub 2008 dan 2013, Ahmad Heryawan berada di bawah lawannya namun berhasil keluar sebagai pemenang,” ujarnya dalam acara Melihat Peta Pemilu. Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jabar pada Pilkada 2024, Jumat (25/10).
Menurutnya, pemilihan gubernur di Jabar sangat kompetitif dari segi perilaku pemilih. Namun, hasil jajak pendapat tersebut sulit menjadi gambaran final Pilgub Jabar.
BACA JUGA: Ini Analisa Teknis Kesuksesan Pilgub Jabar Dedi-Erwan.
“Data Voxpol Center Research and Consulting mengonfirmasi bahwa responden mengambil keputusan selama kampanye (37,4 persen), sebelum pergi ke TPS pada hari pemilu (29 persen), dan saat jeda menjelang pemilu.” hari (18,1 persen),” ujarnya.
Apalagi, lanjutnya, partisipasi pemilih di Jabar masih sangat tinggi yaitu 27,1 persen. Jumlah tersebut terlalu besar untuk mengubah hasil Pilgub Jabar.
BACA JUGA: Calon Gubernur Demul Didebatkan dalam Debat Pilgub Jabar
Diketahui, pada Pilkada Jabar 2018, dua calon gubernur dan wakil gubernur Jabar, Ridwan Kamil dan Uu Ruzhanul Ulum atau Rindu, meraih perolehan suara sebesar 32,88 persen (7.226.254 suara) pada Pilgub Jabar 27 tahun lalu.
Di peringkat kedua, Hasanudin-Anton Charliyan atau Hasanah memperoleh 12,62 persen (2.773.078 suara), Sudrajat-Ahmad Syaikhu memperoleh 28,74 persen (6.317.465 suara) dan Deddy-Dedi memperoleh 25,73 persen (5,6 suara) dari 5,6 suara. 21.979.995 suara sah atau 96 persen dari total suara. Data tersebut merupakan hasil pemeriksaan perolehan suara pada Sidang Paripurna Terbuka KPU Jabar pada 8 Juli 2018.
Faktanya, Ahmad Syaikhu pertama kali masuk ke pesta demokrasi dengan berbekal 3 persen, namun akhirnya berhasil memperoleh 28,74 persen. Hal ini menunjukkan pemilihan gubernur di Jawa Barat kerap menghadirkan kejutan.
Bersamaan dengan itu, CEO Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago merilis hasil survei terbaru Voxpol Center Research and Consulting untuk mendapatkan peta politik terkini terkait pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jabar. Mayoritas masyarakat Jawa Barat mengambil keputusan berdasarkan kebijaksanaan, dan sekitar 38 persen belum mengambil keputusan.
“Mayoritas responden (57,6 persen) adalah pemilih profesional, disusul pemilih psikologis (28 persen) dan pemilih sosiologis (11,6 persen). “Mayoritas responden (69 persen) stabil, namun 27,1 persen responden masih stabil atau boleh mengubah pilihannya pada Presiden Jabar,” kata responden (90,6 persen) yang sudah mengetahui pemilu 2024 akan digelar serentak, namun masih ada 9,4 persen yang mengaku belum mengetahuinya. Mayoritas responden (98,8 persen) juga akan mengikuti pemilihan kepala daerah pada tahun 2024.
Mayoritas responden (60 persen) sudah memiliki calon Gubernur Jabar untuk dipilih menjadi Gubernur Jabar, namun sebanyak 38 persen responden belum menemukan calonnya. Responden yang belum menentukan pilihan (undecided responden) menyatakan tidak mengetahui jumlah calon gubernur Jabar yang akan terpilih (56,1 persen), tidak memiliki cukup informasi mengenai rencana kerja atau janji kampanye calon gubernur (28,3 persen), dan menunggu masa kampanye. (3,4 persen).
Opsionalitas
Pangi juga mengatakan, pada perbandingan suara calon gubernur Jabar, pasangan Dedi Mulyadi – Erwan Setiawan memperoleh 61,8 persen, disusul Ahmad Syaikhu – Ilham Akbar Habibie (18,6 persen), Acep Adang Ruhiyat – Gita Dwi. Natarina (7,4 persen) dan Jeje Wiradinata-Ronal Surapraja (5,6 persen) dan 6,6 persen tidak tahu atau tidak menjawab.
Kini dari segi popularitas, Dedi Mulyadi memiliki angka 88,6 persen, disusul Ronal Surapraja (50,9 persen), Ahmad Syaikhu (48,8 persen), dan Ilham Habibie (39,6 persen).
Jika dibandingkan nama empat calon gubernur Jabar, menurut Pangi, Dedi Mulyadi mendapat 64 persen, disusul Ahmad Syaikhue (17,9%), lalu Acep (6,3%) dan Jej (5%). )
Survei dilakukan selama 10 hari, tanggal 11 hingga 20 Oktober 2024, terhadap WNI yang berdomisili di Provinsi Jawa Barat yang mempunyai hak pilih (dengan KTP). Sampelnya berasal dari 26 kabupaten/kota di wilayah Jawa Barat yang tersebar merata berdasarkan jumlah penduduk.
Jumlah responden survei ini sebanyak 800 orang dengan perbandingan (50:50) laki-laki dan perempuan. Pengambilan sampel menggunakan metode multistage random sampling dengan margin of error ±3,47 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Setiap responden terpilih diwawancarai secara tatap muka oleh pewawancara terlatih dengan menggunakan aplikasi Android i-voxpol.
Konfirmasi ulang sebesar 20 persen dari total sampel dengan mengunjungi responden yang dipilih secara acak dan mewawancarai kembali mereka dengan koordinator wilayah, dan 10 persen dengan tim verifikasi pusat Voxpol dan mewawancarai responden melalui telepon untuk memverifikasi data (mcr10/jpnn)