saranginews.com – Banyak tantangan yang bisa mengancam keberhasilan indikator Indonesia Emas 2045. Apalagi bagi generasi muda yang menjadi penentu suksesnya visi tersebut.
“Beberapa aspek penting dari visi ini adalah perekonomian, kualitas sumber daya manusia dan pendidikan,” kata CEO KISP sekaligus pendiri Muda Talk ID Moch. Edward Trias Pahlavi baru-baru ini.
BACA JUGA: Untuk mengurangi kemiskinan dan pengangguran pada tahun 2025, Pemprov Jateng punya strategi
Data terakhir yang dirilis BPS menunjukkan 9,9 juta generasi Z di Indonesia merupakan pengangguran atau NEET (tidak dalam pendidikan, ketenagakerjaan, atau pelatihan).
Artinya, lapangan kerja yang merupakan faktor penting penentu masa depan generasi muda juga masih menjadi tantangan serius, yang pada akhirnya terkadang menyimpang dari visi Indonesia emas menjadi Indonesia yang penuh kecemasan.
BACA JUGA: Bentrok dua ormas di Cianjur dipicu video provokatif, banyak yang ditusuk
Oleh karena itu, pihaknya menggandeng Komite Independen Sadar Pemilu (KISP) untuk menyelenggarakan ceramah dan harapan “Bicara Muda Indonesia Emas”.
Mengusung tema “Generasi Muda Menatap Masa Depan, Indonesia Emas atau Gelisah” pada Jumat (30/08) di Kotak Cafe Tebet, Jakarta Selatan.
BACA JUGA: Ujang Sebut Dua Alasan Anies Gagal Pilkada, Singgung Mulyon
Edward mengatakan, emas di Indonesia membutuhkan sumber daya manusia yang terampil, yakni hampir 187 juta generasi muda, namun hanya 11 persen generasi muda yang memiliki akses terhadap pendidikan tinggi.
“Ada pekerjaan rumah besar yang harus kita selesaikan untuk menjadikan Indonesia negara maju, khususnya dalam akses terhadap pendidikan. “Jika tidak selesai maka rencana Indonesia Emas 2045 tidak akan terpenuhi,” ujarnya.
Ia menambahkan, program ini bertujuan untuk menjadi ajang pertemuan generasi Z dan pengambil kebijakan serta pengambil kebijakan untuk bertukar pikiran yang dapat mendukung kebijakan yang lebih baik di masa depan.
Hadir pula Ketua DPW Partai Solidaritas Indonesia (PSI) DKI Jakarta dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta, Elva Farhi Qolbina, Wakil Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Nasdem, Siar Anggretta Siagian. Turut serta Asisten Spesialis Kementerian Perencanaan Pembangunan/Bappenas, Azka Abdi Amrurobbi.
“Ini juga sebagai upaya menjembatani kesenjangan antara generasi muda dan politik yang kini semakin jauh,” tambah Edward.
Siar Anggretta Siagian, Wakil Sekjen Partai Nasdem menambahkan, partai politik harus didorong untuk memiliki kelompok pemuda juga. Di Partai Nasdem misalnya, ada bagian khusus bagi pemilih pemula.
“Di kantor kami ada program Wisata Menara Nasdem untuk menjangkau generasi muda,” kata Siar.
Sementara itu, Ketua DPW Partai Solidaritas Indonesia (PSI) DKI Jakarta Elva Farhi Qolbina yang aktif di legislatif menegaskan, tantangan yang dihadapi generasi muda saat ini sangat kompleks. Tak heran, berbagai kekhawatiran muncul mengenai langkah generasi muda ke depan dalam mendukung pencapaian Indonesia Emas.
“Tak heran jika Indonesia saat ini bisa disebut cemas, bukan menakutkan, namun kita perlu mewaspadai situasi tersebut untuk bersiap,” kata Elva (esy/jpnn).