saranginews.com, Jakarta – Anggota Komisi 7 DPR RI Nomor 7 Mukhtarudin mendukung PT Pertamina melalui PT Pertamina Patra Niaga untuk memperluas pendaftaran QR Code untuk Pertalite.
Sebelumnya, Pertamina berhasil mendaftarkan QR Code subsidi BBM Biosolar tanpa kendala.
Baca selengkapnya: Harga minyak tidak bersubsidi berfluktuasi Pengamat: Jangan bingung.
“Langkah Pertamina Patra Niaga dalam menerapkan registrasi QR Code agar subsidi tepat sasaran patut mendapat pujian,” kata Mukhtarudin.
Mereka yang mengajukan program subsidi yang sesuai akan menerima Kode QR.
Baca Juga: Pegadaian Hebat Dapat Penghargaan di PaDi UMKM Expo
Ini akan memberi Anda gambaran detail tentang siapa dan mobil apa yang dibeli Pertalite. Karena Anda perlu menunjukkan Kode QR.
Informasi pengguna ini akan sangat berguna bagi kebijakan pemerintah dalam pengelolaan kendaraan bersubsidi.
Baca selengkapnya: Sun Life & Beyond Sport membantu generasi muda menjadi lebih proaktif dalam mencegah diabetes.
“Dengan mengumpulkan informasi ini Tentu kita bisa mengetahui dengan jelas siapa saja yang menggunakan BBM bersubsidi. Hal ini agar kita dapat mengurangi penipuan atau penyalahgunaan bahan bakar. “Untuk itu perlu adanya kode QR,” kata Muktrudin.
Oleh karena itu, Pertamina Patra Niaga diimbau mendorong pengguna kendaraan roda empat untuk segera mendaftarkan Pertalite QR Code.
Pendaftaran untuk program subsidi yang sesuai juga perlu diperluas dengan mempertimbangkan cakupan regional. Hal ini terutama terjadi di Pulau Jawa, Madura dan Bali (Jamali), dimana konsumsi bahan bakar bersubsidi merupakan daerah yang paling tinggi konsumsinya.
“Jika diperlukan, masyarakat harus menunjukkan QR Code saat membeli Pertalite seperti Biosolar bahkan LPG 3kg, juga harus membawa KTP/NIK,” tegas Mukhtaruddin.
Data registrasi Program Tepat Subsidi MyPertamina digunakan pada Tahap 1 yang meliputi Jawa, Madura dan Bali (Jamali), Riau, Kalimantan Timur. Kalimantan Utara, Gorontalo, Maluku Utara, Maluku dan Nusa Tenggara Timur (NTT)
Proyek percontohan pertama meliputi provinsi Aceh, Bangka Belitung, Bengkulu dan Timika, sedangkan wilayah lainnya akan dilaksanakan pada tahap kedua. (Ji/JPN)