saranginews.com, Jakarta – Senator atau anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Indonesia asal Jawa Timur, Lia Istifama, menyoroti barisan calon gubernur Jatim yang semuanya perempuan.
Ketiga calon gubernur tersebut memiliki peran, reputasi, dan rekam jejak yang berbeda.
Baca juga: Tanggapan Anggota DPD Ning Lia Usai Terima Karangan Ucapan Selamat dari Prabowo
Namun bagi senator tampan ini, nama calon Gubernur Jawa Timur saat ini Kafifa Indira Parwansa punya daya tarik berbeda dibandingkan kedua rivalnya.
Dalam dunia politik Indonesia, nama Kafif Inder Parwansa sudah tidak asing lagi. Sejak tahun 1990-an, Hafifa menjadi aktivis dan politikus yang mengubah stigma bahwa perempuan hanya bisa memasak, maik (berpakaian), dan manik (melahirkan). – kata Senator Lea Astafama melalui keterangan resminya, Kamis (27/10).
Baca Juga: Pemimpin Email Kaifa Berkinerja Luar Biasa Adalah Favorit Semua Orang
Ia memulai karir politiknya pada usia 27 tahun sebagai anggota Partai Persatuan Pembangunan (UPP) DPR RI pada tahun 1992 hingga 1997.
Pada pemilu berikutnya tahun 1997, ia kembali terpilih menjadi anggota DPR. Selama periode ini, Hafiya hanya bertahan selama dua tahun. Sebab saat itu, tahun 1998, terjadi peralihan pemerintahan Orde Baru ke masa Reformasi.
Baca juga: Kafifa Ungkap Peran Penting Sektor SKT dalam Perekonomian Jawa Timur
Pada tahun 1999, Kafifa diangkat menjadi Menteri Pemberdayaan Perempuan dalam kabinet koalisi Indonesia oleh Presiden baru terpilih Abdul Rahman Wahid.
Hafifa P.P. Muslimat juga menjadi Ketua Umum NU yang masih dikagumi perempuan hingga saat ini. mengapa tidak? Kiprahnya di masyarakat dengan cepat dirasakan dan mempengaruhi hati masyarakat dari seluruh lapisan masyarakat.
Tak heran, pada Pilpres 2014, Kafif disebut-sebut menjadi salah satu penyambung politik duo Jokowi-Ji. Hasilnya manis. Jokowi menang dan meminta Kafifa menjadi Menteri Sosial pada kabinet kerja 2014-2019. Setelah itu, ia menjadi Gubernur Jawa Timur pada tahun 2019 hingga 2024.
Kesuksesan karier Kafifa diakui banyak pihak. Termasuk ribuan politisi peraih suara nasional terbanyak pada Kategori Perempuan Non-Petahana DPD RI.
Lea Istama adalah senator cantik yang kerap menyebut Kafifa sebagai panutan politiknya. Kenapa dia ada di sini?
“Sebelum Bu Kafifa menjadi pemimpin, rasanya sangat aneh di Indonesia, khususnya di Jawa Timur, yang banyak ulama adat yang memandang perempuan sebagai pemimpin. Namun, ketika Kafifa memimpin Jatim dan tentunya sudah sangat aktif di dunia politik Jatim, pemikiran mengenai kepemimpinan perempuan berbeda. “Fakta ini patut menjadi alasan kuat mengapa kita harus meneladani beliau dan menjadi teladan bersama,” kata Ning Lia, sapaan akrabnya.
Ning Lia, seorang aktivis, meyakini kepemimpinan Kafifa, khususnya di Jawa Timur, memberikan pesan yang kuat tentang kesetaraan gender dan menunjukkan bahwa perempuan bisa menjadi pemimpin yang sukses di berbagai bidang, termasuk politik dan pemerintahan.
“Ms. Caifa bisa disebut sebagai pemimpin wanita modern seutuhnya. “Beliau menjadi inspirasi bagi perempuan Indonesia yang telah meraih seribu prestasi yang diakui dunia internasional,” kata Ning Lia (jum/jpnn).