saranginews.com, JAKARTA – Universitas Bhayangkara Jakarta Raya (UBHARA JAYA) selenggarakan tahun ajaran 2023/2024. untuk tahun ajaran ulang tahunnya yang ke 29 bahkan wisuda dan wisuda magister semester tersebut. pada tahun 1055 kepada lulusan berbagai fakultas dan jenjang pendidikan.
Momen ini menyoroti peran UBHARA JAYA sebagai salah satu lembaga pendidikan terkemuka dalam menghasilkan lulusan yang kompeten di Indonesia.
BACA JUGA: Kapten. Marcellus Hakeng menerima gelar doktor kehormatan di bidang kelautan
Salah satunya adalah dr. (Honoris Causa) Kapten. Marcellus Hakeng Jayawibawa, S.SiT., M.H., M.Mar, diakui sebagai wisudawan terbaik program Magister Fakultas Hukum.
Dengan prestasi akademik yang luar biasa seperti lulus dengan IPK 3,96, serta produktivitas tinggi melalui penerbitan empat jurnal nasional dan internasional serta menulis sembilan buku dalam waktu 1,5 tahun, Kapten Hakeng menjadi bukti nyata kualitas pendidikan di UBHARA JAYA. .
BACA JUGA: Untuk mencegah korupsi di bidang maritim, dibutuhkan calon Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi yang memiliki pengalaman maritim
Pencapaian ini juga menyoroti pentingnya peran lembaga pendidikan dalam menciptakan sumber daya manusia yang berdaya saing dan profesional, khususnya di bidang hukum yang semakin dinamis.
Melalui penelitian dan kajiannya, Dr. kapten Marcellus mencontohkan adanya kesenjangan antara Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 26 Tahun 2023 dengan UU Kelautan Nomor 32 Tahun 2014, khususnya Pasal 56 yang fokus pada perlindungan lingkungan laut.
BACA JUGA: BKI kunjungi PT PAL untuk menjajaki potensi kerja sama di bidang maritim
Kajian tersebut dituangkan dalam tesis berjudul “Tinjauan Yudisial Pengelolaan Sumber Daya Kelautan PP Nomor 26 Tahun 2023 Berbasis Perlindungan Kelestarian Laut”.
Menurut Kapten Hakeng, PP Nomor 26 Tahun 2023 cenderung berpihak pada keuntungan ekonomi melalui pemanfaatan sumber daya laut, khususnya pasir laut.
“Kebijakan ini bertentangan dengan semangat Hukum Laut yang mengutamakan kelestarian ekosistem laut,” jelas Kapten Hakeng.
Ia menambahkan, inkonsistensi tersebut menimbulkan tantangan serius dalam harmonisasi peraturan di Indonesia.
Menurut Kapten Hakeng, penggunaan pasir laut yang diatur PP dapat merusak ekosistem laut yang menjadi habitat berbagai spesies, termasuk ikan.
Aktivitas tersebut tidak hanya mengancam dasar laut, namun juga mengganggu proses reproduksi ikan dan rantai makanan, yang pada akhirnya dapat berdampak buruk pada industri perikanan.
“Meski ekspor pasir laut terlihat menguntungkan secara ekonomi, namun dampak lingkungannya jauh lebih besar dan dapat mempengaruhi kehidupan nelayan dan kelestarian sumber daya laut,” tegasnya.
Selain itu, Kapten Hakeng menilai dilema antara pertumbuhan ekonomi dan kelestarian lingkungan merupakan tantangan umum yang dihadapi banyak negara berkembang, termasuk Indonesia.
Kebijakan yang hanya berorientasi pada pertumbuhan ekonomi jangka pendek dapat mengorbankan keberlanjutan ekosistem yang penting bagi generasi mendatang.
Sebagai negara maritim terbesar di dunia, Indonesia mempunyai tanggung jawab besar untuk menjaga kelestarian ekosistem laut.
Menurut Kapten Hakeng, kebijakan seperti ekspor pasir laut, jika tidak diatur secara bijak, dapat merusak reputasi internasional Indonesia dalam upaya perlindungan lingkungan.
Oleh karena itu, integrasi perspektif ekonomi dan lingkungan dalam kebijakan publik sangat penting tidak hanya untuk kepentingan nasional, tetapi juga untuk menunjukkan komitmen global Indonesia sebagai pelindung ekosistem laut, tambahnya.
Di bawah kepemimpinan Rektor Universitas Bhayangkara Jabodetabek, Irjen Polisi (Purn) Prof. Ph.D. dr. Bambang Karsono, S.H., M.M., Ph.D., D.Crim (Honoris Causa), UBHARA JAYA berperan aktif dalam melahirkan pemimpin yang mampu memberikan solusi berbasis sains.
Kapten Marcellus Hakeng Jayawibawa adalah contoh nyata bagaimana lulusan UBHARA JAYA tidak hanya unggul secara akademis tetapi juga peka terhadap permasalahan sosial dan lingkungan yang kompleks.
Rektor Bambang Karsono akan terus mendorong kolaborasi interdisipliner dan kemitraan strategis, menjadikan UBHARA JAYA sebagai hub inovasi kebijakan yang relevan dan berkelanjutan.
Dengan dukungan Yayasan Brata Bhakti, UBHARA JAYA tetap berkomitmen menghasilkan lulusan yang siap menghadapi tantangan global, hal ini menunjukkan kontribusi luar biasa dari DR. kapten Marcellus Hakeng Jayawibawa, S.SiT., M.H., M.Mar.
UBHARA JAYA tidak hanya sekedar lembaga pendidikan tetapi juga pusat pemikiran kritis yang berperan penting dalam menciptakan kebijakan publik yang adil dan berkelanjutan.
Tantangan besar yang dihadapi Indonesia dalam menyeimbangkan kepentingan ekonomi dan kelestarian lingkungan memerlukan solusi berbasis ilmu pengetahuan, dan di sinilah institusi akademis dan pendidikan seperti UBHARA JAYA berperan penting dalam memenuhi kebutuhan tersebut.