Pendekatan GESI Pastikan Keterlibatan Perempuan Dalam Rencana Pembangunan Desa

saranginews.com, Jakarta – Upaya pelibatan perempuan dalam perencanaan pembangunan desa merupakan salah satu tugas pokok Program Transformasi Ekonomi Desa Terpadu (TEKAD) di Kawasan Timur Indonesia. Salah satunya terletak di Negeri Olong, Kabupaten Seram Utara, Maluku Utara.

“Salah satu prinsip utama program Tekad adalah pendekatan Kesetaraan Gender dan Inklusi Sosial (GESI), yang memastikan bahwa perempuan, penyandang disabilitas, dan kelompok rentan lainnya dapat berpartisipasi aktif dalam semua tahap perencanaan dan pembangunan ekonomi.” GESI dengan pendekatan Rencana Pembangunan Desa Kabupaten Oron,” kata Koordinator TEKAD Maluku Utara Marlein Manuhutu, Selasa (15 Oktober 2024).

Baca juga: Program TEKAD PDTT Kementerian Rakyat Tingkatkan Status Desa di Kawasan Timur Indonesia

Ia mengatakan berbagai upaya untuk melibatkan perempuan dalam perencanaan pembangunan desa di Kabupaten Ohlone antara lain melalui latihan perencanaan dan pemantauan tahunan serta musyawarah Perencanaan Partisipatif Pembangunan Ekonomi Desa (P3EK).

Marlein mengatakan tanggapan perempuan pada berbagai acara ini sangat menggembirakan, karena mereka mendominasi konferensi baik secara kuantitatif maupun kualitatif.

BACA JUGA: Inilah gagasan Pramono Anung untuk mewujudkan tekadnya meningkatkan lapangan kerja di Jakarta

“Peserta perempuan yang hadir berasal dari berbagai latar belakang, antara lain anggota PKK, kader posyandu, pengusaha, petani, nelayan, perempuan kepala keluarga (janda) dan pedagang ikan lokal (jibu-jibu),” ujarnya.

Marin menjelaskan, perempuan merupakan salah satu kelompok rentan di desa. Mereka jarang dilibatkan dalam proses perencanaan pembangunan. Oleh karena itu, banyak kebijakan di desa yang tidak berpihak pada perempuan.

Baca Juga: Link Live Streaming SEA V League 2024: Tim Bola Voli Putra Bertekad Juara Final

“Karena kami ingin memastikan seluruh kelompok masyarakat tertinggal di desa mempunyai kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dalam pembangunan. Dengan demikian, pembangunan desa tidak hanya fokus pada pertumbuhan ekonomi saja, namun juga fokus pada kesetaraan dan inklusi sosial.”

Sementara itu, warga Desa Oron Maria mengungkapkan, sebelumnya hanya sedikit orang yang terlibat dalam proses perencanaan desa.

Akibatnya permasalahan dan kebutuhan sebagian besar warga negara, khususnya perempuan, tidak pernah terurus dalam kebijakan pembangunan.

Kini, dengan hadirnya TEKAD, perempuan di Negara Bagian Ohlon merasa semakin dihargai dan diakui sebagai pemain penting dalam pembangunan desanya.

“Kami sangat berterima kasih kepada program TEKAD dan pemerintah negara bagian atas kesediaan mereka untuk melibatkan perempuan dalam pertemuan seperti ini. Di masa lalu, kami hanya mempunyai sedikit kesempatan untuk membuat suara kami didengar,” katanya.

Dikatakannya, pada musyawarah P3EK, perempuan bisa menyampaikan gagasan dan pendapatnya mengenai pembangunan desa.

Salah satunya adalah upaya mengatasi pemasaran produk olahan sagu seperti serutan sagu dan mie sagu yang masih belum memiliki legitimasi produk dan kemasan yang representatif. Selain itu, peserta juga menekankan pentingnya penyaluran bantuan secara lebih spesifik agar kebutuhan warga dapat terpenuhi secara efektif.

“Kami berharap program TEKAD dapat membantu mengawal usulan kami untuk dimasukkan dalam Musyawarah P3EK (Perencanaan Partisipatif Pembangunan Ekonomi Kota) dan ke dalam APBD Tahun Anggaran 2025,” tutupnya. /jpnn).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *