saranginews.com, DEPOK – Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnekar) mengungkapkan statistik bahwa sekitar 12 persen lowongan di Indonesia kini didominasi oleh lulusan sarjana dan pascasarjana.
Menurut Kementerian Ketenagakerjaan, banyak mahasiswa yang menganggur karena kurangnya koneksi dan kecocokan antara universitas dan pasar kerja.
Baca juga: Keluarga Mahasiswa Universitas Pancasila Berbagi Keberkahan Ramadhan, Bagikan Paket Sembako Jelang Idul Fitri
Rektor Universitas Pancasila (UP) Prof. Dr. IR Marsudi Wahyu Kisworo, Senin (2/9) pada konferensi pers di kampus UP.
Untuk mencapai hal tersebut, UP berupaya meningkatkan infrastruktur dan sumber daya manusia (SDM).
Juga: Rektor Universitas Pancasila diduga melakukan pelecehan seksual
Hal ini juga melibatkan peningkatan proses belajar mengajar.
“Kita akan menggunakan teknologi digital yang bisa diakses dimana saja dan kapan saja. Jadi kedepannya pembelajaran akan terasa lebih menyenangkan,” kata profesional IT pertama di Indonesia yang juga merupakan mahasiswa teknik elektronika Institut Bandung ini. . Teknologi (ITB).
Juga: Pidato Wisuda Universitas Pancasila, Ganjar: Jadilah Luar Biasa
Prof. Marsudi menjelaskan keinginannya agar Universitas Pancasila diakui dunia internasional.
Pihaknya merancang program studi berbeda (PRODI) agar mendapat pengakuan internasional.
Beliau mengatakan bahwa mahasiswa dari luar negeri akan belajar bersama kami untuk memimpikan masa depan di bidang ini.
Menurutnya, internasionalisasi kampus bukan berarti mengirim mahasiswanya belajar ke luar negeri, melainkan mahasiswa asing untuk belajar dan meneliti di Indonesia.
“Ini internasionalisasi ya, orang asing belajar di sini, kalau orang kita belajar di luar negeri, itu sudah dilakukan sejak zaman Belanda. Bagaimana menarik orang asing belajar di sini daripada mahasiswa kita di luar negeri,” jelasnya.
Universitas Pancasila (UP) sudah menjadi yang terdepan dalam hal ini, sebagai perguruan tinggi terkemuka dalam bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat berdasarkan nilai-nilai Pancasila, telah mendapat pengakuan tertinggi dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi. (BAN-PT).
Dari total 200 lebih kampus di UP, terdapat 28 universitas yang memiliki reputasi tinggi.
“Jadi kita ingin ke depan, misalnya di perusahaan besar seperti Microsoft, Google, Facebook dan lain-lain, lulusan UP. Sehingga lulusan UP nantinya bisa berkarir di negara lain,” imbuhnya.
Hari ini Universitas Pancasila melantik beberapa pejabat baru yaitu Profesor Dr. Trai Wahiudi sebagai Kepala Satuan Pengawas Internal, Profesor Dr. Ir Arisetyanto Nugroho sebagai Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kemahasiswaan, Ir Hendrito Hardjono M.M. MPA Wakil Rektor MSM Bidang Sumber Daya.
Kemudian Dr Dra Dinenaryati Jokrosoprihartono MPC selaku Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPMI), Profesor Dr selaku Kepala Badan Perencanaan dan Pengembangan Perguruan Tinggi. Irha Haryani Hatta dan Dr Nurmala Ahmar selaku Kepala Lembaga Penjaminan Mutu. LPM).
Selain itu juga bertemu dengan Prof Dr Sri Vidyastuthi (Wakil Rektor Bidang Akademik), Prof Dr H Suratno (Kepala Pengawas Internal), Ir Eka Maulana MMT (Kepala Kantor Penjaminan Mutu (dan Lembaga Penelitian dan Kemasyarakatan) Kepala) yang diminta untuk ditempatkan.Layanan (LPPM)) Irfan Ihsani M.Sc.
Rektor Marsudi menjelaskan, sebagai perguruan tinggi sekunder, UP tidak boleh memiliki wakil rektor lagi, cukup dua orang. Tujuannya adalah untuk menciptakan struktur yang ramping dan gesit untuk mencapai tujuan perusahaan skala besar.
“Kehadiran saja tidak cukup, harus unggul dalam segala tantangan. Maka ke depan UP ingin menjadi Entrepreneurial University yang anggotanya tidak hanya menunggu pekerjaan, tapi menciptakan lapangan kerja,” pungkas Marsudi Wahyu Kisworo (esy/jpnn)
Baca artikel lainnya… Perangi Narkoba, BNN dan Universitas Pancasila lakukan tes urine di kampus