saranginews.com, Jakarta – PT Bank Tabungan Negara (BTN) tengah mengevaluasi Bank Umum Syariah (BUS) yang berpotensi mengakuisisi dan merger dengan Unit Usaha Syariah (UUS), yakni BTN Syariah.
BTN berharap proses pengadaannya bisa selesai pada tahun ini.
Baca juga: BTN Kembangkan Real Estate di Sumatera, Ajak Santris di Pekanbaru Jadi Pengembang
Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu mengatakan pihaknya tengah melakukan uji tuntas terhadap bus yang sudah beroperasi beberapa waktu tersebut, namun enggan menyebutkan nama banknya.
“Bank mana yang harus saya rahasiakan, karena saya akan berurusan dengan Otoritas Jasa Keuangan dan pasar modal mengenai pengungkapannya.”
Baca Juga: Sebanyak 1.008 Pegawai Telekomunikasi Akan Ikuti Skema Pensiun Dini, Kata Dirut
Meski enggan menyebutkan nama bank tersebut, Nixon mengatakan proses uji tuntas berjalan lancar dan lebih mudah.
Selain itu, karena negosiasi yang masih berjalan, BTN yakin transaksi jual beli tidak akan rumit.
Baca juga: BATIC 2024 siap memberikan kontribusi signifikan terhadap kegiatan bisnis Telkom Group
Ketiga, ukuran (bank) yang relatif kecil, kata Nixon.
Nixon menjelaskan, manajemen BTN saat ini sedang melakukan negosiasi intensif dengan pemegang saham BTN, dalam hal ini Kementerian BUMN, serta pemegang saham BUS yang ingin diakuisisi, terkait valuasi calon BUS.
Kemungkinan transaksi tersebut bisa selesai tahun ini atau awal tahun depan, dengan ditandatanganinya conditional share purchase agreement (CSPA) pada September atau Oktober.
Namun karena pembelian saham tersebut bersifat kondisional berdasarkan definisi CSPA, maka masih ada beberapa proses yang harus dilalui BTN.
Kalaupun kita sama-sama sepakat, pertama ada persetujuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), persetujuan pemegang saham, kemudian ada rapat umum pemegang saham (RUPS) dan seterusnya untuk persetujuan OJK dan persetujuan pemegang saham,” kata Nixon.
Selain proses eksternal tersebut, terdapat juga proses administrasi internal yang perlu dipercepat.
Nixon mengatakan BTN mengaudit laporan keuangan tersebut karena proses transaksi CSPA memerlukan penggunaan buku yang telah diaudit.
Meski begitu, Nixon optimistis proses tersebut dapat berjalan lancar sesuai rencana, karena sebelumnya BTN menargetkan penyelesaian spin-off BTN-Syariah pada awal tahun depan.
“Kami (BTN) dan mereka (bank sasaran) sepakat 70%. Kita lihat apakah minggu ini bisa mendekati 90%,” jelas Nixon (chi/jpnn).