Tutup Forum Parlemen RI-Afrika, Puan: Lawan Kebijakan yang Hambat Kemajuan Negara Berkembang

saranginews.com – Ketua DPR RI Puan Maharani menutup rangkaian acara Indonesia-Africa Parliamentary Forum (IAPF) Parlemen Indonesia dan negara-negara Afrika.

Ban berbicara tentang pentingnya negara-negara berkembang bekerja sama demi masa depan dan pembangunan negara mereka.

BACA JUGA: Pouan Singgung Dukungan IBRD untuk Palestina di Forum Parlemen Afrika

“Saya senang melihat diskusi ini dilakukan dengan semangat persaudaraan, solidaritas, dan memperkuat kerja sama antara negara-negara Afrika dan DPR RI,” kata Panan pada acara penutupan IAPF di Nusa Dua, Bali, Minggu 2024 Januari 9 Agustus 2019)

“Masing-masing delegasi menyampaikan komitmen bersama untuk meningkatkan hubungan kedua negara,” ujar perempuan pertama yang menjabat Presiden RI ini.

BACA JUGA: IAPF Dibuka di Bali, Puan Sebut RI-Afrika punya sejarah panjang dengan KAA di bawah Presiden Sukarno.

Pan menjelaskan, kegiatan IAPF bertujuan untuk memperkuat Kerjasama Selatan-Selatan (KSS) dan melakukan dialog yang bermakna antar masyarakat.

Kerja sama Selatan-Selatan merupakan wujud solidaritas atau kerja sama antar negara berkembang melalui berbagai hubungan bilateral dan multilateral bersama untuk mencari solusi bersama bagi pembangunan negara-negara Selatan.

Baca juga: Jokowi Sahkan RUU Sita Aset, Puan: Akankah Lebih Baik?

“Kami sepakat bahwa parlemen memiliki peran strategis dalam mendukung pembangunan berkelanjutan. Parlemen juga memainkan peran penting dalam mendukung kebijakan luar negeri yang efektif,” jelas Pan.

IAPF menekankan kerja sama di bidang kesehatan serta ketahanan pangan dan energi.

Selain itu, Puan meyakini forum IAPF dapat menciptakan peluang komunikasi yang baik bagi seluruh perwakilan untuk lebih mengenal satu sama lain.

Kita telah berhasil membangun persahabatan, solidaritas dan koneksi antar parlemen. “Saya yakin bahwa perspektif kita bersama akan mendukung kerja sama di Dunia Selatan dan akan menjadi landasan yang kuat bagi hubungan kita di masa depan,” katanya.

Pan An mengatakan, kerja sama Selatan-Selatan memiliki potensi yang sangat besar di bidang pertanian, kesehatan, industri, investasi, perdagangan dan bidang lainnya.

“Kita dapat memanfaatkan keragaman potensi ekonomi untuk mendorong pembangunan bersama antara Afrika dan Indonesia,” kata Ban.

Mengusung tema “Memperkuat Kemitraan Pembangunan Parlemen Indonesia-Afrika”, IAPF menyelenggarakan tiga diskusi mendalam dengan topik berbeda. Isu-isu tersebut antara lain berkaitan dengan kerja sama Selatan-Selatan, pembangunan komunitas yang lebih kuat, serta kesehatan dan ketahanan pangan serta potensi perdagangan dan investasi.​

“Forum IAPF ini menunjukkan bahwa hubungan Afrika dan Indonesia dapat diperkuat melalui kerja sama antar parlemen. Komitmen pembangunan yang berpusat pada masyarakat harus diprioritaskan dalam berbagai diskusi,” ujarnya.

Mantan Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan ini juga berbicara tentang upaya bersama untuk mengatasi tantangan global saat ini seperti ketegangan geopolitik dan pemanasan global.

Puan menegaskan, Indonesia berkomitmen mendukung visi Afrika yang sejahtera, damai, dan bersatu dalam konteks Agenda 2063.

“Kita harus bersama-sama menentang kebijakan berbagai negara, seperti kebijakan diskriminatif dan proteksionisme yang menghambat pembangunan negara berkembang,” ujarnya.

Di hadapan tujuh pembicara dan dua wakil ketua serta anggota parlemen dari 22 negara Afrika, Ban menekankan bahwa tanggung jawab besar tersebut bukan hanya untuk saat ini. Dan untuk generasi mendatang.

“Masa depan kita terletak di tangan generasi muda. Afrika adalah benua dengan populasi paling sedikit di dunia dan pada tahun 2030, generasi muda Afrika akan mencapai 42 persen dari generasi muda dunia,” kata Ban.

“Demikian pula, Indonesia sedang memasuki puncak bonus demografi, dimana hampir 60% penduduknya adalah generasi muda,” tambah cucu Presiden Indonesia ini. Sukarno.

Di sisi lain, Ban berkomentar bahwa Forum IAPF dapat menjadi awal dari perjalanan panjang Parlemen untuk berkontribusi dan menciptakan peluang yang lebih baik bagi masyarakat negara yang hadir.

“Konferensi ini inklusif dan melibatkan semua sektor masyarakat, termasuk pemuda, perempuan dan kelompok marginal,” kata Ban.

Puan mengulas sejarah hubungan Indonesia dengan Afrika sejak Konferensi Asia Afrika (KAA) tahun 1955.

Ia mengatakan prinsip KAA Bandung akan tetap menjadi landasan kerja sama ke depan.

“Prinsip Bandung merupakan pernyataan politik yang memuat sepuluh prinsip dasar yang bertujuan untuk mendorong perdamaian dan kerja sama dunia,” ujarnya.

“Prinsip-prinsip seperti penentuan nasib sendiri, penghormatan terhadap kedaulatan dan kesetaraan politik tetap sangat penting di dunia yang kompleks ini,” kata Ban.

Oleh karena itu, kerja sama yang berbasis kesetaraan menjadi penting.

“Ini bukan hubungan yang saling eksklusif atau didorong oleh kepentingan salah satu pihak,” tegasnya.

Puian menjelaskan bahwa ada banyak suara di Forum Angkatan Bersenjata Internasional yang menyerukan diakhirinya genosida di Gaza, gencatan senjata dan, pada akhirnya, kemerdekaan penuh Palestina. Ia mengucapkan terima kasih kepada para peserta, tamu, dan penyelenggara yang telah mensukseskan forum ini.

“Keahlian kami adalah memperkuat hubungan Afrika dan Indonesia. Kami di DPR RI berkomitmen untuk mempertimbangkan parlemen negara-negara Afrika sebagai mitra utama kami,” jelas Puan.

Ban mengatakan perlunya konsultasi dan diskusi lebih mendalam di forum parlemen dunia lainnya seperti IAPF dan IPU (Inter-Parliamentary Union) di masa depan.

Selain itu, Puan meminta seluruh perwakilan menindaklanjuti hasil pembicaraan yang diadakan di Bali dan menyampaikan hasil pembicaraan tersebut ke ruang rapat parlemen nasional masing-masing.

“Dari lubuk hati masyarakat Indonesia, saya sampaikan salam persahabatan kepada masyarakat benua Afrika,” ujarnya.

Puan menutup pidatonya dengan mengutip pidato Bung Karno pada upacara pembukaan KAA tahun 1955.

“Saudara-saudara, ingat, kita orang Asia dan Afrika harus bersatu!” teriak Pu’an.

Penyelenggaraan Indonesia-Africa High Level Forum (FTT) digelar bersamaan dengan IAPF yang diselenggarakan DPR RI di Bali (Jumat/jpnn).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *