Survei Indikator: China Dipersepsikan sebagai Kawan Terdekat Indonesia

saranginews.com – Survei Sikap Politik Indonesia menemukan kesamaan persepsi bahwa China adalah negara sahabat Indonesia.

Hal ini tercermin dari survei Indikator Politik yang menanyakan kepada responden, negara manakah yang merupakan sekutu atau sahabat terdekat Indonesia? Hasilnya, sebagian besar responden mengatakan Tiongkok.

BACA JUGA: Amukan Pak Dirpolri, Ipda Rudy Soik Rusak Rasa Keadilan, Mohon Pertimbangkan Ini

Menurut Direktur Pelaksana Indikator Politik Indonesia Burhaneddin Muhtadi, tercatat 20,3 persen masyarakat menyebut Negeri Tirai Bambu sebagai sahabat terdekat Indonesia.

Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan Malaysia yang hanya 14,2 persen dan Palestina 10,4 persen, Arab Saudi 9,0 persen, dan hanya 7,3 persen responden yang menganggap Amerika Serikat (AS) sebagai sahabat Indonesia.

Baca juga: Nanik S Deyang Sebut Prabowo Bertanggung Jawab Pengentasan Kemiskinan dan Budiman Sudjatmiko

Sementara itu, ketika pertanyaan serupa diajukan kepada responden dari kalangan elit, 27,2 persen menyebut Tiongkok sebagai sahabat Indonesia.

Setelah itu Jepang 17,5 persen, Singapura 10,7 persen, Korea Selatan 10,7 persen, dan Malaysia 9,7 persen.

BACA JUGA: Hanya Prabowo yang Beritahu Calon Menteri, Gibran Hanya Dengarkan

“China sering digambarkan sebagai negara sahabat Indonesia,” kata Burhanuddin saat memaparkan hasil survei Navigating Among Giants: Unpacking the Complexity of Indonesia of China and US, di Jakarta, Rabu (16/10). /2024).

Selain itu, survei juga mengungkapkan bahwa sebagian besar masyarakat masih tertarik dengan Indonesia untuk meningkatkan kerja sama dengan Tiongkok, bahkan Tiongkok merupakan negara pertama setelah Jepang dan Amerika Serikat.

Dalam survei Institute of Indicators, ditemukan 28,5 persen masyarakat menginginkan Indonesia memberi prioritas pada negara dengan nama resmi Republik Rakyat Tiongkok (RRT) guna meningkatkan kerja sama.

Selain itu, ketika disurvei peserta di kalangan elit, persentasenya mencapai 28,2 persen. Sedangkan 23,4 persen di Jepang dan 11,7 persen di kalangan elit. Angka tersebut hanya 16,5 persen di Amerika Serikat dan 24,3 persen di kalangan elit.

“Tiongkok sering disebut-sebut sebagai negara prioritas untuk meningkatkan kerja sama dan kolaborasi,” katanya.

Dari segi kekuatan ekonomi, Tiongkok juga merupakan negara paling kuat dalam persepsi masyarakat. Setidaknya, sebanyak 41,4 responden berpendapat Tiongkok sangat kuat, 42,4 persen sangat kuat, 10 persen berpendapat demikian, dan sisanya tidak tahu atau tidak menjawab.

Sedangkan Amerika Serikat menilai perekonomiannya sangat kuat, hanya 32,9 persen. Kemudian 43,7 persen kuat dan 14,1 persen normal, sisanya tidak tahu atau tidak menjawab.

Berikutnya, Jepang menempati peringkat ketiga dalam hal opini publik, dengan hanya 21,4 persen yang berpendapat terlalu kuat, sementara 53,3 persen berpendapat sangat kuat. Saat itu 18,9 persen normal dan sisanya tidak tahu atau tidak menjawab.

“China sering disebut-sebut sebagai negara dengan kekuatan ekonomi terkuat, disusul Amerika Serikat atau Amerika Serikat, Jepang, Korea Selatan, dan terakhir Australia,” ujarnya.

Opini publik juga mengidentifikasi Tiongkok sebagai teman terdekat Indonesia, dengan setidaknya 20,3 persen masyarakat berpendapat demikian. Sedangkan di kalangan elite angkanya 27,2 persen.

Urutan kedua dan ketiga di mata masyarakat umum adalah Malaysia dengan 14,2 persen dan Palestina dengan 10,4 persen, di kalangan elite Jepang dengan 17,5 persen, dan Singapura dengan 10,7 persen.

Kemudian, dalam hal reputasi negaranya, terutama dalam hal bantuan untuk perdamaian, Tiongkok menempati peringkat tertinggi di antara 5 negara teratas dalam hal kontribusi yang dirasakan terhadap perdamaian dan stabilitas dunia.

Kelima negara yang disebutkan adalah: AS, Australia, Tiongkok, Jepang, Korea Selatan.

Indikator Politik Indonesia Jajak pendapat nasional dilakukan pada 2-7 Desember 2023, sedangkan pemimpin komunikasi disurvei pada 17 Januari – 12 Juni 2024.

Metode pengambilan sampel acak multi-tahap digunakan dalam survei. Kemudian mereka mewawancarai sampel sebanyak 820 orang dari 29 provinsi dari 38 provinsi di Indonesia yang dibagi secara proporsional.

Dengan asumsi metode simple random sampling, jumlah sampel sebanyak 820 responden memiliki margin of error (MoE) sekitar ±3,5% pada tingkat kepercayaan 95%.

Sedangkan survei terhadap Opinion Leader atau kalangan elit yaitu WNI yang berprofesi sebagai akademisi, diplomat, LSM, media, swasta (bisnis), tokoh agama, dan politisi.

Jumlah sampel sebanyak 103 responden dan wawancara dilakukan secara tatap muka dan melalui Zoom. Wawancara dilakukan antara 17 Januari hingga 12 Juni 2024. (gres/jpnn)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *