Anak Muda Perlu Mempelajari Naskah Kuno, Ini Alasannya

saranginews.com, MAKASSAR – Teks atau manuskrip kuno selama ini hanya dipelajari oleh para filosof dan ahli sejarah. Namun, ada banyak aspek naskah yang dapat dipelajari oleh profesi lain dari sudut pandang berbeda.

Hal itu terungkap pada dialog budaya bertajuk “Cahaya Nabi dalam Naskah Sulawesi” yang digelar di Universitas Hasanuddin, Science Technopark, Makassar, Sulawesi Selatan pada Senin (16/9).

Baca: Film Mantra Suguna Soroti Aspek Kebudayaan Sunda Kuno

Pembicara diskusi, Fadli Ibrahim Sururi mengatakan, ia mampu menulis buku “Jejak Ulama Pompanua” setelah mempelajari naskah peninggalan keluarganya.

Pria yang berlatar belakang teknik konstruksi ini mengaku sengaja mempelajari naskah Sulawesi Selatan karena diyakini mengandung informasi yang sangat penting terkait masa depan.

Baca Juga: Gandeng Makardhwaja, Resmikan Pusat Kajian Naskah Kuno Trah HB II

“Naskah berisi banyak data yang dapat digunakan untuk menganalisis prediksi tentang berbagai hal. Generasi muda perlu mengetahui hal ini,” kata Fadley.

Senada, Peneliti BRIN Husnul Fahimah Elias yang menjadi moderator perbincangan menegaskan, banyak naskah yang benar-benar diminati generasi muda di Sulsel.

Baca Juga: Relief Borobudur Mengungkap Jejak 63 Jenis Tumbuhan Zaman Jawa Kuno

Sebagian naskah telah didigitalkan oleh Endangered and Affected Manuscripts in Southeast Asia (DREAMSEA) Digital Repository, sebuah program kolaborasi antara PPIM UIN Jakarta dan Universitas Hamburg.

Dialog Rihlah Budaya diprakarsai oleh Arif Rojid Hasan dari Merial Institute dengan dukungan Makassar Heritage Society dan Yayasan Ngariksa.

Turut berbincang pula filolog dari saluran TV Ngariksa Ngariksa, Oman Fathurahman atau biasa disapa Kang Oman.

Narasumber lainnya, KH Helmi Ali Yafi merupakan pengurus pusat Dewan Dakwah Islam (DDI) di Jakarta. (dil/jpnn)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *