saranginews.com, Jakarta – Pengamat politik Satyo Purwanto menilai PDIP akan masuk dalam toolkit Presiden Joko Widodo (Jokowi) jika tetap menunjuk Pramono Anung-Rano Korno di Pilkada DKI Jakarta.
Satya, direktur eksekutif Lembaga Demokrasi Politik Indonesia, mengatakan, “Tanpa disadari, mereka kembali terjerumus ke dalam perangkap.”
Baca Juga: Pengamat: PDIP harus jaga demokrasi dari ancaman kotak kosong di Lampang Timur
Diketahui, Pramono Anung merupakan salah satu kader PDIP yang berada di kabinet maju Indonesia, pemerintahan Jokowi-Maruf Amin.
Padahal, kata Satyo, PDIP harus dinamis dalam perjuangan mahasiswa dan rakyat Indonesia untuk menjaga konstitusi dan demokrasi di Indonesia.
Baca juga: Halikiner dan Irawati Terima Rekomendasi PDIP dan Perindo untuk Maju Pilkada Timor Timur.
Mulai dari penculikan Dinasti Jokowi, hingga peninjauan kembali undang-undang pilkada, hingga aksi protes yang meluas di seluruh Indonesia, ujarnya.
Menurut Satyo, momentum ini akan maksimal jika PDIP mendatangkan Anise Sebab, para aktivis buruh menganggap citra Ani sebagai simbol demokrasi dan perubahan.
BACA JUGA: Arditho Pramono bawa kisah pribadinya ke album Rodrip
Satyo mengatakan, kini berdasarkan riset internal, kekuatan tiket emas dengan Anis sebesar 57 persen seharusnya bisa memberikan multiplier effect untuk memperkuat perolehan suara PDIP di Tanah Air.
Sebaliknya PDIP merupakan partai yang merasakan kekuasaan dan tekanan kekuasaan paling besar dan bisa kembali dengan simpati dan dukungan puluhan juta pemilih pendukung Anis Beswedan di Indonesia dan luar negeri.
Satyo Purwanto mengatakan, patut diduga PDIP berada dalam tekanan atau tersandera ancaman spindic jika momentum dan peluang pemulihan PDIP tidak dimanfaatkan dengan baik. (cuy/jpnn)
Baca artikel lainnya… Pengadilan Negeri Jakarta Selatan terbitkan 3 SK agar Pramono Anung mencalonkan diri sebagai Gubernur DKI Jakarta 2024.