saranginews.com – JAKARTA – Analis intelijen, pertahanan, dan keamanan Ngasiman Joyonegoro menyebut empat ajudan Presiden Prabowo Subianto adalah individu yang mumpuni.
Hal ini dilaksanakan sejalan dengan misi Presiden Prabowo Subianto untuk memilih ajudan dengan mengutamakan potensi, sehingga menghasilkan anggota terbaik dari wakil terbaik TNI dan Polri.
BACA JUGA: Prabowo Tolak Izinkan Menteri Bangun Proyek Mercusuar, Apa Jadinya ICN?
Menurut Ngasiman, Prabowo mengedepankan aspek kemampuan dan kompetensi karena tugas seorang ajudan lebih dari sekedar mengikuti protokol presiden. Misalnya mendampingi presiden dalam acara kenegaraan dan acara resmi lainnya.
Tugas pembantu juga menjamin keamanan presiden, khususnya pengamanan fisik pasif dan menjaga kerahasiaan dokumen rahasia negara. Tugas ini tidak boleh dikompromikan, kata Priya Ngasiman dalam keterangannya, Jumat (25/8). 10).
BACA SEMUA: Prabowo: Saya kasih kewenangan langsung pecat, suruh duduk di rumah
Pria yang akrab disapa Simon ini, lingkungan strategis dalam lima tahun ke depan sangat tidak menentu. Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dapat menyerang berbagai sasaran, termasuk presiden.
Selain itu, dampak peperangan antara Ukraina-Rusia, Israel-Palestina, Tiongkok-AS, serta dinamika kekuatan besar di Samudera Asia-Pasifik semakin memberikan tekanan kepada Indonesia.
BACA JUGA: Perdebatan Posisi Mayor Teddy, Aaron Ungkap 3 Kesalahan Rahasianya
“Jadi kita perlu merespons dengan cepat setiap ancaman terhadap presiden, dan saya pikir empat ajudan saat ini bisa mengharapkan hal itu,” kata Simon.
Simon kemudian memuji keempat asistennya. Ini Kolonel Pnb Dr. Anton Pallaguna. Menurutnya, ia memiliki sedikit pendidikan dan pengalaman di bidang penerbangan militer.
Kolonel Anton berhasil mencegat dan memaksa mendaratkan pesawat asing yang melanggar wilayah udara negara. Ia juga terkenal dengan perlindungan alutsista pada tahun 2014.
“Saya kira pengalaman dan nasionalisme Kolonel Anton tidak perlu diragukan lagi. Pengalaman pola serangan udara ini sangat berguna saat mendampingi Presiden dalam berbagai tur menggunakan pesawat,” ujarnya.
Menurut Simon, Kolonel Anton adalah seorang pilot pesawat tempur yang terbukti memiliki ribuan jam terbang, serta seorang akademisi dengan latar belakang penelitian yang mendalam.
Rekor penerbangan Kolonel Anton adalah 2.624,35 jam terbang untuk pesawat AS 202 Bravo dan T 34 Charlie. Hasil kajian menunjukkan strategi skenario konflik tahun 2030, dan lebih mudah bagi Presiden Prabowo memilih Kolonel Anton, katanya. .
Kemudian Kolonel Wahio Uniniartoto, kata Simon, memiliki pengalaman yang cukup sebagai Panglima Kelompok Pasukan Khusus (Kopass) II TNI AD untuk menghadapi berbagai ancaman terhadap presiden.
“Teknik perang langsung sudah dikuasai, sehingga presiden dipercaya mengelola dalam mengantisipasi ancaman langsung,” ujarnya.
Letkol Paul (kanan) Romi Habe Putra, perwakilan TNI Angkatan Laut, berpengalaman dalam menangani illegal fishing dan berbagai ancaman di perairan NKRI.
“Laut kita sangat terbuka, Letkol Romy sangat paham dengan pola ancaman di laut. Presiden fokus pada sektor maritim ke depan, sehingga menambah peran pengawalan presiden ketika ada tindakan di laut. laut,” kata Simon.
Terakhir, Komisioner mewakili Kepolisian Republik Indonesia, Dr. Ahri Sonta, memiliki pengalaman di bidang pendidikan dari berbagai negara.
Pengalaman menangani berbagai kejahatan membuat Dr. Ahri akrab dengan jaringan kriminal nasional dan internasional, sehingga langkah pengamanan yang diharapkan Presiden dapat dilaksanakan dengan cepat, kata Simon.
Simon juga menyebut Combes Ahri merupakan sosok akademisi yang temuannya menjadi topik penting bagi Polri. (gir/jpnn) Sudah nonton video terbaru dibawah ini?
Baca Artikel Lain… Muliaman Dhananthara mengatakan, lembaga pengelola investasi ini terpisah dari Kementerian BUMN.