Tantangan Pendidikan Tinggi di Era AI, Universitas Pancasila Siapkan Lulusan Unggul

saranginews.com, JAKARTA – Rektor Universitas Pancasila, Prof. Menurut Marsudi Wahyu Kisworo, pendidikan tinggi global menghadapi tantangan serius dengan pesatnya perkembangan teknologi seperti kecerdasan buatan (AI) dan robotika.

Prof. Marsudi mengatakan saat ini banyak lapangan pekerjaan yang bisa digantikan oleh mobil, sehingga perguruan tinggi perlu mencetak lulusan yang siap bersaing di era mobil ini.

Baca Juga: Alumni Universitas Pancasila Berbagi Berkah Ramadhan, Bagikan Sembako Jelang Natal

Profesor Marsudi Jakarta, dalam sambutannya pada acara Dies Natalis ke-58 Universitas Pancasila, Kamis (24/10), mengatakan, “Masalah terbesar pendidikan tinggi di dunia adalah bagaimana menghasilkan lulusan yang tidak mampu melakukan pekerjaannya. mobil.”

Karier seperti bankir, analis riset pasar, kasir, dan supir taksi berisiko digantikan oleh kecerdasan buatan dan robot.

BACA JUGA: Fethullah Gulen, Pejuang Pendidikan Turki yang Menginspirasi Dunia, Terkenang

Namun pekerjaan yang memerlukan kewirausahaan dan kreativitas tingkat tinggi diperkirakan akan terus berlanjut.

“Satu hal yang tidak bisa digantikan oleh mobil adalah kewirausahaan. “Anda melihat banyak bisnis tutup, namun kewirausahaan tidak tergantikan,” tambahnya.

BACA JUGA: Kemendikbud, Kemenag hapus 3 tindak pidana berat di perguruan tinggi 

Prof. Mahasiswa harus mempersiapkan masa depan di mana banyak pekerjaan akan digantikan oleh mesin, tegas Marsudi.

Ia mengatakan pada tahun 2030, sekitar 30 juta pekerjaan di Indonesia akan digantikan oleh mesin, namun 60 juta akan tercipta.

Mahasiswa harus siap menghadapi perubahan tersebut.

Selain kewirausahaan, campur tangan manusia juga masih diperlukan di sektor lingkungan seperti pengelolaan sampah.

“Misalnya sampah, dan di negara lain ada orang yang berhasil mengolah sampah menjadi kue-kue yang enak,” jelas Profesor Marsudi.

Pada kesempatan tersebut juga, Pengurus Besar (DPP) Persatuan Pengurus Wanita Indonesia (PERPINA) memberikan pelatihan kepada mahasiswa UP tentang cara menjadi wirausaha sukses.

“Saya mengucapkan terima kasih kepada PERPINA yang telah berbagi pengalaman dan memberi saya nasihat bagaimana menjadi pengusaha sukses di bidang saya,” kata Profesor Marsudi.

Salah satu pembicara, Hj. Lista Khuristiati, pendiri Gerai Lengkong, berbagi kisah suksesnya mengembangkan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

“Lengkong lahir pada tahun 2020 saat pasar sedang dilanda Covid-19. “Saya berpikir dan berinisiatif membantu mereka dan membuka tempat penerimaan,” ujarnya.

Bermula dari kios kecil yang hanya dimiliki 10 UKM, Gerai Lengkong kini menjadi pemasok bagi 185 UKM yang menawarkan beragam produk lezat seperti Kembang Goyang Ningnong dan Keripik Macaca Tempe.

“Itu dari hobi dan kami ingin membantu UKM, kemudian menjadi sumber penghasilan,” pungkas Lista. (esy/jpnn)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *