saranginews.com, LABUAN BAJO – Pemerintah terus berupaya meningkatkan ketahanan sektor pariwisata terhadap cuaca ekstrem, terutama di destinasi berisiko tinggi seperti Labuan Bajo.
Sebagai Destinasi Pariwisata Prioritas Utama (DPSP), Labuan Bajo merupakan tempat uji coba Impact Forecasting Project (IBF), sebuah sistem informasi peramalan berbasis dampak.
Baca Juga: IFG Labuan Bajo Marathon 2024 Bukan Sekedar Lari Saja
Proyek ini diinisiasi untuk merespon kecelakaan pariwisata yang sering terjadi akibat cuaca buruk pada wisata laut.
Proyek IBF merupakan kerja sama Badan Meteorologi, Iklim, dan Geologi (BMKG), Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) dan Badan Pelaksana Labuan Bajo Flores (BPOLBF).
Baca Juga: Formulir Ziarah Katolik di Labuan Bajo Segera Dibuka
Sistem ini diharapkan mampu memprediksi dampak kejadian cuaca buruk dan memberikan informasi yang dapat mengurangi risiko kecelakaan serta meningkatkan keselamatan dan kenyamanan wisatawan.
IBF merupakan prakiraan cuaca yang mencakup dampak dan respon, berbeda dengan prakiraan cuaca konvensional yang hanya memberikan informasi mengenai cuaca.
Baca selengkapnya: BPOLBF dan Kemenparekraf Jajaki Peluang Investasi di Labuan Bajo Flores
Sistem ini memberikan peringatan dampak langsung, terutama ketika terjadi peristiwa cuaca besar yang dapat mempengaruhi aktivitas pariwisata.
Plt. Direktur Jenderal BPOLBF Frans Teguh mengatakan, Labuan Bajo kerap menghadapi ancaman cuaca buruk, khususnya pada sektor wisata bahari.
“Sistem IBF membantu mencegah dampak negatif cuaca dan meningkatkan keselamatan wisatawan,” kata Frans Teguh dalam keterangannya, Rabu (18/09).
Ida Pramuwardhani, Ketua Pokja Prakiraan Cuaca dan Peringatan Dini, mengatakan BMKG tidak hanya fokus pada cuaca, tetapi juga memberikan informasi lain seperti sistem peringatan tsunami.
Prakiraan yang diberikan oleh BMKG merupakan prakiraan yang benar-benar dialami atau diketahui oleh Peramal Labuan Bajos.
“Kami mendatangi Stasiun BMKG Komodo untuk mengkoordinasikan proses penyiapan pelayanan dan data dasar yang dihasilkan oleh Forecaster BMKG sudah tersedia,” kata Ida. (jlo/jpnn)
Ida juga menjelaskan, informasi cuaca yang diberikan BMKG melalui media sosial juga merupakan salah satu cara BMKG untuk menerapkan dan memfasilitasi informasi cuaca yang lebih tepat sasaran, mengingat informasi cuaca ini sangat diperlukan bagi wisatawan dan mereka sangat peduli dengan cuaca.
BMKG juga telah mengoordinasikan rencana penempatan layar pemantauan BMKG yang dapat menampilkan informasi cuaca di Bandara Labuan Bajo Komodo.