saranginews.com, Jakarta – Asosiasi Produsen Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) menandatangani nota kesepahaman dengan PT Tribuana Solusi Innovation Teknologi (TSIT) pada Rabu (16/10).
MoU tersebut ditandatangani oleh CEO Apkasindo Gulat Manurung dan Chief Innovation Officer PT Tribuana Solusi Teknologi Niko Arywibowo.
Baca Juga: Gubernur Herman Ajak Deru Apkasindo Bangun Pabrik Masak di Sumsel.
Kemitraan ini merupakan cara Apkasindo dan TSIT untuk mempersiapkan petani kelapa sawit Indonesia menghadapi peraturan yang lebih ketat terkait penerapan Peraturan Kehutanan UE (EUDR).
Apkasindo Gulat Manurung mengatakan, peluang ini harus dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh para petani kelapa sawit untuk meningkatkan dan memenuhi permintaan pasar internasional.
Baca Juga: Kementerian Koordinator dan Peneliti PT Indonesia Lengkapi Komite Pengarah Nasional Implementasi EUDR
. Gulat menekankan.
Gulat menambahkan: Ada tiga poin penting dalam EUDR: larangan deforestasi; Verifikasi asal buah melalui geolokasi dan kepatuhan terhadap peraturan
Menurut Gulat, dua isu pertama berkaitan erat dengan teknologi pemetaan.
Simak: “Teknologi pemetaan pada drone yang didistribusikan oleh PT Tribuana Solusi Innovation Teknologi.”
Gulat menekankan perlunya teknologi yang berfokus hanya pada pemenuhan kebutuhan EUDR.
Namun, katanya, teknologi juga merupakan bidang penting bagi petani sawit.
“Kita bisa berargumen bahwa EUDR hanyalah ancaman politik terhadap perdagangan dan sebagainya. Namun, petani pu EUDR harus menyebutkan nama, alamat, dan lokasi. Apa maksudnya? Ada kebutuhan akan teknologi,” katanya.
Sementara itu, Chief Innovation Officer PT Tribuana Solusi Niko Aryvibowo mengamini penggunaan drone dapat menghadirkan tantangan baru bagi petani kelapa sawit di masa depan.
“Saya berharap pemanfaatan teknologi drone dapat membantu petani kelapa sawit untuk mengatasi permasalahan pengurangan tenaga kerja di ladang,” ujarnya.
TSIT yakin teknologi drone DJI akan mempermudah pemetaan dan survei.
Gulat juga berharap kemitraan antara TSIT dan Apkasindo menjadi langkah awal bagi petani sawit untuk berpartisipasi aktif dalam proyek pemerintah terkait rehabilitasi.
“Kami berharap dapat membantu semaksimal mungkin. Bagi seluruh petani kelapa sawit, tidak hanya perusahaan besar yang bisa mendapatkan manfaat dari teknologi ini,” tutup Gulat.