saranginews.com, JAKARTA – Pakta Infrastruktur dan Keuangan Indonesia senilai USD 649 juta telah resmi diluncurkan oleh Millennium Challenge Corporation (MCC) mewakili Pemerintah Amerika Serikat dan Pemerintah Indonesia.
Nilai tersebut ditambah dengan kontribusi sebesar USD 49 juta dari pemerintah Indonesia.
BACA JUGA: Proyek MCC-20 mendukung pengembangan industri energi di Indonesia
Hibah ini bertujuan untuk meningkatkan akses pembiayaan bagi infrastruktur dan UKM, khususnya yang dimiliki oleh perempuan, guna mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif di Indonesia.
Direktur Eksekutif MCA-Indonesia II Maurin Sitorus mengatakan Indonesia Infrastructure and Finance Compact mendukung upaya pemerintah Indonesia untuk memperkuat kapasitas perencanaan proyek dan memperluas akses terhadap pembiayaan inovatif di lima provinsi prioritas, yakni Sumatera Selatan, Riau, Kepulauan Riau, dan Sulawesi Utara. dan Bali.
BACA JUGA: PINTU mendukung UKM untuk mendidik diri mereka sendiri tentang cryptocurrency dan transformasi digital
“Perjanjian ini akan mendukung transformasi perekonomian Indonesia melalui penguatan infrastruktur dan peningkatan akses pembiayaan bagi usaha kecil dan menengah, khususnya yang dimiliki oleh perempuan,” kata Maurin Sitorus dalam keterangan tertulis yang diterima, Jumat (9 September).
Ia juga mengatakan perjanjian tersebut juga mendorong partisipasi perempuan yang lebih setara di sektor ekonomi selama periode implementasi lima tahun.
BACA JUGA: Kenang Harpelnas, PNM dorong UKM lakukan pendekatan pelayanan yang ramah
“Perjanjian ini berfokus pada pembiayaan campuran untuk infrastruktur publik dan akses terhadap pembiayaan usaha kecil milik perempuan – sebuah bukti kreativitas dan kekuatan kemitraan AS-Indonesia,” kata Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Kamala S. Lakhdhir.
Ia mengatakan Indonesia membutuhkan investasi triliunan dolar pada infrastruktur yang bersih dan berkelanjutan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang pesat.
“Menggerakkan modal swasta melalui pembiayaan campuran akan menjadi sangat penting,” kata Lakhdhir.
Menurutnya, usaha kecil dan menengah merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia yang tumbuh pesat, dan sebagian besar dimiliki oleh perempuan.
Akses yang lebih baik terhadap keuangan akan membantu mereka mengembangkan usaha kecil mereka.
Pakta Infrastruktur dan Keuangan Indonesia bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas investasi di bidang infrastruktur transportasi, memperkuat pasar keuangan dan meningkatkan akses terhadap pembiayaan bagi usaha kecil dan menengah, terutama yang dimiliki oleh perempuan.
Hal ini termasuk mengembangkan infrastruktur transportasi yang lebih efisien, memperkenalkan instrumen keuangan inovatif seperti obligasi ramah lingkungan (green bond) dan menyediakan instrumen keuangan yang lebih inklusif untuk UKM milik perempuan.
“Ini pada dasarnya tentang komunitas dan menciptakan peluang bagi mereka. Hal ini juga mengenai peningkatan kualitas dan kuantitas infrastruktur, dengan fokus khusus pada transportasi,” kata Cameron Alford, wakil presiden operasi kompak MCC.
Selain itu, lanjut Cameron Alford, program ini bertujuan untuk meningkatkan akses pembiayaan bagi usaha kecil dan menengah, khususnya yang dimiliki oleh perempuan.
“Peluncuran Compact ini menandai awal dari upaya terfokus untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kualitas hidup seluruh masyarakat Indonesia,” kata Teni Widuriyanti, Sekretaris Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas.
Menurut Teni Widuriyanti, ini merupakan peluang untuk mewujudkan potensi penuh dari Program Compact, mewujudkan ambisi menjadi kenyataan dan meletakkan dasar bagi Indonesia yang lebih cerah dan sejahtera.
Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono mengatakan kolaborasi antara Indonesia dan Millennium Challenge Corporation (MCC) akan membantu negara mengatasi berbagai tantangan dengan menghilangkan hambatan terhadap pertumbuhan ekonomi negara dengan berfokus pada akses yang lebih baik terhadap infrastruktur keuangan dan transportasi serta logistik.
“Selain akses pembiayaan yang lebih baik bagi usaha kecil dan menengah, terutama yang dijalankan oleh perempuan,” kata Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono.
Perjanjian Infrastruktur dan Keuangan Indonesia mendukung reformasi ekonomi dan memperkuat infrastruktur nasional mulai 4 September 2024 hingga 3 September 2029 (mar1/jpnn)